Bangsa Israel adalah Bangsa Terkutuk sekaligus Bangsa Pilihan.




Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (katagori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak Aamiin...

Bangsa Israel adalah bangsa terkutuk sekaligus bangsa pilihan. Ini adalah judul artikel yang membuat kita bingung, karena sudah dikatakan terkutuk namun masih diberi julukan bangsa pilihan. Namun hal ini adalah suatu kenyataan dan fakta yang bersumber dari firman Allah di dalam Al-Qur'an. 

Akhir-akhir ini nama Israel mencuat di pemberitaan baik di medsos, berita koran, dan berita visual seperti TV baik itu milik pemerintah maupun swasta. Hal ini terjadi tak lepas dengan pernyataan sepihak Presidena Adi Daya Amerika Serikat, Donald Trum yang menyatakan Yerusalem ditetapkan sebagai ibu kota Israel. 

Dengan pernyataan Donald Trum, Israel merasa sangat diuntungkan karena seolah dunia akan mendungkungnya walaupun Israel tahu bahwa apa yang menjadi kenyataan adalah penentangan dan penolakkan,  tetapi Israel tetap masih merasa bangga karena pernyaatan itu terucap dari seorang presiden penguasa dunia, (Amerika serikat). Israel sama sekali tidak mengkaitkan dengan agama, apalagi membenturkan antara Kristen dan Islam. Karena kaum Yahudi sampai saat ini tidak mau mengakui Yesus sebagai Tuhan. Dan Juga tidak mau mengakui bahwa Muhammad adalah Nabi Allah. 

Mereka murni bahwa persolan yang dituntut adalah soal rebutan tanah leluhur, tanah yang pernah dijanjikan Allah sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS. Kita kenal sejarah Israel pertama kali nama Israel diberikan kepada Nabi Ya'qub karena berhasil bergulat. (dalam keterang gak ada sumber pasti bergulat dengan siapa?), malaikat atau Tuhan, karena masih terjadi perdebatan tentang ini. Tetapi kaum kristen meyakini bahwa saat itu Ya'qub bergulat dengan Allah), dan akhirnya Ya'qub menang, dan dianugerahi nama "ISRAEL" 

Ini tertulis dalam kitab Taurat di bawah ini :

      Kitab Kejadian :
  • 32:24 Lalu tinggallah Yaqub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
  • 32:25. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yaqub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.  
  • 32:26 Lalu kata orang itu "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing" Sahut Yaqub : "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku"
  • 32:27 "Bertanyalah orang itu kepadanya : "Siapakah namamu?" Sahutnya "Aku Yaqub"
  • 32:28 Lalu kata orang itu : "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yaqub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang"
Dan akhirnya keturunan Yaqub ini disebut kaum ISRAEL hingga saat ini. 
Kaum Israel ini dipercaya dan tertulis juga dalam kita suci Taurat dan Injil sebagai bangsa pilihan Allah, karena Israel lah yang melahirkan Nabi-nabi besar pemimpin umat mulai dari Nabi Ibrahim hingga nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW (karena masih keturunan dari bani Ismail/Putra Ibrahim dari Ibu Siti Hajar. 

Namun bangsa Israel ini juga sering diceritakan sebagai bangsa yang bebal dan keras kepala. Bermula saat keturunan Nabi Yaqub, anak-anaknya yang ingin membuang saudaranya sendiri yaitu Yusuf, dan seterusnya hingga pembangkangan kaum ini kepada Nabi Musa AS dengan menyembah patung lembu/sapi. Walaupun saat itu Allah menunjukkan kuasanya didepan mata orang Israel, ini tetap saja kaum selalu ingkar kepada Allah. Dan karena sifat pembangkangan inilah, yang menyebabkan kaum ini dikutuk tidak dapat menduduki tanah tempat perhentian yang dijanjikan oleh Allah pada kaum Musa AS. ini. 

Dan penegasan bahwa bangsa Israel bukan lagi bangsa pilihan dapat kita jumpai dalam ayat/kitab suci Al-Qur'an. Yang menarik adalah ternyata perseteruan turunan, sejak zaman dulu itu masih abadi hingga kini. Kalau kita hitung menurut sejarah perseteruan mereka sudah hampir 35 Abad. 

Bahwa sejarah mencatat, tak ada perseteruan dan permusuhan yang sedemikian lama, "se-abadi" kasus ISRAEL-PALESTINA, musuh bebuyutan sejak abad 14 sampai sekarang abad ke 21 M. Tak kurang dari 35 abad perseteruan itu belum juga menemukan jalan damai yang diimpikan. Bandingkan dengan perang dingin Rusia VS Amerika yang tak lebih dari satu abad, telah berakhir dengan pecahnya Rusia pasca glasnotst dan perestroika. Perang ideologi besar dunia komunis versus kapitalis juga telah berakhir dengan ambruknya masing-masing ideologi. Komunisme telah luruh menjadi neo-komunisme sejak RRC menjadi negara yang membuka modal kapitalis. Sebaliknya kapitalis juga ambruk seiring runtuhnya ekonomi dunia yang episentrumnya ada di Amerika. Dan kini sedang berproses mencari model baru kapitalisme (Neo-Kapitalisme). 

Ringkasan Sejarah dan Ibrah. 
Bani Israel adalah golongan keturunan Nabi Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim AS, juga dikenal dengan nama Yahudi. Sejarah Bani Israel bermula ketika Nabi Ibrahim AS mengembara bersama pengikutnya menyeberangi Sungai Eufrat menuju Kan'an (kini Palestina). Ibrahim mempunyai dua orang istri. Dari istri mudanya, Siti Hajar, dia dikaruniai seorang anak bernama Ismail. Dari istri tuanya Siti Sarah, dia dikaruniai seorang anak bernama Ishaq.

Sewaktu Ibrahim wafat, meninggalkan putranya yang kedua, Ishaq, di Kan'an dan putranya yang pertama, Ismail di Hedzjaz (kini menjadi wilayah barat kerajaan Arab Sudi, yaitu Makkah, Madinah, dan Jeddah). Konon persaingan dua anak yang berjauhan itu akibat perseteruan dua istri Ibrahim yaitu Sarah dan Hajar yang tidak akur. Apakah dari sinikah awal perseteruan Israil-Palestina tersebut dimulai?. Wallahu'alam. Karena ada yang bergumam, seandainya Ibrahim tidak beristri dua, niscaya dunia tidak seperti ini.  
Baca juga ini : HATI TENTERAM DENGAN TAUHID

Ismail akhirnya menjadi bapak bagi sejumlah besar suku bangsa Arab, garis keturunannya hingga nabi terakhir Muhammad SAW.

Ishaq mempunyai dua anak yakni Isu dan Ya'qub, yang disebut terakhir dikenal juga sebagai Israel dan darinyalah berasal keturunan Bani Israil.

Ya'qub mempunyai dua istri. Dari keduanya, dia dikaruniai 12 orang anak. 
Yakni : Raubin, Syam'un, Lawi, Yahuza (asal kata Yahudi) Yassakir, Zabulun, Yusuf as, Benyamin, Fad, Asyir, Dan, & Naftah.  Dari 12 putranya itulah kemudian keturunannya berkembang. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, orang-orang Israel sudah menjadi satu suku besar dan berpengaruh, mengembara ke berbagai daerah. Akhirnya melalui pantai timur Laut Tengah, mereka sampai ke Mesir (ketika keluarga Ya'qub menemui Yusuf as yang telah menjadi orang kepercayaan Firaun di Mesir).

Di balik kisah keluarga Ya'qub, kebiadaban dan kelicikan anak-anak Ya'qub (baca Bani Israil) sudah terlihat saat mereka tega memasukkan Yusuf as, ke sumur tua karena iri hati lantaran Yusuf lebih disayangi ayahnya. Liciknya mereka tega menyusun skenario alibi bahwa Yusuf dimakan serigala (hal ini dikisahkan di dalam Al-quran Surat Yusuf).

100 tahun di Mesir Bani Israil hidup dalam suasana aman dan makmur, tetapi berikutnya adalah masa-masa pahit karena penderitaan kerja paksa di Piton. Kemudian Nabi Musa (cucu Ya'qub kedturunan dari Lawi) membawa kaumnya kembali ke Palestina. Usaha Nabi Musa AS. untuk membawa Bani Israil masuk Palestina tidak berhasil karena umatnya membangkang hingga Nabi Musa AS wafat. Akhirnya diteruskan oleh shabatnya Yusa bin Nun. Dia membawa mereka memasuki Palestina melalui Sungai Yordan memasuki kota Ariha dengan membunuh seluruh penduduknya. Dengan peristiwa itu mulailah zaman pemerintahan Bani Israil atas tanah Palestina dan mereka berhasil membentuk suatu umat dari berbagai suku bangsa. 

Kehidupan Bani Israel di Palestina itu dapat dibagi dalam tiga zaman. 
Pertama :
Zaman pemerintahan hakim-hakim (lebih kurang empat abad). Pada zaman tersebut, mereka mulai berubah dari cara hidup musafir kepada cara hidup menetap.

Kedua :
Zaman pemerintahan raja-raja (sekitar 1028-933 SM). Pada masa itulah tepatnya pada masa pemerintahan Nabi Daud AS. Bani Israel memasuki masa kejayaan di Palestina.

Ketiga :
Zaman perpecahan dan hilangnya kekuasaan Bani Israil. Setelah meninggalnya Nabi Sulaiman AS kira-kira 935 SM, dia digantikan putranya, Rahub'am, tetapi keluarga Israel yang lain mengangkat saudara Rahub'an. yaitu Yarub'am. Dari sini mulailah Bani Israel memasuki masa perpecahan. 

Sementara itu, kerajaan Mesir di selatan kembali jaya, demikian pula Suriah di utara. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah Israel di Palestina bagai wilayah kecil yang terjepit celah-celah dua rahang mulut musuh yang menganga. Menjelang tahun 721 SM, kerajaan Israel lenyap dihancurkan oleh tentara Asyur (kini Irak).  Dengan demikian, Bani Israel hanya sempat hidup menetap selama periode 1473-586 SM. Setelah itu, mereka berpencar kembali ke berbagai negara, seperti Mesir, dan Irak.  

Kehancuran Israel lebih tragis lagi saat pasukan Romawi menaklukkan Palestina dan menduduki Baitulmaqdis. Panglima Titus Flavius Vepsianus sempat memusnahkan Jerusalem karena terjadi pemberontakan Yahudi di situ.  Akhirnya Bani Israel berhasil menyelamatkan diri lari ke berbagai negara, seperti, Mesir, Afrika Utara, dan Eropa. Dengan ini, mulailah babak baru pengembaraan Bani Israel ke seluruh penjuru dunia. 

Yahudi Tak Akan Bisa Hidup Berdamai. 
Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dia telah menemukan orang-orang Israel sebagai suatu komunitas penting di sana. Maka sebagai penghargaan terhadap mereka, Nabi Muhammad SAWT menyusun Piagam Madinah yang mengatur hidup berdampingan secara damai antara umat Islam dan umat lain, termasuk umat Yahudi,(bangsa Israel). 

Namun kemudian umat Yahudi menghianati perjanjian tersebut, sehingga Al-Qur'an mengutuk mereka (umat Yahudi) secara terus-menerus sebagai orang yang menghianati janji dan mereka diusir dari Madinah.  Diakui Bani Israel memang diberi kelebihan oleh Tuhan berupa otak yang cerdas, tetapi angkuh, sombong, dan rasis. Justru karena keangkuhan dan arogansinya itulah mereka (Bani Israel) dikenal sebagai umat ngeyel, pembangkan. (QS Al-Baqarah) Meski kepadanya Tuhan mengutus beberapa Nabi berurutan, (Ya'qub. Yusuf, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dll).alih-alih mereka tak mentaati nabinya, bahkan ada yang membunuhnya, Kebiadaban yang sulit diceritakan dengan kata-kata. 

Sejak awal pengembaraan ini, sampai abad ke-19 (kira-kira 25 abad), orang Yahudi tidak banyak diperbincangkan. Hanya tercatat bahwa mereka terbuang dari satu daerah ke daerah lain atau terusir dari satu negara ke negara lain, sebaliknya umat Islam menjulurkan tangan kepada mereka. 

Pada akhir abad ke-19 dan seterusnya, keadaan berbalik. Perang dunia I dan Perang Dunia II mengubah nasib bangsa ini. Cita-cita zionisme ditunjang dengan semangat yang tinggi oleh seluruh peserta perang, kecuali Nazi Jerman. Dengan cara khusus, berangsur-angsur umat Yahudi bergelombang memasuki daerah Palestina. 

Komisi persetujuan Amerika-Inggris memberi rekomendasi terhadap satu rombongan besar kaum ini untuk memasuki Palestina. Sampai pertengahan abad ke-20, dalam tempo 30 tahun, mereka yang memasuki Palestina mencapai angka 1.400.000 jiwa, hampir sama dengan penduduk asli Palestina. 

Pada tahun 1947, pemenang Perang Dunia II menghadiahkan satu negara Israel untuk orang Yahudi di Palestina. Negara ini sampai sekarang merupakan duri dalam daging bagi dunia Arab. Akibatnya, negara-negara Arab di satu pihak dan  Israel di pihak lain, merupakan dua kubu yang saling berhadapan. Peperangan antara dua kubu itu tidak putus-putusnya hingga kini, terhangat ditandai dengan serbuan ke jalur gaja yang membunuh ratusan korban tak berdosa. 

Berkedok Historical Right 
Gelombang imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ke Palestina itu didorong oleh semangat zionisme pemimpin Theodor Herzl (1860-1904), mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada  sama sekali. Mereka melihat "Keyahudian" sebagai sebuah nama ras bukan masyarakat beriman/beragama. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama dan penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah seharusnya itu.  

Herzl, sang pendiri zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, lalu dikenal sebagai "Uganda Plan". Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina karena mereka merasa mempunyai hak sejarah (historical right) atas bumi Palestina.  Tegasnya, Palestina dianggap sebagai "tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi "

Sang zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya, bahwa mereka adalah "ras" tinggi dan terpisah. Karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina.  Logika zionisme yang nasionalis, rasis, dan kolonialis inilah yang menginspirasi semua penjajahan dan semua peperangan. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan Timur Tengah, kecuali jika Israel meninggalkan paham zionismenya dan kembali ke agama Ibrahim. 

Warisan tiga agama wahyu yang pro kasih sayang dan persaudaraan : Yudaisme, Nasrani dan Islam. Dipilihnya Palestina sebagai negara zionis karena "historical righ" adalah alasan yang dicari-cari dan dipaksakan. Bukankah sejak abad ke-5 SM Yahudi di Palestina tinggal sedikit yang tersisa, karena menyebar, berlarian mengembara ke seluruh penjuru dunia?. Pantaskah bangsa yang sudah meninggalkan tanah kelahirannya 25 abad, lalu memaksakan diri kembali ke tanah asal dengan klaim mempunyai hak sejarah? 

Dan lebih naif lagi jika semangat (mudik) pulang kampung yang sudah ditinggalkan selama 25 abad, itu harus diikuti dengan peperangan dan membunuh penduduk asli Palestina yang sudah menempatinya ribuan tahun dan puluhan generasi.  
Melihat organisasi zionisme yang rasis, kolonialis, serta tidak bermotif iman dan damai, mestinya Israel bukanlah sekedar musuh Palestina, bukan pula musuh negara-negara Arab, atau bukan pula musuh Islam, tetapi musuh bersama dunia, semua agama yang cinta damai. Sebab jika zionis sekuler yang menjadi mind-set-nya, tidak akan pernah bisa hidup secara damai dengan siapa-pun di mana-pun dengan agama apapun. 
Sebagian tulisan diatas juga saya kutip dari tulisan Sdr. Misbahul Huda, Penggiat dakwah.
Tanggapan dari mas Wawan :
Historis Israel : KitabTaurat/Perjanjian Lama.
  • Israel kini, jaman setelah Nabi Musa AS. adalah : Setelah seluruh keluarga Israel/Ya'qub ke negeri Mesir, lambat laun keturunan mereka tertindas oleh raja Mesir bernama Fir'aun. Kemudian Nabi Musa AS diperintahkan oleh Allah agar mengeluarkan mereka/kaumnya dari Mesir menuju Kana'an (Palestina) (Keluaran 3:8)
  • Tuhan membantu Israel untuk mengalahkan musuh dan meluaskan daerahnya. (kejadian 34:24)
  • Tuhan memerintahkan Israel untuk menumpas dan membinasakan penduduk yang berada di tanah perjanjian. (ulangan 7 :1-2) dalam ulangan 20 :10-14 Tuhan juga memerintahkan kepada Israel untuk menumpas seluruh penduduk negara yang diserangnya, dan merampas wanitanya serta menjarah bendanya. 
  • Sekitar th 992 SM, setelah Nabi Sulaiman wafat, kerajaan Israel pecah menjadi dua. Wilayah Israel bagian utara tetap menggunakan nama Israel, bagian selatan menggunakan nama Yahuda. Keduanya saling berperang selama beberapa tahun. (II Raja-raja pasal 9 dan 10)
  • Karena kerajaan Israel selalu melakukan dosa dan melanggar ajaran Allah, maka Allah menghajar mereka sampai berserakan. (Raja-raja 14:15).
Pada tahun 721-718 SM kerajaan Israel diserang oleh Asyria, dan mereka dibuang dari negaranya menuju ke laut Kaspai. Kemudian mereka hilang entah dimana. (II Raja-raja 17:18). Ayat-ayat Alkitab diatas sudah menjelaskan dengan gamblang kepada kita bahwa Israel itu sudah tidak berhak memiliki hak tanah Palestina. Nabi Musa dulu pun pernah diperingatkan oleh Allah akan hancurnya bangsa Israel ini bila terus melakukan dosa. (ulangan 32:26).
Begitu pula kerajaan Yahuda (Yahudi) karena sudah keterlaluan melakukan dosa-dosa besar, mengakibatkan Allah sangat murka kepadanya, sehingga Dia menghancurkan Yahudi, seperti melenyapkan bangsa Israel. Sebagaiman tertulis dalam (II raja-raja 23:27) .

Artikel ini banyak mengambil referensi dari kitab Taurat atau Perjanjian lama, karena hampir semua isi dari Taurut adalah mengkisahkan bangsa Israel/Yahudi.  

Demikian uraian tentang Bangsa Israel adalah Bangsa Terkutuk sekaligus Bangsa Pilihan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita khususnya tentang Palestina dan Israel. Yang saat ini sedang bergejolak lantaran pernyataan sepihak Donald Trum (Amerika Serikat). 

0 Response to "Bangsa Israel adalah Bangsa Terkutuk sekaligus Bangsa Pilihan. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel