Hakekat dan Hikmah Shalat 5 Waktu


http://www.rasiyambumen.com/2017/09/hakekat-dan-himah-shalat-5-waktu.html

Kajian Khazanah Islam (katagori posting Sholat)

Pembaca budiman, Rahamat serta Bimbingan-Nya selalu mengiringi seluruh aktivitas kita di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan menuju Ridhonya di Akhirat kelak. Aamiin...
Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam mempost materi : "Hakekat dan Hikmah Sholat 5 Waktu".

Salah satu penjelasan yang disampaikan Ibnul Qoyyim, tentang kelalaian hati yang terjadi diantara shalat yang satu dengan shalat yang lainnya, dan beliau pun menjelaskan bahwa kelalaian hati tersebut hakekatnya adalah sebuah kegersangan dan kekeringan hati akan hidayah Allah Swt. 

Keutamaan Shalat.
Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar berdasarkan informasi Alqura'n dan As-Sunnah. Maka pada hakekatnya shaalat adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap hamba Allah, dan bukan sama sekali sebagai beban yang memberatkannya, bahkan shalat hekekatnya adalah sebuah aktivitas yang sangat menyenagkan bagi seorang hamba.

Rasulullah saw, memberi perumpaan tentang shalat yang sangat indah, yang menunjukkan bahwa ia adalah sebuah kebutuhan dan kegembiraan hati orang-orang yang beriman, karena dengannya Allah menghapuskan dosa hamba-Nya. Beliau bersabda : 

«أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ ؟ ». قَالُوا :لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ: « فَذَلِكَ مثل الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

"Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, Menurut Anda apakah itu akan menyisakan kotorannnya?. Para shabat menjawab "Tidak" Pasti tidak menyisakan sedikit pun kotarannya. Lalu Beliau bersabda: "Maka begitulah perumpamaan shalat 5 waktu, dengannya. Allah menghapus dosa-dosa (Hamba-Nya)" (HR. Bukhari no.528 dan Muslim n0.667). 

Maka pantaslah jika shalat yang dilakukan dengan baik dan benar akan dapat mencegah pelakukanya dari perbutan keji dan mungkar
Firman Allah Swt. sebagai berikut :    (Al-Ankabuut : 45) إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ  
" Sesungguh shalat itu mencegah pebuatan yang keji dan mungkar" (QS Al-Ankabuut : 45) 

Selain dapat mencegah keji dan mungkar, shalat juga akan menghasilkan ketakwaan kepada Allah Swt, dan sekaligus mendorong pelakukan untuk senantiasa ingat kepada Allah dari waktu kewaktu. Di tengah-tengah kesibukan dunia yang sangat menyita waktu dan melelahkan serta membuat hati tidak tenang, shalat juga dapat sebagai penyejuk dalam kegelisahan. Maka Allah swt. memerintahkan kita untuk mendirikan shalat agar selalu ingat kepada Allah Swt. Dan orang yang selalu ingat kepada Allah pasti akan mendapat jalan keluar dalam kesulitan dan ketenangan hati.

Allah berfirman : (QS Thaha : 14)  وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي  "Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku"

Barangsiapa yang mampu memahami dan menghayati dengan baik lautan mutiara hakekat ibadah shalat, maka shalat akan menjadi amalan yang sangat indah dan menyenagkan dan ini terjadi pada diri Rasullah saw. beliau bersabda : جعلت قُرَّة عَيْني فِي الصَّلَاة dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada saat mengerjakan shalat. (HR. An-Nasaa'i dan Ahmad dan selain keduanya Hadits shoheh).  

Hakekat Shalat.
Ibnul Qoyyim rahimahullah, merincikan hakekat shalat, "Tidak dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang meng-Esakan Allah, dan puncak keadaan orang-orang yang jujur dan paremeter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah Swt. 

Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamban-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk dapat melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat mereka memperoleh kemuliaan dari-Nya dan keberuntungan karenaa dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan anugrah dan karunia Allah untu mereka. 

Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah. Dalam shalat, Allah menjadikan bagian (anugrah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu hati dapat menghadap kepada Rabb-nya, dan merasa gembira, juga merasakan kelezatan selalu berdekatan dengan-Nya.
Baca juga yang ini ISLAM ADALAH AGAMA YANG MUDAH

Kelalaian diantara shalat yang satu dengan shalat yang lainnya.
Ibnul Qoyyim rahimahullah, menjelaskan tentang hal ini, "(Dalam shalat 5 waktu), diantara dua shalat, pada diri seorang hamba (bisa saja) terjadi kelalaian, kegersangan, kekerasan dan keberpalingan hati, ketergelinciran serta kesalahan-kesalahan, hingga (hal ini) menjauhkan hatinya dari Rabb-Nya, menyingkirkan dari kedekatan dengan-Nya lalu, jadilah sebuah hati yang terasing dari peribadatan kepada-Nya" (Asraarush Shlaah, Ibnul Qoyim Hal 10).

Memperbarui Panggilan Shalat.
Ibnul Qyyim rahimahullah, juga menjelaskan hikmah diulang-ulangnya panggilan shalat sehari semalam lima kali. Beliau bertutur : "Taktkala kekeringan (kelalaian hati) senantiasa mengancam dari waktu ke waktu dan kegersangan jiwa datang silih berganti, maka panggilan untuk menghadiri hidangan hati (Shalat) selalu diperbarui dari waktu ke waktu, sebagai rahmat dari Allah bagi hati itu.
Sehingga ia senantiasa memohon siraman (hujan yang bermanfaat) kepada Dzat yang di tangan-Nya ada hujan yang mengguyur hati  tersebut, ia memohon hujan rahmat-Nya agar tidak kering, yang diharapkan dapat menumbuhkan benih dan berbuah keimanan dan agar tidak terputus dari material pertumbuhan keimanan. (Dzauqus Shalah, Ibnul Qoyyim . Hal 9).

Shalat Adalah Hidangan Hati.
Selanjutnya Ibnul Qayyim rahimahullah, menggambarkan tentang ibadah shalat dengan gambaran yang sangat indah, agar kita benar-benar merasa bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan ini. 
Beliau mendeskripsikan hal ini dengan mengatakan :
"Ketika Allah Swt menguji seorang hamba dengan ujian syahwat dan sebab-sebab yang mengatarkan kepadanya, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, maka tuntunan kesempurnaan hikmah-Nya dan Ihsan-Nya kepada hamba tersebut, Allah persiapkan baginya sebuah hidangan bagi hatinya yang mengumpulkan beraneka ragam warna, persembahan, selera dan anugrah. Allah mengundang hamba tersebut untuk menghadiri jamuan hidangan shalat itu dalam sehari 5 kali, dan menjadikan setiap macam dari hidangan tersebut, sebuah kelezatan, manfaat dan kemaslahatan tersendiri bagi hamba yang diundang untuk menyantap hidangan tersebut, yang tidak didapatkan dalam macam hidangan yang lain  (dalam shalat yang lainnya) agar menjadi sempurna kelezatan yang dirasakan oleh hamba itu dalam setiap macam peribadatan (Shalat). Allah juga hendak memuliakannya dengan segala jenis kemuliaan, sehingga setiap perbuatan ubuddiyyah (peribadatan) itu dapat menghapus yang tercela dan hal yang Dia benci, dan agar Allah mengajarnya dengan cahaya yang khusus, kekuatan dalam hati dan anggota tubuhnya serta pahala yang khusus pada hari perjumpaan dengan-Nya" (Dazuqush Shalah, Ibnul Qayyim Hal 8).

Pada penjelasan di atas, Ibnul Qoyyim rahimahullah, telah menjelaskan tentang kegiatan hati yang terjadi diantara shalat yang satu denga shalat yang lain. Pada ucapan yang lainnya, beliau  pun menjelaskan kelalaian hati tersebut hakikatnya adalah sebuah kegersangan dan kekeringan, beliau berkata " Kelalaian yang menimpa hati merupakan kekeringan dan kegersangan, namun selalgi hati tersebut mengingat Allah dan menghadap kepada-Nya (dengan melaksanakan shalat), maka itu merupakan hujan rahmat-Nya yang dicurahkan kepadanya, seperti hujan yang mengguyur. Namun jika hati lalai, maka ia akan mengalami kegersangan sesuai dengan sedikit-banyaknya kelalaian yang menimpanya, lalu jika kelalaian itu sudah menguasainya, maka tanahnya menjadi kering dan mati dan akhirnya menjadi tak bertanam dan kering kerontang, serta api syahwat siap membakar dari segala sisi, seperti angin kering yang siap membakar apapun" (Dzauqush Shalah, Ibnul Qayyim. Hal 9).

Demikian materi yang cukup singkat ini semoga bermanfaat. Dan akan menjadi amalan yang berpahala dengan  mengetahui Hakekat Hikmah shalat 5 waktu. Sekali lagi semoga bermanfaat. Aamiin..


Referinsi :
Dzauquqush Shalah, Ibnul Qayyim. 
Al-Mausuu'ah Al-Fiqhiyyah, Syaikh Husain Al-Awwaaisyah
Asraarush Shallaah, Ibnul Qoyyim. 

Sumber : https:/muslim.or.id/25200-hakekat-shalat. 

0 Response to "Hakekat dan Hikmah Shalat 5 Waktu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel