Bolehkah Jamak Taqdim "Dzuhur - Ashar", Dzuhurnya Bermakmum Pada Imam Mukim?.

 

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Sholat) 

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, berharap mendapatkan kebahagiaan dan menyandarkan Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 
 
Sesuai dengan judul, adalah sebuah pertanyaan. Dengan kurangnya wawasan kami terkait fiqih shalat, yang berkenaan dengan jamak, baik Taqdim, Takhir, maupun Qasar, bolehkah kami seorang musyafir yang memang kerja kami adalah orang yang selalu berjalan hingga kadang tiga hingga tujuh hari di perjalanan.   
Bagaimana hukumnya tatacara shalat, taqdim, takhir dan qasar

Dari pertanyaan judul di atas, kami rinci dengan seingkat namun berusaha untuk menjawab dengan benar dan lengkap.  

1. Boleh seorang musafir shalat dzuhur dan ashar (jamak taqdim), meskipun untuk shalat dzuhurnya bermakmum kepada imam mukim, (imam ditempat anda menjamak) yang mana shalat dzuhur dikerjakan sempurna empat rakaat dan tidak menjamak. 
Syaratnya, pada saat mengikuti imam dalam shalat dzuhur itu, musafir tidak boleh mengqashar, tetapi harus mengikut "itmam" (pekerjaan shalat dengan 4 raka'at), sebab musafir tidak boleh mengqashar shalat jika bermakmum kepada imam yang shalat "itmam".  
Catatan : Intinya jangan mengqashar jamak taqdim atau takhir, ketika ikut shalat dengan imam mukim. 
 
Kebolehan menjamak meskipun shalat pertama dikerjakan bersama dengan cara bermakmum kepada imam mukim, (tidak bermakmum sesama musafir) atau mengerjakan kepada imam "itman" adalah karena musafir berda dalam keadaan udzur menjamak. 
Orang yang mempunyai udzur menjamak, boleh menjamak shalat dan tidak ada larangan untuk bermakmum kepada imam mukim selama dia megikuti dalam hal "itman". 
 
Oleh sebab itu, boleh saja musafir bermakmum kepada imam mukim dengan shalat "itman" , setelah itu dia melanjutkan shalat ashar dengan niat menjamak.  Bahkan boleh juga dia melanjutkan shalat ashar dengan cara mengqashar sekalipun, yang berarti dia mengerjakan dan mengqashar. Al-Hishni berkata sebagai berikut
 وكما يجوز الْجمع بَين الظّهْر وَالْعصر يجوز الْجمع بَين الْجُمُعَة وَالْعصر (كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار (ص: ١٤٠)
 "Sebagaimana boleh menjamak antara dzuhurdengan Ashar maka boleh juga menjamak anatarashalat Jum'at dengan shalat Ashar" (Kifayatu Al-Akhyar hal. 140).  

Dalam nukilan di atas kebolehan menjamak antara shalat jum'at dengan ashar menjunjukkan bolehnya menjamak antara shalat dzuhur yang mana shalat dzuhurnya dikerjakan dengan bermakmum kepada imam mukim, sebab shalat jum'at diselenggarakan oleh imam mukim, bukan imam musafir. 

2. Untuk niatnya, maka pada shalat dzuhur, sudah wajib diniatkan menjamak. Sebab syarat shalat menjamak taqdim, adalah ada niat menjamak pada saat melakukan shalat pertama.  Niat tersebut dapat dilakukan pada takbiratul ihram, bisa juga saat sedang melakukan shalat dzuhurnya, dan bisa juga pas salam. Yang penting jangan sampai baru niat setelah selesai shalat dzuhur. An-Nawawi berkata sebagai berikut : 
 الْأَمْرُ الثَّانِي: نِيَّةُ الْجَمْعِ. وَالْمَذْهَبُ أَنَّهَا تُشْتَرَطُ. وَيَكْفِي حُصُولُهَا عِنْدَ الْإِحْرَامِ بِالْأُولَى أَوْ فِي أَثْنَائِهَا أَوْ مَعَ التَّحَلُّلِ مِنْهَا (روضة الطالبين وعمدة المفتين (1/٣٩٦
(Ada tiga hal yang disyaratkan dalam shalat jamak taqdim).
Madzhab Syafi'i menetapkan bahwa niat menjamak itu disyariatkan dan sudah cukup dianggap merealisasikan jika dilakukan pada takbiratul ihram pada shalat yang pertama, atau pada saat melakukan shalat yang pertama itu, atau bersamaan dengan dengan salam untuk mengakhiri shalat pertama itu".
 
Untuk niat tidak harus dilafadzkan. Boleh cukup di hati saja (dibatin). Jika mau melafadzkan maka bisa mengucapkan sebagai berikut : 
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعًا مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ
"Saya niat shalat dzuhur dijamak dengan ashar, yakni jamak takdim".    Wallahu'alam Bishawab.

Demikian uraian singkat materi "Bolehkah Jamak Taqdim "Dzuhur-Ashar", Dzuhurnya Bermakmum Pada Imam Mukim?.  Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita dalam pengamalan ibadah, khususnya shalat Jamak. Aamiin...

0 Response to "Bolehkah Jamak Taqdim "Dzuhur - Ashar", Dzuhurnya Bermakmum Pada Imam Mukim?."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel