Hati-hati Tak Ada Maslahat Yang Didapat, Jika Beribadah Tanpa Ilmu.

 

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk mendapatkan kebahagiaan dan menyandarkan Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...
 
Kaum muslimin, mengamalkan/mengerjakan ibadah sebanyak-banyaknya memang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Namun dalam beribadah juga harus diikuti dengan ilmu yang benar. Sebab setiap mengamalkan ibadah dalam Islam, telah ada dalillnya. 
 
Hal ini telah disepakati oleh para ulama dengan dalil yang bunyi sebagai berikut : 
 الأصل في العبادات التحريم  "Hukum asal ibadah adalah haram (maka harus ada dalilnya)". 
Hukum asal ibadah adalah haram hingga ada turunnya firman Allah atau hadits Nabi SAW. Maka untuk itu sangat diperlukan ilmu ketika kita akan melakukan ibadah. 
 
Dari Ibnul Qayyim rahimahullah ia berkata : 
العَامِلُ بِلاَ عِلْمٍ كَالسَّائِرِ بِلاَ دَلِيْلٍ وَمَعْلُوْمٌ أنَّ عَطَبَ مِثْلِ هَذَا أَقْرَبُ مِنْ سَلاَمَتِهِ وَإِنْ قُدِّرَ سَلاَمَتُهُ اِتِّفَاقًا نَادِرًا فَهُوَ غَيْرُ مَحْمُوْدٍ بَلْ مَذْمُوْمٌ عِنْدَ العُقَلاَءِ
"Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang berjalan tanpa ada penutun. Sudah kita maklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun, akan mendapatkan kesulitan dan sulit untuk selamat. Taruhlah ia bisa selamat, namun hal itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja tidak dipuji bahkan dapat celaan".  

Guru dari Ibnul Qayyim yaitu Ibnu Taimiyah rahimahullah, juga berkata : 
مَنْ فَارَقَ الدَّلِيْلَ ضَلَّ السَّبِيْل وَلاَ دَلِيْلَ إِلاَّ بِمَا جَاءَ بِهِ الرَّسُوْلُ
"Siapa yang terpisah dari penunjuk jalannya, maka tentu ia akan tersesat. Tidak ada penuntun yang terbaik bagi kita, selain dengan mengikuti Rasul shalallahu 'alaihi wasallam" 
 
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah juga berkata : 
العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ فَاطْلُبُوْا العِلْمَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِبَادَةِ وَاطْلُبُوْا العِبَادَةَ طَلَبًا لاَ تَضُرُّوْا بِالعِلْمِ فَإِنَّ قَومًا طَلَبُوْا العِبَادَةَ وَتَرَكُوْا العِلْمَ
"Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beribadah tanpa ilmu hanya akan membuat kerusakan, dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh namun jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah namun jangan sampai meninggalkan ilmu.
Karena ada segolongan orang yang beribadah namun meninggalkan belajar" (Lihat "Miftah Daris Sa'adah" karya Ibnul Qayyim 299-300)

Umar bin Abdul Adzis juga pernah berkata : 
مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
"Barang siapa beribadah tanpa ilmu, tak ada maslahat yang diperolehnya" 

Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada kemaslahatan yang diperolehnya. (Majmu' Al Fatwa karya Syakhul Islam Ibnu Taimiyah bab 2 hal 282). 

Pentingnya Ilmu Dalam Beribadah.
Begitu pentingnya menuntut ilmu untuk beramal agar tidak terjadi kesalahan sebagaimana firman Allah berikut ini : 
 يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
"Mereka menanyakan kepadamu "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?"  Katakanlah "Dihalalkab bagi yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajari dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya" (QS, Al-Maidah/5 : 4)
Dengan demikian jelaslah bahwa hukum beribadah tanpa ilmu tidaklah dianjurkan dan dapat menjerumuskan pada perbuatan yang salah dan melenceng. 

Akibat Beribadah Tanpa Ilmu.
Seseorang yang beribadah tanpa ilmu akan menyebabkan kesesatan dan terjerumus dalam bid'ah.  Nabi Shalallahu'Alaihi Wasallam bersabda : 
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut ditolak. (HR. Buhkar no. 20 dan Muslim no. 1718) 

Ada pula hadits lain, dari Al-Irbadh bin Sariyah, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda : 
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Hati-hatilah dengan perkara baru dalam agama. Karena setiap perkara baru dalam agama, adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat" (HR. Abu Daud no. 4604, Turmidzi no 2676, An-Nasa'i no. 46, Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shoheh). 

Perbedaan Ibadah Dengan Non-Ibadah.
Ibnu Taimiyah lebih memperjelas kaedah untuk membedakan ibadah dan non-ibadah. Beliau rahimahullah berkata : 
إنَّ الْأَصْلَ فِي الْعِبَادَاتِ التَّوْقِيفُ فَلَا يُشْرَعُ مِنْهَا إلَّا مَا شَرَعَهُ اللَّهُ تَعَالَى . وَإِلَّا دَخَلْنَا فِي مَعْنَى قَوْلِهِ : { أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ } . وَالْعَادَاتُ الْأَصْلُ فِيهَا الْعَفْوُ فَلَا يَحْظُرُ مِنْهَا إلَّا مَا حَرَّمَهُ وَإِلَّا دَخَلْنَا فِي مَعْنَى قَوْلِهِ : { قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا } وَلِهَذَا ذَمَّ اللَّهُ الْمُشْرِكِينَ الَّذِينَ شَرَعُوا مِنْ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَحَرَّمُوا مَا لَمْ يُحَرِّمْهُ
"Hukum asal ibadah adalah tawqifiyah (dilaksanakan jika ada dalil). Ibadah tidaklah diperintahkan sampai ada perintah dari Allah. Jika tidak maka termasuk dalam firman Allah yang artinya sebagai berikut :
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menyasari'atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?". (QS, Asy Sura' :21).
 
Sedangkan perkara adat (non-ibadah), hukum asalnya adalah dimaafkan, maka tidak ada larangan untuk dilakukan, sampai datang dalil larangan. Jika tidak, maka termasuk firman Allah yang artinya sebagai berikut :
"Katakanlah"Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebgiannya) halal)" (QS, Yunus : 59).
 
Oleh karena itu Allah mencela-orang-orang musyrik yang membuat syari'at yang tidak diizinkan oleh Allah dan mengharamkan yang tidak diharamkan. (Majmu' Al-Fatwa 29 :17)  
Itulah penjelasan singkat mengenai hukum melakukan ibadah tanpa ilmu. Wallahu 'alam Bishawab. 
 
Demikian uraian singkat materi "Hati-hati Tak Ada Maslahat Yang Diperoleh Jika Beribadah Tanpa Ilmu". Semoga bermanfaat dan mudah-mudahan akan menambah khazanah limu dalam pemahaman beribadah di dalam agama Islam yang mulia ini. Aamiin...

0 Response to "Hati-hati Tak Ada Maslahat Yang Didapat, Jika Beribadah Tanpa Ilmu."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel