Bacaan Shalat Witir, Dengan Penjelasan Lengkap.


JADWAL SHOLAT

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Shalat)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Sesuai judul, terkait shalat witir kami akan jelaskan bagaimana cara mengamalkannya dengan benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.   Shalat witir adalah salah satu shalat Sunnah yang sangat dianjurkan untuk kita kerjakan.  

Secara istilah shalat witir adalah shalat yang dikerjakan pada rentang waktu antara shalat isya' hingga terbitnya fajar. 

(Al-khulashah al-Fiqhiyhah 'ala mazdhabi as-Sadati as-Syafi'iyyah, hlm. 165).  Dinamakan witir karena shalat tersebut ditutup dengan satu rakaat, berbeda dengan shalat-shalat yang lain. (al-Fiqhu al-Manhaji 1/216).  

Diantara dalil yang mendasari diperintahkannya shalat witir adalah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, :  يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوْا فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ  "Wahai ahlul qur'an kerjakanlah shalat witir karena Allah itu ganjil dan suka dengan yang ganjil" (HR. Abu Dawud 1416) 

Waktu Pelaksanaan Shalat Witir.
Shalat witir dapat dikerjakan dalam rentang waktu antara shalat Isya' sampai terbitnya fajar shadiq.  Tetapi yang lebih utama dikerjakan setelah akhir shalat malam. (al-Fiqhu al-Manhaji 1/217). 

Jika seseorang menjama' shalat Maghrib dengan shalat Isya' dengan cara jama' taqdim yaitu dikerjakan pada waktu maghrib, maka waktu witir dikerjakan setelah shalat Isya' meskipun belum masuk shalat 'Isya. (sebab Jamak Takdim). Jika seseorang mengerjakan shalat witir sebelum mengerjakan shalat Isya', maka shalat witir yang ia kerjakan tidak sah, sebab belum masuk waktunya. Tetapi jika ia mengerjakannya kerena lupa maka ia harus ulangi shalat witir tersebut. 
(Al-khulashah al-Fiqhiyhah 'ala mazdhabi as-Sadati as-Syafi'iyyah, hlm. 165)

Waktu Mengerjakan Shalat Witir Yang Paling Utama.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا  "Jadikanlah witir sebagai akhir dari shalat malam kalian"  (Muttafaq 'alahi). 
Lebih utama mengerjakan shalat witir di akhir shalat malam jika diharapkan dapat shalat di akhir malam. 
"Adapun jika seseorang khawatir tidak dapat bangun malam untuk shalat, maka shalat witir dikerjakan setelah mengerjakan shalat Isya' beserta shalat sunnahnya" ((al-Fiqhu al-Manhaji 1/217). 
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
مَنْ خَافَ أَنْ لا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ  فَإِنَّ صَلاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ (رواه مسلم (755)
"Barang siapa khawatir tidak dapat shalat di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di awal malam, dan barang siapa mampu bangun malam, hendaklah shalat witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan (malaikat) dan hal tersebut lebih utama" (HR. Muslim no. 755)

Demikian juga dalam hadits Abu Hurairah radiyallahu 'anhu :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ. رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata,  "Kekasihku Shalallau alaihi wa sallam memberi wasiat kepadaku tiga perkara : puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua raka'at dan shalat witir sebelum aku tidur". (Muttafaqun 'alaihi)

Jika seseorang sudah shalat witir di awal malam kemudian bangun di akhir malam, untuk mengerjakan shalat tahajud, maka ia kerjakan shalat tahajud tersebut dengan salam setiap dua raka'at. dan jangan melakukan shalat witir. Sebab shalat witir hanya boleh dilakukan satu kali dalam semalam. Nabi Shallahu alaihi wa sallam bersabda : لاَ وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ  "Tidak ada dua witir dalam satu malam" (HR Ahmad no.15704, Abu Dawud no. 1227, Nasai no.1661 dan Tirmidzi no. 432 dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)

Perbedaan Antara Shalat witir dan Shalat tahajud.
Shalat tahajud dan shalat witir adalah bagian dari shalat malam. Tetapi terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, diantaranya : 
Pertama : Jumlah rakaat shalat witir harus ganjil (tidak boleh genap).  Adapun jumlah rakaat shalat tahajud, jumlahnya harus genap. 
Kedua : Jumlah maksimal raka'at shalat witir, 11 raka'at. Adapun jumlah rakaat shalat tahajud tidak terbatas. 
Ketiga :  Shalat witir dapat dikerjakan sebelum tidur. Adapun shalat tahajud dikerjakan setelah bangun dari tidur. 
Ditinjau dari sisi ini, jika shalat witir dikerjakan setelah bangun tidur, maka bisa juga disebut dengan shalat tahajud. 

TATA CARA SHALAT WITIR
Secara umum tata cara shalat witir, sama dengan shalat lainnya. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan, berkaitan dengan tasyahud dan salam.  Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa jumlah minimal rakaat shalat witir adalah satu ra'aat, dan maksimalnya adalah 11 raka'at.  Nabi SAW bersabda صلاة الوتر ركعة في آخر الليل
"Shalat witir itu satu rakaat di akhir malam"  (HR. Muslim no. 752)
Dalam kesempatan lain Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda : 
وَعَنْهُ ، قَالَ : كَانَ النَّبيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ .مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Ibnu Umar r.a berkata; Nabi shalallahu alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam dua rakat salam, lalu witir satu rakaat". (Muttafaqun alaihi, [HR. Bukhari no, 990 dan Muslim no 749]. 
Adapun dalil yang menunjukkan jumlah maksimal rakaat shalat witir 11 rakaat adalah hadits Syayidah Aisyah radiyalllahu 'anha beliau mengatakan : 
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
"Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah rakaat dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 rakaat"  (HR. Bukhari no.1147 dan Muslim no. 738). 
Sebagaimana yang telah disebutkan jumlah minimal rakaat shalat witir adalah satu rakaat. Apadun bentuk sempurna yang paling minimal adalah tiga rakaat. kemudian lima rakaat, tujuh rakaat, sembilan rakaat, dan maksimal sempurna sebelas rakaat. 
Al-Allamah ar-Ramli rahimahullah mengatakan : " Bentuk minimal yang sempurna adalah tiga rakaat dan yang lebih sempurna dari itu lima rakaat, kemudian tujuh rakaat. Adapun bentuk sempurna yang masimal adalah sebelas raka'at.  (Nihayatul Muhtaj II/112). 

Berikut Tata Cara Dari Masing-Masing Bentuk di Atas :
Shalat witir 1 rakaat.
Jika shalat witir satu rakaat maka cara mengerjakannya sebagaimana shalat yang lainnya. Yaitu dimulai dari takbiratul ihram, bersaam dengan niat dalam hati, kemudiam membaca surat Al-Fatihah, membaca surat yang lain, Ruku'  'Itidal, sujud pertama, duduk diantara dua sujud, kemudian sujud untu yang kedua kalinya, dan setelah yang sujud kedua ini, langsung tasyahud kemudian salam. 

Shalat witir 3 rakaat.
Jika shalat witir yang dikerjakan berjumlah 3 rakaat, ada dua cara yang dapat dilakukan : Cara pertama shalat dikerjakan dengan dua salam, yaitu mengerjakan dua rakaat kemudian salam, dan setelah itu shalat lagi dari awal dengan takbiratul ihram baru untuk mengerjakan satu rakaat yang tersisa kemudian salam.  Cara ini adalah cara yang paling baik.
Hadits yang menunjukkan cara ini adalah hadits dari Syayyidah "Aisyah radiyallahu anha beliau berkata : 
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat malam atau taraweh setelah shalat 'isya - manusia menyebutnya shalat Atamah - hingga fajar 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau ber-witir 1 rakaat". (HR. Muslim)
#Cara kedua : Shalat dikerjakan dengan satu salam, padaa rakaat ketiga atau terkhir. Pada cara ini, ketika sudah selesai dari sujud kedua pada rakaat kedua, pada rakaat kedua langsung bangkit menuju rakaat ketiga, kemudaian mengerjakan seperti pada rakaat sebelumnya sampai tasyahud kemudian salam.  Cara ini juga ditunjukkan dari hadits Syayyidah 'Aisyah radiyallahu anha beliau berkata : Yang artinya : "Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidak salam pada dua rakaat pertama shalat witir"  (Al-Hakim dalam Mustadrak no. 1139, beliau katakan shahih sesuai syar Bukhari dan Muslim). 

Dalam hadits lain dari Ubay bin Ka'ab beliau berkata : 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
"Adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat witir dengan (surat al-'Ala), pada rakaat pertama, rakaat kedua membaca (surat Al Kafirun) dan pada rakaat ketiga membaca (surat al-Ikhlas). Dan apabila sudah salam beliau membaca (Subhanal Malikil Qudus) sebanyak tiga kali". 

Shalat Witir Lebih dari Tiga Raka'at. 
Jika shalat witir yang dikerjakan lebih dari tiga rakaat, baik itu lima, tujuh, sembilan atau sebelas raka'at, ada tiga cara pengamalannya. 

Cara pertama : 
Setiap selesai dua rakaat, salam ditutup dengan satu rakaat terakhir. 
Misalnya kita ingin witir 5 rakaat, maka yang kita lakukan shalat dua rakaat kemudian salam, setelah itu kemudian shalat dua rakaat lagi lalu salam, dan yang terakhir shalat 1 rakaat  lalu salam. 
Demikian juga jika rakaat lebih dari lima rakakaat, semisal tujuh rakaat atau sebelas rakaat. Cara ini adalah lebih baik daripada #cara kedua, dalam bentuk memperbanyak niat, doa iftitah dan doa di akhiar shalat. 
Dalil yang menunjukkan cara ini adalah dari Sayyidah 'Aisyah radiyallahu anha, riwayat Muslim yang tyelah diseutkan sebelumnya. 
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يُصَلىِّ فِيْمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ – وَ هِيَ الَّتِي يَدْعُوْ النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلىَ الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلَّمُ بَيْنَ كُلّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat malam atau taraweh setelah shalat 'isya - manusia menyebutnya shalat Atamah - hingga fajar 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau ber-witir 1 rakaat". (HR. Muslim 736)

Cara Kedua : 
Shalat dengan dua salam yaitu pada rakaat terakhir dan rakaat sebelum terakhir.
Contohnya jika kita ingin mengerjakan shlat witir 5 rakaat, maka kita shalat 4 rakaat  kemudian tasyahud pada rakaa't ke 4 kemudian salam.  Setelah itu shalat 1 rakaat kemudaian salam. Cara ini lebih baik daripada cara ketiga. 

Cara ketiga :
Shalat sejumlah rakaat yang diinginkan dengan salam hannya satu kali di akhir rakaat. 
Semisal kita ingin shlat witir 5 rakaat, maka kita kerjakan 5 rakaat langsung, dan dirakaat terakhir duduk tasyahud kemudian salam.  Untuk cara ketiga ini, bisa dengan satu tasyahud di rakaat terakhir, bisa pula dengan dua tasyahud yaitu tasyahud di rakaat sebelum rakaat terakhir dan satu di tasyahud rakaat terakhir. Namun lebih baik dengan stu tasyahud di rakaat terakhir.   Misalnya kita akan shalat witir 5 rakaat, maka kita dapat tasyahud di rakaat terakhir. (di rakaat ke 4 dan rakaat ke 5). 
Dalam hadits dari Sayyidah 'Aisyah radiyallahu anha beliau berkata : 
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ فِى آخِرِهَا.
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat. Lalu beliau berwitir dari shalat malam tersebut dengan lima rakaat. Dan beliau tidak duduk tasyahud dalam tiap-tiap rakaat, kecuali pada rakaat terakhir. (HR. Muslim no 737). 

Bacaan Shalat witir.
Jika shalat witir yang dikerjakan tersebut 3 rakaat, maka setelah membaca surat al-Fatihah disunahkan membaca :
Pada rakaat pertama membaca surat al-'Ala, pada rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat ketiga membaca surat al-Ikhlas, dan al-Mu'awidzatain (Surat al-Falaq dan An-Nas).  Jika shalat witir yang dikerjakan berjumah lebih dari tiga rakaat, maka ketentuan tersebut diberlakukan pada tiga rakaat yang terakhir.  Wallahu 'alam bishowab. 

Demiian uraian singkat materi "Bacaan Shalat Witir, Dengan Penjelasan Lengkap". Semoga bermanfaat dan menambah khazanah perbendaharaan ilmu. Aamiin...

0 Response to "Bacaan Shalat Witir, Dengan Penjelasan Lengkap."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel