Khutbah Jum'at, Judul : Keikhlasan.

Khutbah Jum'at Menjaga Keikhlasan. 

 Khutbah ke-I  


Kaum Muslimin Sidang Jum'at Rahimakumullah,
Segala puji milik Allah, hanya kepada-Nya kita haturkan rasa syukur yang tiada henti-hentinya, dengan memuji-Nya. Memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampunan kepada-Nya, atas segala dosa yang pernah kita lakukan, serta meminta perlidungan kepada-Nya dari keburukan diri, dan amal kita. 

Shalawat serta salam semoga senatiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, tabi'n, tabiut-tabi'in, dan kepada kita yang hingga saat ini bahkan detik ini, masih istiqamah mengamalkan risyalahnya, mudah-mudahan mendapat syafa'atnya di yaumil akhir kelak. Aamiin.

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan kepada para jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita, dengan takwa yang sebanar-benarnya, mematuhi seluruh perintah-Nya dan berusaha dengan sungguh-sungguh meninggalkan segala larang-Nya. Hanya dengan kedua jalan itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia hingga akhirat kelak. Aamin ya robbal 'alamin.

Kaum Muslimin Sidang Jum'ah Rahimakumullah, 
Dalam surat Al-A'raaf ayat 16 dan 17 dikisahkan bahwa syetan dengan sombongnya berbicara kepada Allah, dan disertai nada protes kepada-Nya. :
"Iblis berkata : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) meraka dari jalan Engkau". (QS, Al-A'raaf : 16)
Dan ilbis sambil mengancam; saya akan memalingkan dan menyesatkan mereka dari jalan-Mu sebagaimana saya yang tersesat (berpaling) tidak mau sujud kepada Adam. Lalu setan juga bersumbar akan selalau mendatangi manusia untuk menyesatkannya.  Sebagaimana firman Allah yang ke 17 :  
"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kiri dan dari kanan mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at)". (QS Al-A'raaf : 17) 
Tentu dengan tujuan agar mereka tergoda enggan dengan urusan akhirat dan bersemangat dengan urusan dunia. Dengan melontarkan keragu-raguan dalam hati mereka dan membuat hawa nafsu mereka tampak baik di mata mereka. Hingga akan sedikit sekali yang mau bersyukur kepada-Nya sebab saya telah mengarahkan kekafiran kepada mereka. (itulah ucapan syetan yang sombong)
Walapun setan memiliki banyak cara untuk dapat mengalahkan manusia, namun setan tak memiliki kekuatan sedikitpun di hadapan orang yang ikhlas. Dalam Qur'an surat Al-Hjr Allah berfirman : 
"Iblis bekara : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka". (QS, Al-Hjr : 38-39)

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Rahimakumullah,
Banyak orang yang baik telah wafat, kemudian kita kenang dengan berbagai sifat yang mulia. Salah satu diantaranya adalah sifat ikhlasnya. Keikhlasan menjadi karakter yang melekat dalam pribadinya saat berjuang, berkorban demi agama, bangsa dan negara. 

Berkaitan dengan keikhlasan Prof. Dr. Yunahar Ilyas dalam bukunya yang berjudul Kuliah Akhlaq, menjelaskan tentang makna ikhlas, apa saja yang termasuk kriteria keikhlasan itu?. 
Beliau menjelaskan; secara bahasa akar kata dari ikhlas adalah khalasa yang maknanya bersih, jernih tidak tercampur. Secara istilah berati beramal semata-mata mengharap ridha Allah SWT.  Dan persolan ikhlas tidak ditentukan oleh adanya imbalan materi, tetapi ditentukan oleh tiga faktor : 

Pertama : Ikhlas Anniyah (Niat yang ikhlas) 
Dalam Islam faktor niat sangat penting. Apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridha Allah SWT. Innamal a'malu binniyat. (Sesungguhnya segala amal tergantung kepada niatnya). 

Kedua : Itqaan Al-amal (Beramal Dengan Sebaik-baiknya). 
Seorang muslim yang mengaku ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan menjalankan perbuatan dengan sebaik-baiknya tidak boleh sembarangan. Amal tidak ada kaitan dengan bayaran/gaji atau imbalan maka menjadi salah, bila ada yang memahami bahwa apabila bekerja tanpa mendapatkan bayaran , maka dapat bekerja dengan seenaknya atau sesuka hati tanpa memperhatikan kualitas kerja?. Tentu hal yang demikian sangatlah tidak benar.  

Ketiga  : Jaudah Al-'ada (Pemanfa'at Hasil Usaha Dengan Sebaik-baiknya). 
Seorang muslim yang sudah menjalankan dua unsur keikhlasan di atas, yang pertama diawali dengan niat, dan diteruskan oleh usaha maka ia akan mendapatkan hasil dari unsur usaha tersebut, maka harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dalam usaha yang lain bagaikan seorang pelajar yang belajar dan mendapatkan ilmu, maka ilmu yang didapatkan harus diamalkan dengan ikhlas. 

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Rahimakumullah,
Allah SWT memerintahkan kepada kita dalam beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan semata-mata hanya mengharap ridha-Nya. Firman Allah dalam Al-Qur'an menjelaskan sebagai berikut :
"Dan tidaklah mereka diperintah, kecuali menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus". (QS, Al-Bayyinah/98 : 5) 

Dalam ayat lain yang serupa dengan ayat di atas, bahwa harus beribadah dengan ikhlas semata hanya karena Allah, sebagaiberikut : 
Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. (QS, Al-An'aam/ 6 : 162)
Hanya dengan keikhlasan semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT. Seorang yang mukhlis tidak akan pernah sombong kalau berhasil, dan tidak putus asa jika gagal. 
Orang yang ikhlas akan selalu bersemangat dalam beramal. Pujian tidak membuat dia terbuai, dan cacian tidak pernah menjadikan dia mundur. Sebab yang dicari hanyalah ridha Allah semata. 
Sangat berbeda dengan orang yang tidak ikhlas, akan cepat terbuai dan lupa diri bila mendapat pujian, dan cepat putus asa menghadapi segala rintangan dalam perjuangan. 

Tetapi kita harus hati-hati serta waspada, jangan sampai terjebak pada perbuatan riya. Apa itu riya?. Ini adalah sifaf kebalikan atau lawan dari ikhlas. Riya adalah sesuatu apapun ibadah yang bukan karena Allah, tetapi perbutan selau ingin dipuji atau karena pamrih lainnya. 
Bahkan ibadah yang dibarengi dengan riya ini akan sangat berbahaya sebab dapat menjadi ibadah yang syirik.
Rasulullah SAW berkaitan dengan riya bersabda : 
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu "riya" (HR. Ahmad).

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga Allah akan selalu meridhai setiap langkah kita agar dijauhkan dari sifat riya dan tergolong kepada umat yang ikhlas dalam segala amal. Aamiin.....

Khutbah Ke- II  

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Rahimakumullah,
Marilah, dalam khutbah kedua ini kita bermunajadz, berdo'a semoga Allah SWT berkenan memberikan kita kemampuan untuk melaksakan perintah-Nya dengan niat yang ikhlas semata karena Allah, sehingga kita meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat. 
------------------- " -------------------

0 Response to "Khutbah Jum'at, Judul : Keikhlasan."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel