4 (Empat) Macam Pengertian Sunnah Serta Contoh-Contohnya.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Hukum Fiqih). 

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Menurut bahasa kata Sunnah adalah merupakan derivasi dari kata "Sanna-yasunnu-sunnatan". Kata tersebut adalah cara atau jalan yang ditempuh, tradisi (adat kebiasaan) atau ketetapan, apakah hal itu baik ataupun tidak, terpuji atau tercela. Itulah pengertian Sunnah menurut bahasa. 

Bila kita tilik dari ilmu hadits, Sunnah adalah segala yang bersumber dari Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat budi pekerti, maupun perjalananan hidupnya baik sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, maupun sesudahnya. 

Menurut para ahli usul fiqih, Sunnah adalah : Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. (tentu yang selain Al-Qur'an) misalnya berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya untuk dijadikan dalil bagi penetapan hukum syara' (hukum agama Islam).

Sunnah terdiri dari 4 (empat) macam jenis.

  1. Sunnah Qauliyah 
  2. Sunnah Fi'liyah
  3. Sunnah Taqririyah
  4. Sunnah Hammiyah.
Untuk mengetahui satu persatu dari pengertian sunnah-sunnah di atas, marilah kita ikuti uraian atau penjelasan di bawah ini :

1. Sumah Qauliyah.
Sunnah Qauliyah adalah dalam bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syara' , peristiwa-peristiwa, atau kisah-kisah, baik yang berkenaan dengan aspek aqidah syari'ah maupun akhlak. 
Dengan kata lain Sunnah Qauliyah adalah sunnah Nabi SAW yang hanya berupa ucapannya saja, baik dalam bentuk pernyataan, anjuran, perintah, atau cegahan serta larangan. 

Yang dimaksud dengan pernyataan Nabi SAW. di sini, adalah Sabda Nabi SAW. dalam merespon keadaan yang berlaku pada masa lalu, masa kini, dan masa depan, kadang-kadang dalam bentuk dialog dengan para sahabat, atau jawaban yang diajukan oleh sahabat atau dalam bentuk-bentuk khatbah.(-pen. bukan khutbah jum'at).  

Kalau ditinjau dari tingkatan, Sunnah Qauliyah menempati urutan pertama yang berarti kwalitasnya lebih tinggi, dibandingkan dengan Sunnah Fi'liyah ataupu Sunnah Taqririyah. 

Contoh Sunnah Qauliyah.
a. Hadits tentang doa Nabi Muhammad SAW. kepada orang yang mendengar, menghafal, dan menyampaikan ilmu. 

Dari Zaid bin Dabit ia berkata "Saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda "Sesungguhnya Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku, lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang yang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu". (HR. Abu Dawud). 

b. Hadits tentang belajar dan mengajarkan al-Qur'an. 

Dari Usman, Radiyallahu anhu. Dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : 

"Orang yang paling baik diantara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya". (HR. al-Bukhari) 

c. Hadits tentang persatuan orang-orang beriman. 
Dari Abu Musa dia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : "Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain, bagaikan satu bangunan. Satu dengan yang lainnya saling mengokohkan". (HR. Bukhari dan Muslim). 
Tiga hadits di atas (a. b. c)  adalah contoh-contoh dari Sunnah Qauliyah.

2. Sunnah Fi'liyah. 
Sunah Fi'liyah adalah sebagai perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. 
Sunah Fi'liyah ini menduduki tingkat kedua setelah sunnah Qauliyah. 

Sunnah fi'liyah juga dapat dimaknakan sebagai sunnah Nabi s.a.w yang berupa perbuatan Nabi, yang diberitakan oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah dan lain-lain seperti contohnya : melaksanakan shalat, melaksanakan manasik haji. 
Untuk mengetahui hadits katagori ini, (fi'liyah) diantaranya terdapat kata-kata : "kana/yakuna atau ra'aitu atau ra'aina".  

Sebagai contoh sunnah Fi'liyah.
a. Hadits tentang tata cara shalat di atas kendaraan : 
Dari 'Aamir bin Rabii'ah, radiyallahu anhu ; ia berkata "Aku melihat Rasulullah SAW shalat di atas kendaraanya menghadap arah mana saja kendaraan itu menghadap". [Muttafaqun 'alaih] (Hadits Bukhari no. 1093 dan Muslim no.701).   

b. Hadits tentang cara shalat.  
"Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat". (HR. Bukhari no. 631, 5615, dan 6008). 

c. Tentang tata cara manasik haji. 
                  "Ambilah dariku manasik haji kalian (tata cara melakasanakan haji)"  [HR. Muslim].  
Ketiga hadits di atas (a, b, c ) adalah contoh-contoh Sunnah Fi'liyah

3. Sunnah Taqririyah. 
Sunnah Taqririyah adalah sunnah yang berupa ketetapan Nabi Muhammad SAW yan tidak pernah beliau lakukan. Misalnya terhadap sahabat yang datang menemui Nabi s.a.w. atau yang dilakukan para sahabat. 
Dengan kata lain sunnah taqririyah, yaitu sunnah yang berupa ketetapan Nabi s.a.w terhadap perbutan para sahabat yang diketahui Nabi s.a.w, namun beliau tidak menegurnya, atau tidak melarangnya, bahkan Nabi s.a.w cenderung mendiamkannya.   

Misal ada sahabat yang melakukan sesuatu yang Nabi tidak pernah lakukan, tetapi Beliau membiarkan atau mendiamkan suatu perbuatan yang dilakukan para sahabatnya tanpa memberikan penegasan apakah Beliau membenarkan atau menyalahkan. 

Contoh Sunnah Taqririyah. 
a. Hadits tentang Daging Dhab (Sejenis Biawak).  Sebagai berikut : 
"Ia masuk bersama Rasulullah s.a.w. ke rumah Maimunah, lalu disajikan daging dhab panggang. Nabi s.a.w. menjulurkan tangannya (untuk mengambil).
Sebagian wanita (yang ada di dalam rumah) berkata : Beritahu Rasulullah s.a.w. apa yang akan dimakannya. 
Mereka lantas berkata : Wahai Rasulullah itu adalah daging dhab (sejenis biawak).
Nabi s.a.w pun menarik kembali tangannya. Dan aku berkata ; Wahai Rasulullah apakah binatang ini haram?.  
Beliau menjawab : Tidak tetapi binatang itu tidak ada di tanah kaumku sehingga aku merasa jijik padanya. 
Khalid berkata ; Akupun mencuilnya dan memakannya, sementara Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam memperhatikanku". (HR. Al Bukhari dan Muslim) 

b. Hadits Tentang Tayamum. Salah satu contohnya sebagai berikut :  
"Dari Abi Said al-Khudri berkata ; Ada dua pria keluar melakukan safar, lalu datang waktu shalat. Ketika itu keduanya tidak mendapati air. Akhirnya mereka bertayamum dengan tanah yang suci, kemudaian mereka shalat. Masih di waktu shalat, mereka pun mendapati air. Salah satu mereka mengulangi shalatnya dengan berwudhu. Dan yang lainnya tidak mengulangi shalatnya. 
Kemudian mereka mendatangi Rasulullah s.aw. dan menceritakan kejadian mereka kepada beliau. Lantas Beliau bersabda kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya. Engkau telah menjalankan sunnah dan shalatmu sah. Lalu beliau bersabda pula kepada orang yang mengulangi shalatnya. Engkau mendapatkan dua pahala".  (HR. Abu Daud no. 338 dan An-Nasai no. 433. Syeikh al-Albani menshohehkan hadis tersebut). [hadits ini terdapat dalam Shaheh Fiqih Sunnah bab 1 hal.205-206]. 

Itulah dua contoh hadits yang termasuk di dalamnya Sunnah Taqririyah. 

4. Sunnah Hammiyah. 
Sunnah Hammiyah adalah sesuatu yang dikehendaki Nabi shallahu 'alaihi wa sallam, tetapi belum sempat dikerjakan. Dalam diri Nabi s.a.w. terdapat sifat-sifat atau keadaan-keadaan ahwal (kejadian) serta hammiyah (hasrat) untuk melakukan sesuatu. Namun ada hal yang belum dapat dilakukan sebab Nabi s.a.w telah meninggal sebelum himmah (hasrat) ditunaikan.   Sebagian ulama hadits dengan peristiwa tersebut menamakan sunnah hammiyah. 

Dalam sunnah hammiyah juga menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad s.a.w. 
Dalam riwayat disebutkan beberapa sifat yang dimiliki beliau "Nabi s.a.w selalu bermuka cerah, berperangai halus, dan lembut, tidak keras dan tidak kasar, tidak suka berteriak, tidak suka berbicara kotor, dan tidak suka mencela". Ini sifat yang melekat pada kepribadian Nabi Muhammad, shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Juga dalam bentuk jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas r.a. sebagai berikut :
"Dari Rabiah bin Abu 'Abdur Rahman berkata ; Aku mendengar Anas bin Malik r.a. sedang menceritakan sifat-sifat Nabi s.a.w. katanya : Beliau adalah seorang laki-laki dari suatu kaum yang tidak tinggi dan juga tidak pendek. Kulitnya terang, tidak terlalu putih dan tidak pula terlalu kecoklatan. Rambut Beliau tidak terlalu kriting dan tidak juga lurus". (HR. Bukhari). 
Termasuk juga dalam hal ini adalah silsilah dan nama-nama serta tahun kelahirannya. 

Adapun salah satu concoh Sunnah Hammiyah secara tekstualnya adalah sebagai berikut : 
"Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia menerangkan ; Ketika Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari Asyura' dan menyuruh para sahabatnya juga berpuasa, maka mereka (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : Jika demikian Insya Allah tahun depan kita berpuasa (juga) pada hari yang kesembilan. Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya : Tetapi sebelum datang tahun depan yang dimaksud, Rasulullah s.a.w. telah wafat". (HR. Muslim dan Abu Dawud). 

Nah menurut Imam Syafi'i dan rekan-rekannya hadits tersebut di atas adalah termasuk dalam Sunnah Hammiyah. Sudah ada hasrat untuk menjalani puasa pada tanggal 9 Asyura' tahun depan namun sebelum tahun itu tiba, Rasullah s.a.w. telah meninggal. 
Kesimpulannya Sunnah Hammiyah adalah suatu hasrat atau keinginan Nabi Muhammad s.a.w. yang belum terlaksanaka karena telah wafat sebelum dilaksanakan. 

Demikian uraian singkat materi "4 (Empat) Macam Pengertian Sunnah Serta Contoh-Contohnya". Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita untuk pengamalan ibadah dalam Islam, khususnya perkara atau pengertian Sunnah. Wallahu 'alam.   

0 Response to "4 (Empat) Macam Pengertian Sunnah Serta Contoh-Contohnya."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel