Jangan Kalian Mati Kecuali Dalam Keadaan Husnudzhon.

 


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Makna "janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan husnudzhan", adalah mengandung pengertian bahwa kita harus selalu menjaga diri dari perilaku kita selama hidup di dunia dalam hablum minannas (hubungan sesama manusia) dan hablum minallah (hubungan dengan Allah) jangan sampai kita menemui ajal tetapi masih mempunyai prasangka buruk (suudzhan) terhadap orang lain ataupun Allah SWT. 

Di dalam banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits, berprasangka baik memang amat sangat dianjurkan. Agama Islam menjelaskan dengan kata "Husnudzhan" atau berbaik sangka. 

Menurut Syekh Mahmud Al-Mishri dalam ensiklopedia terkait akhlak Rasulullah SWT. Beliau bersabda bahwa husnudzhon bisa dihukumi sebagai kewajiban ketika menyangkut hubungan manusia dengan Allah SWT. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda sebagai berikut : 

"Janganlah sampai kalian mati kecuali dalam keadaan husnudzhon, kepada Allah 'aza wa jalla". (HR. Muslim). 

Husnudzan juga sangat dianjurkan dalam hubungan antar sesama manusia. Rasulullah s.a.w selalu memberikan contoh kepada para sahabatnya untuk selalu berbaik sangka terhadap orang lain. Inilah sabda Nabi shallahu 'alaihi wa sallam : 

"Abu Hurairah RA. meriwayatkan suatu ketika Rasululla SAW mengutus Umar bin Khattab RA, untuk menarik zakat. Namun Ibnu Jamil, Khalid bin Walid, dan Abbas paman Rasulullah SAW tidak menyerahkan (zakat) sehingga beliau bersabda. "Tidak ada sesuatu yang membuat Ibnu Jamil enggan menyerahkan zakat kecuali karena dirinya fakir, kemudian Allah menjadikannya kaya. Adapun Khalid, 
ia telah menginfakkan baju besi dan peralatan perangnya di jalan Allah. Adapun Abbas, aku telah mengambil zakatnya dua tahun yang lalu. Sesungguhnya kalian berbuat dzalim kepada mereka.   

Makna dari hadits tersebut bahawa Umar Bin Khattab telah melakukan kesalahan dengan berprasangka buruk kepada Khalid bin Walid karena sesungguhnya ia telah menyerahkan baju besi dan peralatan perangnya di jalan Allah. Sementara Abbas paman Rasulullah telah diambil zakatnya dua tahun yang lalu. Dan Ibnu Jamil bukan tidak mau berzakat karena ia dalam keadaan fakir.  

Maka Rasulullah SAW, bersabda sebagaimana hadits di atas, sebagai penegasan karena Umar bin Khattab telah berprasangka buruk. 

Maka jangan bersuudzan atau berprasangka buruk. Dalam hal ini Allah mengingatkan kita agar menjauhi prasangka jelek. Inilah firman yang menyatakannya : 

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu mengunjing sebagian yang lain". (QS, Al-Hujjurat/49 : 12)

Demikian uraian singkat materi "Jangan Kalian Mati Kecuali Dalam Keadaan Husnudzon". Semoga yang sedikit ini ada manfaatnya, dan mari kita amalkan prilaku baik (selalu berhusnudzon) dalam kehidupan kita sehari-hari. Aamiin. 

0 Response to "Jangan Kalian Mati Kecuali Dalam Keadaan Husnudzhon."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel