Usia 40 Tahun Adalah Pengukuhan Wawasan Hidup.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiring kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Kearifan dari usia 40 tahun adalah momentum untuk pengukuhan wawasan hidup. 

Dalam Al-Qur'an Allah memerintahkan manusaia untuk berbuat baik kepada dua orang, yaitu ibunya  dan bapaknya, sebab ibunya telah mengandung 9 bulan lebih dengan sudah payah dan melahirkan.  Hingga anak yang dilahirkan disusui oleh ibunya dan disapih dalam usia dua tahun setengah, (30 bulan) seterusnya anak tersebut berkembang tumbuh menjadi dewasa.

Dewasa secara kafah dari manusia adalah pada usia 40 tahun. Sebab di usia inilah manusia secara fitrah dan penuh kesadaran yang tulus, ia akan berdoa memohon petunjuk kepada Tuhan-Nya agar dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada dirinya, dari usia bayi hingga 40 tahun. 

Dan doa yang diucapkan adalah doa untuk Ibu Bapaknya. Namun juga tidak sebatas ditujukan kepada ibu bapak saja, tetapi juga meinta agar dapat beramal saleh bagi dirinya sendiri yang diridhai-Nya. Masih dilanjutkan dengan doa memohon agar anak dan cucunya nanti selalu diberi kebaikan. Dan berjanji akan selalu bertaubat ketika sadar ataun tidak sadar, telah melakukan perbutan dosa.  

Secara eksplisit firman Allah yang menceritakan tentang makna usia 40 tahun adalah terdapat dalam Al-Qur'an sebagai berikut :   
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang, ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai meyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga setelah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa : "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat  Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan kepadaku (dengan memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS, Al-Ahqaaf/46 : 15)  

Jika kita memabaca dan mengamati sekaligus menghayati ayat al-qur'an tersebut di atas,  bahwa manusia pada usia 40 tahun secara spesifik dalam pekembangan kedewasaanya adalah ketika mencapai usia empat puluh tahun tersebut. Dan angka 40 ini adalah suatu angka yang sering diperbincangkan oleh manusia yang dikaitkan dalam berbagai hal. Namun tak perlu kita kutak-katik karena kita telah menemukan jawabannya ada dalam Al-qur'an surat Al-Ahqaaf ayat 15 tersebut di atas. 

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya tentang surat al-Ahqaaf ayat 15, bahwa apabila manusia sudah mencapai umur 40 tahun, biasanya seseorang tidak berubah lagi apa yang ia lakukan dalam usia empat puluh tahun tersebut. Menurut tafsir beliau ketika orang sudah mencapai usia 40 tahun maka sempurnalah akal, pemahaman, dan pengendalian dirinya. 

Hal di atas sejalan dengan pandangan ilmiah terkait dengan kematangan usia. Beberapa analis psikologi menyatakan bahwa usia empat puluh tahun adalah momentum kemapanan rohani seseorang.  Seorang ahli psikolog Elizabeth B. Hurloch membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, Dewasa dini, Dewasa madya, dan Dewasa lanjut, serta menyebutnya batas antara Dewasa dini dengan Dewasa madya ada pada umur 40 tahun. Pada Dewasa Madya usia empat puluh tahun hingga enam puluh tahun, perhatian seseorang didominasi kepada masalah agama dari sebelumnya yang belum terlalu dibutuhkan, dan itu dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial. 

Rasulullah Mumahammad SAW. diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun. Sebagai penerima amanat untuk membimbing dan memimpin umat kepada jalan yang lurus yang diajarkan Allah melalui wahyu yang diturunkannya yaitu Al-Qur'an.  

Dan pada usia 40 tahun tersebut, kematangan secara emosional, intlektual, dan spiritual, telah dimiliki oleh seseorang pada umumnya. Dengan demikian salah satu hikmah dari usia 40 tahun tersebut, adalah momentum untuk pengukuhan wawasan hidup (visi ). Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat Al-Ahqaaf ayat 15 dengan rincian yang jelas dan gamblang, dan ini melekat pada saat manusia mencapai usia empat puluh tahun. 

Salah satu kematangan yang selalu ingin ditujukan kepada Allah SWT adalah kematangan spiritual yang dimilikinya. Seorang yang memiliki kedewasaan spiritual orentasi hidupnya hanya untuk mengabdikan kepada Allah SWT saja. Dengan kata lain seluruh hidupnya hanya untuk menggapai keridhaan Allah, sehingga akan selalu menghindarkan diri dari hal-hal yang mendatangkan laknat dari Allah.

Kedewasaan emosional ditujunkan pada kehidupan seseorang yang mampu beramal salih atau bertindak secara tepat dalam segala situasi dan kondisi. Kedewasaan itu didukung dengan kemampuan seseorang untuk bersyukur dan bertobat di setiap saat. 

Seseorang yang selalu bersyukur berarti menerima secara positif apapun yang dimilikinya, serta mampu memanfaatkan dan merawat dengan baik. Sedang bertobat adalah ciri orang yang ikhlas dalam memperbaiki diri ketika berbuat salah. 

Dengan kemampuan bersyukur dan bertobat, seseorang akan memiliki 4 ciri dewasa secara emosional. 1). Mampu mengendalikan reaksi, 2). Melihat sesuatu sebagai peluang menjadi lebih baik. 3). Mampu menempatkan diri dalam segala kondisi dan ke 4). Tidak mudah putus asa. 

Dewasa intelektual atau berfikir, ditunjukkan dengan kemampuanya mengurai masalah yang dihadapi dan merangkai tahap-tahap penyelesaian masalah. Selanjutnya atau lebih jauh lagi mereka yang memiliki kedewasaan berfikir mampu merangkai rencana jalan untuk tujuan yang diinginkan. Ia juga memiliki sudut pandang yang tepat tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Sudut pandang atau kacamata waktu, yang mewakili cara berpikir dewasa ada dalam doa usia 40 tahun. Melihat masa lalu sebagai yang disyukuri (mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan ibu bapakku). Melihat masa kini untuk melakukan tindakan secara tepat (supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai). Dan saat melihat masa depan sebagai buah dari tindakan masa kini,(berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucu). 

Secara umum setelah memasuki usia 40 tahun sudah seharusnya seseorang memiliki gambaran yang jelas tentang masa depan yang perlu disiapkan dan akan diwariskannya. Ia bukan hanya manusia masa kini atau produk dari masa lalu saja. Tetapi seluruh yang dijalaninya sudah cukup mematangkan untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. 

Dan mereka yang usianya sudah lebih dari 40 tahun sudah harus sadar kini ia bukan lagi hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri saja, tetapi ia juga bertanggung jawab tentang nasib generasi masa depan, dengan seluruh tindakannya di masa kini. Jika mereka tidak dapat memberi warisan yang mendatangkan kebaikan masa depan, setidaknya jangan mewariskan sesuatu yang mendatangkan keburukan atau kemudaratan. 

Seorang muslim yang sudah memasuki usia 40 tahun hendaknya memperbaharui tobatnya dan mempertegas cakrawala atau visi hidupnya. Dan ia harus menjadi orang yang dewasa secara spiritual, emosional, serta intelektual untuk mempraktekan misi yang diamanatkan Allah SWT kepadanya. 

Yang terakhir sebagai muslim yang baik maka ia harus semakin bersungguh-sungguh menjalani hidup sebagai hamba Allah dan khalifatulah (wakil Allah) untuk memakmurkan bumi ini. 

Demikian uraian singkat materi "Usia 40 Tahun Adalah Pengukuhan Wawasan Hidup". Semoga bermanfaat dan dapat kita renungkan serta diamalkan dengan istiqamah. Aamiin.

0 Response to "Usia 40 Tahun Adalah Pengukuhan Wawasan Hidup."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel