Rasulullah SAW. Diminta Doa Binasakan Orang Musyrik, Ini Jawabannya.

 

Jangan lakukan do'a untuk melaknat.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Ketika Rasulullah SAW. diminta berdoa untuk binasakan kaum Musyrikin, apa reaksi beliau?. Ikuti penjelasannya di bawah ini :

Dalam realitas kehidupan sehari-hari, masih sering ditemukan saudara-saudara kita yang melebihi batas dalam beredo'a. Do'a itu dimaksudkan dalam hal-hal tertentu dengan tujuan agar ajaran Islam tetap terjaga, bahkan hingga mereka berani berdoa memerintahkan Tuhan.

Padahal doa yang semestinya menyentuh, syahdu, agung, mulia, dipenuhi derai air mata keikhlasan, berubah menjadi rangkaian kata-kata keras, kasar dan cenderung bernada memecah belah. Doa yang seharusnya amalan ibadah malah beralih bentuk menjadi ajang kemarahan dan kebencian.

Maka wajar kalau kita pernah dengar ada orang yang  berdo'a dengan nada memerintah kepada Allah agar segera menghancurkan kekufuran, kemusyrikan, dan bid'ah. Padahal dalam realita hidup memang ada kekufuran, ketauhidan, kemusyrikan, syari'at dan bid'ah. 

Dalam menempuh hidup ini, Allah juga memberi dua pilihan (وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ) kepada seluruh manusia untuk memilih. Beriman itu adalah pilihan, dan Kufur-pun juga pilihan. Dari kedua pilihan itu memiliki konsekuensi-konsekuensinya. 

Maka biarkanlah perkataan penghancuran kekufuran dan kemusyrikan itu, tetap berarada di dalam ranah atau wilayah kewenangan Allah SWT, sehingga kita tak perlu lagi "main perintah" dengan menggunakan kata perintah (fi'il amr), ahlikil kafarota wal musyrikin kepada Allah. 

Kewajiban kita adalah menjauhi kemungkaran itu, dan menganjurkan amar ma'ruf. Bukan mengkafirkan, melaknat, apalagi memerintahkan Allah sesuai kehendak diri sendiri. Bahkan Allah menekankan posisi Nabi Muhammad s.a.w, bukan sebagai pemaksa tegaknya kebaikan, hingga Allah dalam firman-Nya mewanti-wanti  لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ  (kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka) karena doa bukan untuk membinasakan, doa bukan untuk menghancurkan, dan doa juga bukan untuk membuat kerusakan. 

Adapun untaian kata-kata yang diharap membuat kebinasaan dan kerusakan, ini bukan disebut do'a tetapi tak lebih dari sebagai jampi-jampi, kutuk, laknat, dan semua ini adalah kurafat (ajakan setan) yang menyesatkan. 

Di dalam Al-Qur'an Allah juga menyatakan kepada Nabi Muhammad s.a.w, bahwa urusan melaknat atau mengutuk adalah bukan urusan mereka. Inilah firman Allah secara lengkapnya :  لَيْسَ لَكَ مِنَ الأمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ  (Tak ada sedikitpun campur tanganmu, dalam urusan mereka itu, atau Allah menerima taubat mereka, atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dholim" (QS, Ali Imran/3 : 128) 

Doa sangat jauh berbeda, dari jampi-jampi dan bukan pula kutukan, apalagi laknatan. Nabi Muhammad bahkan melarang jampi-jampi, kutukan serta laknatan, bahkan terhadap mereka yang pernah mencederainya Nabi Muhammad saw. menolak membalasnya : 

"Dari Abu Hurairah, r.a. dia berkata ; Sahabat meminta kepada Rasulullah s.a.w, agar mendoakan binasa orang-orang musyrik. Rasulullah s.a.w. menjawab : "Sesungguhnya aku diutus tidak untuk menyiksa, sesungguhnya aku diutus untuk rahmat" (HR. Imam Muslim).  

Padahal malaikat pernah menawarkan andai Nabi mau, Gunung Taif akan dihujamkan atau dijatuhkan untuk membalas mereka yang menyakiti beliau saat berdakwah di di Lembah Taif. Tetapi Nabi menolak tawawaran tersebut.  Nabi yakin mereka monolak, karena tidak tahu dan tidak menyadari bahwa ajakannya itu adalah jalan kebenaran. Belia sangat menyadari bahwa mereka bukan menentang apalagi mengingkarinya. Ini terbukti tak lama setelah itu, Islam menyebar dengan pesatnya di kawasan Taif itu hingga sampai ke Madinah. 

Saat itu, Nabi s.a.w berdoa agar Allah SWT memberi mereka hidayah. Mereka monolak ajakan Nabi untuk memeluk Islam, begitu diyakini oleh Nabi karena mereka tidak tahu apa yang akan disampaikan. Nabi SAW sangat sadar posisi dirinya sebagai rasul yang tugasnya "hanya" tabligh alias menyampaikan kebenaran Allah. Hak hidayah adalah prerogratif Allah SWT. 

Soal apakah akan mendapat hidayah setelah ajakan dan seruran itu, semata adalah kewenangan Allah SWT. Allah yang akan memutuskan doa akan diijabah saat itu juga, ditunda, atau diakhirkan hingga di akhirat kelak. Wallahu'alam. 

Demikian uraian singkat materi "Rasulullah SAW Diminta  Doa Binasakan Orang Musyrik, Ini Jawabnnya". Semoga bermanfaat dan dapat menjadi wawasan dalam pengamalan agama Islam yang mulia ini. Aamiin.

0 Response to "Rasulullah SAW. Diminta Doa Binasakan Orang Musyrik, Ini Jawabannya. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel