Membaca Al-Qur'an Dengan Suara Keras Atau Pelan, Mana Yang Lebih Baik?.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Al-Qur'an).

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, utnuk meraih kebahagiaan dan mengaharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Materi kali ini adalah bagaimana yang terbaik dalam membaca Al-Qur'an dengan suara keras atau suara pelan. Yang mana dari dua jenis bacaan tersebut yang lebih baik?. 

Kita jadi ingat ketika Ramadhan tiba, membaca Al-Qur'an adalah menjadi suatu yang tidak dapat bahkan ada yang mengatakan tidak boleh tidak harus membaca Al-Qur'an (tadarus malam). Padahal membaca Al-Qur'an yang dianjurkan oleh agama adalah setiap saat dimama saja dan kapan saja. 

Mengapa ketika Ramadhan datang lalu orang-orang seolah membaca al-qur'an menjadi wajib?. Jawaban yang pasti, membaca al-qur'an pada bulan Ramadhan akan mendapat ganjaran/pahala yang berlipat ganda dibandingkan di bulan-bulan lain selain Ramadhan. 

Bahkan banyak juga masjid atau mushalla setelah selesai shalat taraweh mengadakan tadarusan membaca al-qur'an dengan berjama'ah dan bergilir dari satu orang kepada yang lainnya. Bacaan ini terkadang hingga larut malam dan menggunakan pengeras suara yang tentunya suara akan dapat di dengar dari jarak jauh sekalipun. 

Membaca Al-Qur'an dengan suara keras apalagi dengan menggunakan pengeras suara, juga patut dipertimbangkan ulang, jika ada masyarakat di lingkungannya yang merasa terganggu atau merasa tidak nyaman karena waktu yang sudah larut malam. 

Jangan sampai ayat Al-Qur'an yang mengajak kebaikan justru menyakiti atau mengganggu aktivitas orang lain yang sedang ibadah, istirahat, atau sedang melakukan kegiatan lain. 

Rasulullah SAW, pernah memperingatkan umatnya yang membaca al-qur'an dengan suara keras. Saat itu Rasulullah, SAW, baru saja pulang dari masjid kerumahnya, dan tidak lama kemudian beliau mendengar ada orang yang membaca al-qur'an dengan suara keras, sehingga beliau kembali datang ke masjid lagi.
Redaksi lengkapnya sabda Nabi SAW,  sebagai berikut : 

Artinya : Dinarasikan dari Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah SAW, kembali ke masjid karena mendengar orang-orang membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Rasulullah SAW, lantas membuka kain pembatas dan mengatakan "Tiap orang mengingat Allah SWT dengan suara lembut/pelan. Maka jangan sampai mengganggu yang lain dan meninggikan suara atas yang lain saat membaca Al-Qur'an atau dalam melakukan ibadah shalat". (HR. Sunan Abu Dawud No. 1332 Shaheh). 
Dari hadits di atas diterangkan bahwa membaca al-qur'an dengan suara yang keras tentu dapat mengganggu kepada pihak lain baik yang ada ditempat atau di luar/lingkungan sekitar. 

Namun dalam hadits lain juga disabdakan oleh Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa membaca alqur'an dengan sura keras dan lembut/pelan diumpamakan bagaikan orang yang bersedakah. Inilah hadits lengkapnya : 

Artinya : "Dinarasikan Uqbah bin Amir Al-Juhani, Rasulullah SAW, mengatakan, siapa yang membaca al-qur'an dengan suara keras, maka ia seperti memberi sedekah terang-terangan, dan siapa yang membaca dengan sura lembut/pelan, maka seperti memberi sedekah secar rahasia". (HR. Sunan Abu Dawud).  

Pernah suatu ketika Rasulullah meminta untuk dibacakan Al-Qur'an dengan nada agak keras agar lebih jelas terdengar oleh beliau. Inilah sabda Beliau ketika itu : 

Artinya : Dinarasikan Ibrahim dari Abidah seperti dikatakan Abdullah, "Rasulullah SAW, mengatakan, Bacakan padaku Al-Qur'an, lalu aku berkata, Ya Rasulullah, haruskah aku baca padamu padahal ayat ini diturunkan padamu?. Rasulullah SAW kemudian berkata "Aku suka mendengar Al-qur'an dibacakan padaku". Kemudian aku membacakan surat An-Nisa dengan suara agak keras, hingga sampai ayat 41; فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۢ بِشَهِيدٖ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدٗا  "Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dri tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).  Lalu aku melihat mata Rasulullah SAW dipenuhi air mata". (HR. At-Tharmidzi).

Apa yang tersirat, dari hadits di atas tersebut dan yang dapat kita ambil hikmahnya, adalah bahwa membaca alqur'an dengan suara keraspun Rasulullah pernah membolehkan. Namun tentunya dengan menimbang hadits di atas yaitu (HR. Sunan Abu Dawud) yang ketika itu melarang untuk tidak membaca al-quran dengan suara keras jikalau memang dapat menggangu orang lain disekitarnya.  

Dengan adanya kedua hadits di atas yang sepintas terlihat kontradiktif, maka Ulama menyimpulkan membaca Al-Qur'an dengan sura keras atau pelan/lembut, dapat diterapkan dalam sehari-hari dengan pertimbangannya bergantung pada kebutuhan yang membaca Al-Qur'an dan kondisi lingkungan sekitarnya. 

Kalau kita mengutip Fatwa Islamiyah, Syeikh Muhammad bin Saalih Al-Uthaymeen mengingatkan soal membaca Al-Quran dengan suara keras, jangan sampai ada yang merasa terganggu karena kerasnya suara saat membaca Firman Allah SWT tersebut.

Demikian uraian materi "Membaca Al-Qur'an Dengan Suara Keras atu Pelan, Mana yang lebih baik?". Semoga bermanfaat dan tetap semangat membaca Al-Qur'an baik dengan suara keras ataun pelan sesuai kondisi. Dan jangan lupa untuk dapat memaknai semua yang kita baca. Aamiin...

0 Response to "Membaca Al-Qur'an Dengan Suara Keras Atau Pelan, Mana Yang Lebih Baik?."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel