Cara Berjalan Kaki Yang Dicontohkan Nabi SAW.

Gambar atau Ilustrasi Berjalan Kaki Yang Diajarkan Islam (Tegap) 
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah)
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Berjalan kaki kadang dianggap sepele hingga tidak memperhatikan cara atau etika yang baik. Berkait dengan berjalan kaki, Nabi SAW, telah memberikan contoh atau tauladan kepada umatnya untuk melakukan berjalan dengan baik, agar elok dipandang sekaligus menjadikan jasmani kita sehat dan tegap anggota tubuhnya.  
Lalu bagaimana berjalan yang seperti diajarkan Nabi SAW tersebut, mari kita ikuti keterangan di bawah ini: 
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik dikisahkan bahwa Rasulullah SAW telah memberi contoh berjalan yang baik. "Sesungguhnya Rasulullah SAW berjalan dengan tegap" (HR. Muslim). Ketika beliau berjalan mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, dan Nabi SAW berjalan dengan badan  tegap. 
Saking tegapnya seolah-olah Nabi SAW seakan-akan berjalan dengan bertumpu pada telapak kakinya. Rasulullah berjalan dengan tegap, tidak loyo dan tak berjalan seperti orang sakit atau seperti wanita. 

Maka pada suatu hari, ketika Khalifah Umar bin Khattab melihat seorang pemuda berjalan seperti orang sakit, lalu Umar pun bertanya kepada pemuda itu. Apakah engkau sedang sakit?. Pemuda itu menjawab "Tidak". Mendengar jawaban itu, Umar mengangkat cambuknya dan memukul pemuda itu. Lalu ia memerintahkan kepada anak muda itu untuk berjalan dengan tegap. 
Seseorang diberi kemampuan berjalan merupakan karunia yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.

Kisah di atas menggambarkan bahwa Islam pun mengatur tata cara atau adab berjalan dengan baik. Setiap Muslim apabila sedang berjalan untuk menuju sesuatu urusan, diharuskan menjaga adab, yaitu harus berjalan dengan baik dan diniatkan sesuai tujuannya. 

Lalu seperti apa adab berjalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW itu?. 
Secara rinci Syekh Abdul Azis bin Fathi As-Sayyid, yang terdapat dalam kitabnya; Mausuu'tul Aadaab al Islamiyah yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bahwa adab berjalan kaki menurut Al-Qur'an dan sunnah adalah sebagai berikut : 

Pertama :  Niat Yang Benar. Seorang Muslim tatkala hendak bepergian niatkan bahwa perjalanan itu untuk tujuan yang baik, sebagai ibadah dengan mengharap ridha dari Allah SWT. "Apabila hendak berjalan ke masjid hendaknya hanya diniatkan untuk beribadah kepada Allah semata. Jika berjalan untuk menuju tempat kerja,niatkan untuk mencari rezeki yang baik dan halal untuk keluarga. Menurut Syekh Sayyid Nada, bahkan ketika kita berjalan untuk menuju tempat permainan yang diperbolehkan, kata beliau hendaklah berniat untuk mencari penyegaran jiwa dan jasmani agar kembali segar dan bersemangat untuk beribadah. Dengan meniatkan yang baik dan benar maka akan mencegah bagi seorang Muslim dari berjalan untuk sesuatu yang haram.   

Kedua : Tidak berjalan untuk tujuan yang haram. Sebab sesungguhnya kedua kaki akan memberi kesaksian berbicara saat hari kiamat. Maka dari itu hindarilah dari berjalan yang dilarang oleh aturan agama. Sebab ayunan langkah kaki kita menuju ke tempat yang diharamkan akan berbuah dosa. 

Ketiga : Ketika berjalan jangan bersikap sombong bersikaplah tawadhu', karena yang demikian adalah yang diperintah Allah sesuai Firman-Nya sebagai berikut : 
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS, Al-Israa'/17 : 37). 
Dalam firman yang lain, yaitu surat Luqman ayat 18 Allah berfirman sebagai berikut : 
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri". (QS, Luqman/31 : 18).  Ibnu Katsir mengingatkan agar seorang Muslim tidak membanggakan diri, sombong, takabur dan keras kepala, karena akan mendatangkan murkanya Allah. 

Keempat :  Berjalan Normal ; hendaknya seseorang berjalan normal, yaitu berjalan tidak terlalu lambat juga tidak terlalu cepat. Berjalan normal adalah berjalan secara biasa. Hal yang diterangkan oleh  Ibnu Katsir yaitu berjalan normal merutunya adalah tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. 

Kelima : Tak berpura-pura lemah ketika berjalan. Berpura-pura lemah ketika berjalan dengan maksud untuk dilihat orang lain, dilarang dalam Islam. Selain itu juga tidak boleh berpura-pura sakit ketika berjalan, karena dapat mengundang kemarahan Allah. 

Keenam : Tidak menoleh kebelakang. Maksudnya ketika tidak ada hal yang sangat mendesak atau penting dilarang menoleh kebelakang. Dalam Shahiihul Jaami' dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW apabila berjalan tidak pernah menoleh kebelakang, kecuali ada hal yang sangat penting. Menoleh kebelakang saat berjalan dapat menimbulkan seseorang bertabrakan, tergelincir, serta dapat juga dicurigai oleh orang lain yang melihatnya. 

Ketujuh : Berjalan dengan kuat. Setiap muslim harus berjalan dengan tegap sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW yaitu dengan mengangkat kedua telapak kakinya agak tinggi dan badan harus tegap. Kata Syekh Sayyid Nada berjalan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW lebih dekat kepada roh Islam. Tegap dan mengangkat kaki agak tinggi identik dengan dengan kokoh atau kuat. "Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dibanding mukmin yang lemah."  

Kedelapan : Jangan lakukan berjalan yang tercela. Contoh berjalan yang tercela diantaranya adalah ; berjalan dengan sombong, takabur, berjalan dengan gelisah dan gemetaran, berjalan dengan loyo seperti orang sakit padahal badannya sehat, berjalan meniru lawan jenis, berjalan terburu-buru atau terlalu cepat dan berjalan seakan-akan seperti melompat. 

Kesembilan : Lakukanlah berjalan telanjang kaki. Berjalan dengan tanpa alas kaki termasuk sikap tawadhu' di hadapan Allah SWT. Dalam sebuah hadits Ralullah SAW disabdakan :"Memerintahkan kami (para sahabat) agar sesekali berjalan tanpa alas kaki" (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai). Dari penjelasan hadits ini berjalan dengan telanjang kaki agar dilakukan sesekali saja. Menurut Syekh Sayyid Nada, berjalan dengan telanjang kaki merupakan perkara yang baik dengan syarat tidak berjalan di tempat yang banyak najis di tanah tersebut, serta di tanah yang dapat menyakiti kedua telapak kaki. 

Demikian uraian singkat materi "Cara Berjalan Kaki Yang Dicontohkan Nabi SAW". Semoga bermanfaat menjadi wawasan keislaman kita serta dapat mengamalkan dengan istiqomah. Aamiin.

0 Response to "Cara Berjalan Kaki Yang Dicontohkan Nabi SAW."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel