Amalkan "Tiga I" Agar menjadi Ringan Jalani Hidup di Dunia ini.

Istiqamah, Istikharah, Istighfar.
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)
Pembaca budiman, Bimbingan serta Ridha-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin. 

Ada tiga amalan yang dapat meringankan beban hidup kita di dunia ini. 
Dalam menghadapi perputaran roda kehidupan pasti kita selalu mengalami naik dan turun dalam segala hal baik dalam ibadah, usaha, kesabaran, keikhlasan beribadah dll. Agar tidak terlalu terbebani dalam menghadapinya minimal kita memiliki "Tiga I" sebagaimana judul artikel ini. Apasajakah Tiga I tersebut?. Marilah kita mencoba mengulas bersama dari ketiganya itu.

Pertama : Istiqamah, adalah kokoh dalam aqidah dan selalu konsisten dalam beribadah. Karena istiqamah begitu penting untuk menjalani kehidupan di dunia ini sehingga Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyinggunya dalam salah satu haditsnya sebagai berikut :
Dari Abi Sufyan bin 'Abdullah berkata "aku telah berkata" Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain Engkau; Nabi menjawab : "Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah" (HR. Muslim).
Dari pengertian hadits di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa beriman kepada Allah dengan istiqamah, ini akan mencupkupi rasa kepastian dan ketenangan dalam jiwa pelakunya, maka Nabi SAW tidak menyambung kata-kata yang lain hal itu berarti Istiqamah adalah hal yang pokok dalam menjalani hidup ini. 
Ketika kita dapat melakukan segala aktivitas dengan istiqamah isnsya Allah hasil yang kita dapatkan akan membuahkan yang terbaik atas izin Allah SWT. 

Kedua : Istikharah, adalah sarana/alat untuk memohon petunjuk Allah dalam setiap langkah, serta akan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan. Dan kita mempunyai kebebasan dalam berbicara dan bertindak. Namun menurut ajaran Islam tidak ada kebebasan tanpa batas. Batas-batasan tersebut adalah aturan agama. Seorang Muslim yang benar dan tawadhu' selalu berfikir berulang-ulang sebelum berucap atau bertindak. Dia pasti akan memohon petunjuk kepada Allah dengan jalan istikharah tersebut.  
Kata-kata bijak yang tersemat adalah "berfikirlah hari ini dan berbicaralah hari esok" kata ini sering menjadi inspirasi bagi seorang Muslim. Kalau ucapan itu tidak baik apalagi menyakiti orang lain maka tahanlah. Tetapi jika ucapan itu benar dan baik maka katakanlah, apapun resikonya. Dibawah ini adalah salah satu hadits yang menjadi landasannya : 
"Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah, dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat". (HR. Thabrani)

Ketiga : Istighfar, adalah selalu instrospeksi dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Karena pasti setiap orang pernah melakukan kesalahan. Setiap kesalahan dan dosa, sebenarnya adalah penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh sebab itu segala kesalahan dan dosa harus diusahakan dengan keras untuk dihindarinya. Kita kadang sadar persolan yang besar yang kita hadapi dalam hidup ini sebenarnya atas kekeliruan dan kesalahan yang diakibatkan oleh perbuatan kita sendiri. Maka jangan pernah berhenti kita istrospeksi dan dilanjutkan memohon ampunan kepada Allah SWT dengan istighfar yang tulus.
Istighfar juga dapat menjadi pelajaran yang sangat besar untuk menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang tidak terlepas dari perbutan dosa. Istighfar wajib dilakukan seseorang sebelum memanjatkan dzikir maupun doa agar lebih cepat diterima doanya.
Secerdas apapun seorang manusia tidak akan mampu mengetahui dan dapat menghitung jumlah dosa yang telah ia perbuat dalam sehari. Maka dengan istighfar dapat menghapus dosa-dosa yang menjadi penghalang terkabulnya doa karena hanya Allah Zat yang Mahapengampun dan Pengasih.
Berkait dengan hal tersebut Allah berfirman di dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat". (QS, An-Nashr : 3).
Alam juga memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa beristighfar tidak mengenal waktu dan tempat. Selagi ada kesempatan dan waktu maka sangat dianjurkan untuk beristighfar kepada Allah SWT.
Istighfar dapat dilafalkan sebelum dan sesudah shalat lima waktu dalam sehari semalam, atau pada waktu yang terbaik, di waktu sepertiga malam (akhir malam). Hal inilah yang selalu dilakukan oleh orang-orang yang bertaqwa sebagaimana firman Allah dibawah ini :
"Di dunia mereka (orang yang bertaqwa) sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu pagi sebelum fajar". (QS. Adz-Dzariaat : 17-18)
Lantas berapakah selayaknya seseorang melafalkan istighfar dalam sehari?.  Rasulullah, shalallahu alaihi wa sallam mencontohkan untuk dapat beristighfar tujuh puluh kali dalam sehari. Beliau berucap : "Sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari". (HR. Bukhari)

Sementara itu dari Al-Aghorr Al-Muzanni (sahabat Nabi SAW), Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) "Ketika hatiku malas, aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak sertaus kali". (HR. Muslim no.2702).
Bukan hanya itu saja, bahkan Beliau melafalkan istghfar dengan lengkap (miasalnya, Astsghfirullah laa illaha illa huwal hayyul qayyuma wa atuubu ilaihi). Ini sebagai wujud kesyukurannya kepada Allah meskipun secara pribadi beliau adalah orang yang maksum (terbebas dari dosa).

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW, menyebutkan :"Ya Allah, ampunilah bagiku dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang tersembunyi dan yang tampak, dan apa yang Engkau lebih ketahui dariku. Engkaulah Zat yang Mahapendahulu dan Zat yang Mahapengakhir. Dan Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu". ( HR. Bukhari)
Allah SWT berjanji tidak akan pernah mengazab suatu kaum yang senantiasa beristighfar kepada-Nya. Allah berfirman berfirman di dalam al-Qur'an sebagai berikut :
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampunan".(608). (QS, Al-Anfal : 33). 
Ket : (608) Diantara mufassirin mengartikan yastaghfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan bahwa diantara orang-orang kafir ada orang muslim yang meminta ampun kepada Allah. 
Demikian uraian singkat Amalkan "Tiga I" Agar menjadi Ringan Jalani Hidup di Dunia ini. Semoga bermanfaat, mari kita amalkan dengan istiqamah, sabar dan ikhlas. Aamiin.

0 Response to "Amalkan "Tiga I" Agar menjadi Ringan Jalani Hidup di Dunia ini."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel