Kisah Nabi Sulaiman A.S. Membatalkan Do'anya Untuk Minta Hujan.

 https://www.rasiyambumen.com/2019/10/kisah-nabi-sulaiman-as-membatalkan.html
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Kisah)
Pembaca budiman, Bimbingan serta Ridhonya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di akhirat kelak. Aamiin. 

Kisah Nabi Sulaiman A.S. membatalkan do'anya untuk meminta hujan, ini dinukil dari sebuah kitab tafsir Al-Qur'an al-Adhim, bahwa Imam Ibnu Katsir mengutip sebuah riwayat dari Imam Ibnu Hatim. Dalam kisah ini terjadi pada musim kemarau yang sangat panjang, sehingga tanaman menjadi kering kerontang serta air di danaupun yang semula melimpah  hampir kering maka para penduduk sangat sulit untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari.  Lalu apa yang terjadi dengan Nabi Sulaiman AS. yang membatalkan do'anya untuk meminta hujan? .

Berikut adalah kisah lengkapnya yang disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir, dengan mengutip riwayat dari Imam Ibnu Hatim. 
Ibnu Hatim berkata : "Ayahku bercerita kepadaku, Muhammad bin Basyar bercerita, Yasid bin Harus bercerita, Mis'ar bercerita dari Zaid al-A'ma, dari Abu al-Shiddiq al-Nazi ia berkata : " Nabi Sulaiman Alaihis Salam, keluar (dari Istanya) untuk berdoa meminta hujan. Tiba-tiba ia melihat/menjumpai seekor semut yang berbaring dengan punggungnya (telentang) dan semua kakinya diangkat menghadap ke langit. Semut itu seraya berdoa : "Ya Allah kami adalah salah satu dari makhluk-Mu. kami sangat memerlukan air (hujan)-Mu. Jika Kau tidak mengguyuri kami, (dengan air hujan-Mu), Kau akan membuat kami binasa. Melihat hal itu Nabi Sulaiman Alahiss-Salam berkata kepada para pengikutnya : "Pulanglah" kita batalkan doa ini, karena sudah ada (makhluk lain) selain kalian yang ingin berdoa meminta air hujan. (Yaitu seekor semut). (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an al-Adhim, Riyadh - Dar Thayyibah, 1999, juz 6, hal. 184).   
    
Kisah di atas cukup menarik, karena menjelaskan banyak hal, terutama soal pengaruh tasbih dan doa makhluk Allah lainnya kepada alam semesta. Untuk lebih mudah dan jelas kita perlu menengok riwayat lain yang membicarakan kisah di atas.
Seperti contoh dalam tarikh Madinah Dymasiq terdapat beragam riwayat dengan redaksi yang berbeda-beda. Salah saatu contoh adalah ucapan Nabi Sulaiman AS. di akhir riwayat. Di jalur periwayatan Ghalib bin Abdullah dari al-Suddi, Nabi Sulaiman mengucapkan sebagai berikut :
"Pulanglah Seseungguhnya telah dikabulkan untuk kalian (doa meminta hujan yang dipanjatkan) oleh selain kalian (semut)" (Imam Ibnu 'Asyakir, Tharikh Madinah Dymasyq 1995, juz-22, hal. 288).
Dalam riwayat lain jalur periwayatan Abdurrazzaq, dari Ma'mar, dari al-Zuhri, Nabi Sulaiman AS mengatakan pada para shabatnya (li ashabihi) sebagai berikut :
"Pulanglah sungguh telah ada yang memintakan hujan untuk kalian. Sesungguhnya semut itu telah  berdoa meminta hujan, kemudian doanya dikabulkan". (Imam Ibnu 'Asyakir, Tharikh Madinah Dymasyq 1995, juz-22, hal. 288).
Perkataan Nabi Sulaiman alahissalam ditas, menunjukkan bahwa peran makhluk selain manusia sangat besar untuk alam semesta. Selam ini kadang kita sering mengabaikan peran mereka, baik dalam keseimbangan alam maupun keseimbangan lainnya. Keseimbangan alam yang dimaksud disini, adalah, misalnya populasi cecak, kodok, ikan, atau kadal, berkurang secara dratis, maka populasi nyamuk akan semakin besar, karena keseimbangan telah berubah dengan semakin berkurangnya binatang pemakan jentik nyamuk. Ini hanya sekedar contoh kecil saja.

Terkait dengan spesifikasi doa semut, dapat kita baca di bawah ini :
"Sesungguhnya kami adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhluk-Mu, kami sangat butuh siraman dan rezeki-Mu. Baik Engkau akan mengucurkan air dan rezeki kepada kami, atau akan membinasakan kami". (doa makhluk lain atau seekor semut yang meminta air hujan).
Kemudian Nabi Sulaiman berkata : (kepada kaumnya), "Kembalilah pulang, kalian akan diberi air (hujan) melalui doa makhluk lain". (HR. Ahmad).

Binatang-pun senantiasa bertasbih kepada Allah dengan caranya mereka sendiri. Mereka selalu berzikir, memuji Allah, karena insting yang membawa mereka untuk mengagungkan pencipta Zat yang memberi mereka rizki, atau zat yang menjamin mereka rezkinya.

Mereka adalah makhluk yang tak berakal namun tahu apa yang harus mereka lakukan, yaitu selalu bertasbih dalam menjalani hidupnya. Kita tak paham bahasa binatang, kecuali Nabi Sulaiman sehingga beliau tahu bahwa semutpun berzikir mengagungkan Allah. Jika semut berzikir maka binatang lainpun, atau makhluk lain, seperti tumbuhan, batu, bumi yang kita pijakpun berzikir mengagungkan Allah SWT.

Lalu bagaimana dengan kita (manusia) yang diberikan akal untuk berfikir?.
Tidakkah kita seharusnya lebih baik zikirnya daripada seekor semut yang kecil tubuhnya dan tidak memiliki akal. Bahkan menurut Nabi Sulaiman AS seekor semut yang sedang kesulitan untuk mendapatkan air dan rezeki berdoa memohon kepada Allah. Dan dia istiqamah tidak pernah mencari pertolongan selain kepada Allah. Dan tidak pernah mengemis/meminta kepada manusia agar diberi makanan. Sebab semut itu tahu dengan pasti, kepada siapa ia meminta dan berdoa memohon rezeki.

Semut itu siap menerima ketentuan Allah. Meski dia memohon rezeki tetapi juga siap menerima nasib kalau dibinasakan jika Allah menghendaki. Hal ini sesuai doa seekor semut yang telah kita baca di bagian atas tulisan ini. Artinya semut pasrah dengan ketentuan dan takdir Allah untuknya.

Lalu bagaiman dengan kita yang lebih pintar, lebih besar badannya, bahkan lebioh kuat dibandingkan seekor semut kecil, yang bodoh dan lemah, seberapa banyak kita selalu mngingat Allah?.  Apakah kita selalu menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas dalamhidup ini. Berapa banyak kita bertasbih kepada-Nya setiap hari?. Bahkan kita kalah dengan seekor semut, karena ketika kita telah menerima  nikmat yang begitu besar lupa untuk bersyukur.

Saat kita susah/sulit malah mencari pertololongan selain kepada Allah. Bahkan dengan jalan syirik-pun ditempuh pula. Kita tak yakin sepenuhnya bahwa pertolongan Allah SWT. akan merubah nasib dan memperbaiki rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Untuk itu marilah kita bercermin dengan seekor semut yang bodoh dan lemah itu, agar kita tak menjadi sombong. Sehingga kadang kita tergelincir menggantungkan diri pada makhluk yang tak punya kekutan dan kelebihan.

Demikian uraian singkat, kisah Nabi Sulaiman AS. membatalkan do'anya untuk meminta hujan. Semoga bermanfaat dan menjadi renungan dalam sisa hidup yang masih Allah berikan kepada kita. Waallahu 'alam bishawwab.        

0 Response to "Kisah Nabi Sulaiman A.S. Membatalkan Do'anya Untuk Minta Hujan. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel