Kapankah Shalat Idul Fitri Pertama Kali Dilakukan?. Ikuti Kisahnya.

Masjid Al-Ghamamah Tempat Nabi saw. Melaksanakan Shalat Id. ( di Madinah  Arab).

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Kisah)
Pembaca budiman Rahmat dan Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah serta menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Umat Islam merayakan hari besar shalat Idul Fitri pertama kali, dilakukan oleh Rasulullah dan umatnya di Madinah pada masa setelah 2 tahun Rasulullah saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah (menetap di Madinah). Setelah Rasulullah berada di Madinah kurang lebih dua tahun maka Nabi saw. baru melaksanakan shalat Idul Fitri pertama kali dan ini bertepatan dengan turunnya perintah untuk membayar zakat pada umatnya.  

Kisah yang dapat kita baca adalah demikian; Sebagai kaum pendatang (kaum Urban) atau kaum Muhajirin dalam istilah agama, ketika Nabi saw. berada menetap di Madinah tepatnya baru saja kurang lebih du tahun, maka wajar jika Nabi saw. menyaksikan budaya dan adat yang belum pernah beliau lihat atau ditemui sebelunya di kampung halaman yaitu Makkah.

Oleh karenanya banyak peristiwa sejarah yang menunjukkan proses adaptasi dan akulturasi budaya yang Rasulullah saw. lakukan demi mengakomodir budaya yang sudah ada tanpa menafikkan perkembangan Islam yang sedang mulai tumbuh sebagai Agama yang rahmatan lil'alamin, yaitu diantaranya Idul Ftri dan Idul Adha. 

Sejak dari jaman jahiliyyah penduduk Kota Madinah mempunyai dua hari raya besar, bahkan sangat distimewakan sekali, yaitu hari raya Nairuz dan Hari Raya Mahrajan. Nairus adalah hari yang dipahami oleh pendudk Madinah sedari jaman jahilyyah. Yaitu diartikan hari pertama musim semi, sekaligus menandai awal tahun baru dalam kalender syamsiyah (Gregorian). Sedangkan hari Raya Mahrajan dirayakan sebagai penanda awalnya musim gugur. 

Pada saat bertepatan kedua hari raya tersebut, penduduk Madinah berpesta fora dengan bernyanyi, menari, dan yang tidak kalah serunya adalah menyantap hidangan istimewa yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebulum hari perayaan itu tiba. Dan juga tidak kalah meriahnya yaitu bermabuk-mabukan. Rasulullah mengamati selama yang belia rasakan dalam dua perayaan, karena beliau juga baru berada di Madinah 2 tahun, maka Rasulullah berpikir bahwa perayaan yang sedemikian mubazirnya dan penuh dengan hura-hura dan dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Lalu Nabi saw. mengantikannya dengan perayaan hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Kisah ini terangkum dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik (95 H). 
"Dari Anas bin Malik, ia berkata, ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, para penduduk Madinah merayakan dua hari raya besar. Lalu Rasulullah saw. bertanya '; "Apa dua hari raya ini?" Penduduk Madinah menjawab "pada dua hari besar tersebut, kami bersenang-senang di masa Jahiliiyah" Kemudian Rasulullah saw. bersabda : " Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari raya tersebut dengan lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Abu Daud dan An-Nasai).

Al-Mamawardi dalam Al-Hawy mengatakan bahwa shalat Idul Fitri pertama kali dilaksanakan pada tahun kedua Hijrah, dan berbarengan dengan disyariatkannya umat Islam untuk membayar zakat. Kejadian ini juga bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar. Perang badar adalah perang yang tidak seimbang antara kaum Musilimin dengan lawannya yang berjumlah 1000 orang sedangkan kaum muslimin berjumlah 300 orang. Namun ini dapat dimenangkan oleh kaum Muslimin berkat pertolongan Allah swt. 

Oleh karenanya saat itu kaum Muslimin merayakan dua kemenangan, kemenangan melawan kaum musyrikin dalam Perang Badar, dan kemenangan melawan hawa nafsu setelah sebulan menjalankan ibadah puasa.  Adapun peristiwa itu disebut Id, sebab pada momen itu kaum Muslimin kembali pada fitrah yang murni. Sebagaimana dalam konteks bahasa Arab, bahwa "Id" berarti "kembali". 

Di Indonesia makna "Id" mengalami infiltrasi/penyusupan makna dengan diartikan sebagai kembali ke tempat asal yaitu pulang kampung atau dengan bahasa populernya adalah "MUDIK". Barang kali kalau kita ambil hikmahnya pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara setelah paling tidak satu tahun berada tinggal di tanah rantau merupakan suatu kegembiraan yang sulit untuk digambarkan dengan bentuk apapun kecuali hikmah dari Idul Ftri ini dengan silah turahim. Wallhu a'lam. 

Demikian uraian singkat Kapankah Shalat Idul Ftri Pertama Kali Dilakukan. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah dalam pengamalan agama Islam yang mulia ini. Aamiin...

0 Response to "Kapankah Shalat Idul Fitri Pertama Kali Dilakukan?. Ikuti Kisahnya."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel