Bani Isra'il Digiring Nabi Musa Menuju Tanah Yang Dijanjikan Allah.



Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Kisah)

Pembaca budiman Rahmat serta Bimingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Dari cuilan yang sedikit tentang kisah Bani Isra'il digiring Nabi Musa, a.s. menujuju tanah yang dijanjikan Allah yaitu Palestina, hal ini tentu bukan perjalalan yang singkat apalagi kala itu tak ada arah jalan, serta rutenya pun didominasi padang pasir.   

Alkisah; Selepas dari memperingatkan raja Fir'aun yang ditenggelamkan di Laut Merah, kisah Bani Isra'il bukan berakhir, namun justru baru dimulai. Setelah lepas dari perbudakan bangsa Mesir mereka memulai hidup baru yang dipenuhi rahmat Allah Swt.  Dibawah kepemimpinan Nai Musa, mereka menjadi kaum paling mulia kala itu. Namun, saat hidup baru inilah banyak cerita menarik yang justru membuktikan sifat pembangkangan Bani Isra'il. 

Meski diganjar berpuluh tahun, tak jua sampai ke Palestina, Bani Isra'il masih saja mendapat rahmat Allah yang Maha Kasih dan Sayang. Dengan kekuasaan Allah, sebenarnya bisa saja Allah mempercepat perjalan mereka. Namun dengan hikmah-Nya banyak peristiwa terjadi selama perjalanan. Apalagi, sifat Bani Isra'il yang suka membangkang pada Musa membuat Allah geram hingga membuat mereka berputar-putar di padang pasir tak sampai juga ke tempat tujuan.  
Namun Allah tetap sayang dan selalu mencurahkan kasihnya kepada Musa dan pengikutnya dengan mengutus awan untuk menaungi mereka sepanjang berada dipadang pasir tersebut. 
Baca yang ini : Siapakah Pemuda Ashabul Kahfi Yang Dikisahkan Dalam Al-Quran?

Alhasil,mereka tak pernah merasakan panas teriknya matahari meski di padang pasir yang meyengat sekalipun. Untuk minum, Allah pun memberi mukjizat kepada Nabi Musa. Sang Nabiyullah memukulkan tongkatnya ke sebuah batu hingga memancar 12 mata air. Jumlah mata air tersebut sesuai dengan jumlah kabilah kaummnya.
Dengan rahmat Allah tersebut Bani Israil hidup tenang di sebuah kawasan di Padang Sahara Tih. Meski bertahun-tahun berputar di padang tersebut, mereka tak pernah menderita kesulitan, apalagi penyakit. Sifat Pembangkanganlah yang justru diderita Bani Isra'il. Mereka tak bersyukur atas rahmat Allah.

Dalam kisahnya saat Bani Isra'il tinggal di Padang Sahara Tih, tak hanya naungan awan atau mata air yang didapat, tetapi satu rahmat Allah yang tak kalah luar bisa, Allah menganugerahkan makanan yang sangat lezat yaitu Manna dan Salwa sebagai pemenuhan kebutuhan pangan. Mana adalah merupakan makanan yang rasanya amat lezat nan manis layaknya madu tetapi tidak menimbulkan berbagai penyakit warna manna ini putih cantik layaknya salju.  Makanan ini sangat mudah di temui oleh Bani Isra'il. Setiap pagi mereka membawa kerangjang yang memang sudah disiapkan untuk memunguti manna yang selalu ditemukan melekat di batu-batu, pohon ataupun kayu yang telah tergeletak di padang sahara tersebut.

Adapun Salwa adalah sejenis burung puyuh yang dagingya empuk dan gurih. Salwa yang biasa terbang tinggi atas perintah Allah untuk terbang rendah serta datang berbondong-dondong. Maka sangatlah mudah bagi Bani Isra'il untuk menangkapnya.
Dengan anugerah manna dan salwa, lengkaplah nikmat Bani Isra'il. Mereka tak pernah kelaparan meski di tengah pada pasir. Mereka tak pernah dijangkiti penyakit karena kedua jejis makanan tersebut memiliki kandungan yang dapat menangkal pelbagai penyakit.

Kalau kita menilik pada era Rasulullah saw. kedua jenis makanan itu termasuk dalam thibbun Madinah (Makanan Kesehatan yang ada di Madinah). Para Tabib selalu menyajikan makanan ini kepada para pasiennya yang sedang sakit dan atas kehendak Allah hampir semua pasien dari tabib tersebut sembuh dari penyakitnya.
Secara etimologi Manna bermakna "karunia" dan Salwa bermakna "Penawar hati".

Namun sesuai kisah-kisah yang terdapat di Al-Qur'an bahwa Bani Israil adalah umat yang paling tidak dapat bersyukur mereka selalu membangkang. Suatu hari kaumnya menemui Nabiyullah Musa dan mengajukan protes. Mereka memprotes akan makanan yang itu-itu saja. Mereka menyatakan kepada Musa bahwa bosan memakan manna dan salwa yang lezat dan penuh manfaat itu.
Mereka berkata, "Hai Musa, kami tak tahan dengan satu macam makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan untuk kami apa-apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah". 
(Mendengar permintaan tersebut, Musa tentu naik pitam dengan kemarahannya. Namun karena beliau adalah Rasul Allah yang punya jiwa tegas dan keras, namun tetap sabar dalam menghadapinya). Musa berkata : Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". (QS, 2 :61).

Sebetulnya perkataan Musa adalah suatu sindiran terhadap kaummnya agar tidak pergi ke kota, tetapi tidak dianggap bahkan kaumnya menganggap sambil lalu saja. Maka Bani Isr'ail tetap pergi ke kota. Mereka meninggalkan manna dan salwa demi melilih aneka kacang dan sayur tanpa daging.
Memang di masa lalu, saat menjadi budak, merek terbiasa memakan kacang adas, dan bawang atau sayur mayur saja. Tentu saja makanan tersebut tak sebanding dengan manna dan salwa yang penuh manfaat dan amat lezat.
Baca jua yang ini  Menyingkap Keberadaan Istana Nabi Sulaiman A.S.
Apalagi, kacang dan adas yang sangat digemari Bani Isra'il itu justru menyebabkan banyak penyakit alih-alih membuat kenyang. Adas, makanan faforit mereka, makanan itu mengandung zat yang membahayakan syaraf, tak baik untuk pencernaan, berbahaya untuk sistem ekskresi, dapat mengentalkan darah, dan lain sebagainya. Namun, Bani Isra'il justru meindukan makanan mereka yang banyak mudharatnya tersebut. Bukan Bani Isra'il kalau tidak selalu menentang Allah mereka gemar membangkan Allah dan selalu meuruti kesukaan hawa nafsunya.

Allah berfirman : "Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa . Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al-Baqarah :57).

Kisah Musa beserta kaumnya terdapat dalam beberapa ayat Al-Quran. Allah mengisahkannya sebagai pelajaran bagi Kaum Muslimin agar tak mengikuti jejak Bani Isra'il.  Beberapa yang menyebutkan kisah tersebut ialah Surat Al-Baqarah ayat 57 hingga 61, Surat Thaha ayat 80, dan surat Al-A'rof ayat 160.

Demikian kisah tentang Bani Isra'il Digiring Nabi Musa Menuju Tanah Yang Dijanjikan Allah. Semoga bermanfaat, dari isi kisah di atas mudah-mudah Allah menjauhkan kita umat muslimin dari sifat-sifat buruk Bani Isra'il tersebut.  Aamiin... 

0 Response to "Bani Isra'il Digiring Nabi Musa Menuju Tanah Yang Dijanjikan Allah."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel