Hikmah Dibalik Larangan Membunuh Semut Dan Keunikan Dalam Koloninya.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyerati kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Hikmah Dibalik Larangan Membunuh Semut
Hikmah larangan membunuh semut, yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup bermasyarakat dalam sekup lingkungan terkecil hingga mencakup kehidupan berbangsa.  Manusia diarahkan untuk menjaga berbagai ciptaan yang ada, untuk menjaga keseimbangan alam. 

Allah tidak menyukai tindakan merusak sesuatu, termasuk pepohonan dan hewan yang hidup melata sekalipun. Karena setelah mati, manusaia akan ditanya tentang burung kecil yang dibunuhnya tanpa alasan yang benar. Siksa akan datang kepadanya akibat kerusakan yang telah diperbuatnya.   

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, Seorang nabi singgah di bawah pohon. Dia digigit oleh seekor semut. Dia memerintahkan agar barang bawaannya dijauhkan dari bawah pohon. Lalu dia memerintahkan agar rumah semut itu dibakar. Allah mewahyukan kepadanya, "Mengapa tidak satu ekor semut saja yang dibunuhnya". Barang kali kedatangan sang Nabi dengan sahabat-sahabatnya mengganggu para semut. Karena biasanya semut melawan orang yang menggagu dan merusaknya. Seekor semut datang dan menggigit nabi itu. Meski mendapat kekhasan dari Allah, nabi tetaplah manusia. Dia tidak lepas dari kehilafan. Nabi tersebut emosi. Dia melakukan tindakan spontan yang membuatnya menyesal. Sang Nabi marah kepada semut beserta koloninya. 

Lalu munculah keinginan untuk menghukum seluruh semut. Dia memerintahkan para sahabatnya agar menjauhkan barang dari bawah pohon itu. Kemudian dia menyulut api untuk membakar sarang semut tersebut. Maka tak pelak lagi semut yang sedang berjalan terbakar dari panas api itu sampai kepada semut-semut yang berada di lubang dan sarang. Seharusnya yang dihukum hanyalah semut yang menggigitnya saja.

Rasulullah saw. mengajarkan bahwa berhak melawan orang atau hewan, yang menyerang manusia, walaupun hewan itu jinak sekalipun. Semut ini menyerang dan menggigit. Wajar saja hewan tadi mendapat hukuman. Namun dengan menghukum semua semut yang ada di sarang dan membakar mereka dengan api bukanlah keadilan. Semut adalah ciptaan Allah. Mereka bertasbih dan menyucikan Allah seperti hewan-hewan lain.

Manusai tidak boleh menyerangnya kecuali jika mereka meyakitinya. Oleh karena itu Allah menyalahkan Nabi itu dan mencelanya karena dia menghukum melampaui batas. Nabi menghukum semut yang tidak bersalah karena hanya kesalahan sekor semut saja. Dia membunuh semua umat yang bertasbih mensucikan Allah. 

Pelajaran Dari Hadis
Manusaia tidak boleh membunuh semut, sebagaimana tidak boleh membunuh binatang lain kecuali hewan yang menyerang dan mengganggu. Dalam sebuah hadits terdapat larangan membunuh semut, tawon, dan burung-burung hud-hud dan burung shurad. 
Di sisi lain seseorang diperbolehkan membunuh hewan yang mengakibatkan kerusakan misalnya : tikus, kalajengking, burung gagak, rajawali, dan anjning. Selain kelima hewan perusak ini, Rasulullah saw. juga memerintahkan membunuh cicak. Beliau menyatakan shurad adalah burung berkepala besar, dan berparuh besar, perutnya berwarna putih, punggungnya berwarna hijau, selalu memangsa serangga dan burung-burung yang kecil. 

Membakar makhluk hidup tidak diperbolehkan. Nabi saw. menjelaskan alasan larangan ini, yaitu bahwa yang berhak mengazab dengan api hanyalah pemilik api. (Allah swt). Ini mungkin telah diperbolehkan dalam syariat sebelum Islam, karena itu nabi membakar sarang semut. 

Semut bertasbih kepada Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Hadits. Dan di dalam Al-Qur'an Allah menyebutkan sebagai berikut :
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka" (QS Al-Isra' :44)   
Firman diatas juga memberikan arti bahwa semut adalah makhluk-Nya. Allah telah memberitahukan bahwa makhluk itu terdiri juga ; burung-burung, dan hewan-hewan semuanya adalah umat seperti kita. "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat seperti kamu" 
Penafsiran Al-Qur'an menurut Prof Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menunjukkan bahwa semut merupakan hewan yang hidup bermasyarakat dan berkelompok. Hewan ini mempunyai etos kerja yang tinggi dan sikap kehati-hatian yang luar biasa. 
1. Semut memiliki kebiasaan yang tidak dimiliki oleh hewan lain.
Contohnya apabila anggotanya mati maka semut akan menguburkannya. Hal ini terungkap dalam penelitian ilmuwan. Semut juga merupakan hewan yang memiliki rasa sosial dan solidaritas yang tinggi. Mereka tidak egois dan tidak mementingkan diri sendiri.

2. Semut Sangat Ahli di Bidang Pertanian. 
Kalian tahu bahwasanya semut telah memulai bertani dan berkebun 50 juta tahun lebih awal sebelum manusia dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah makanan mereka. Para semut menggunakan teknik holtikultura yang sangat canggih untuk meningkatkan hasil panen mereka. Mereka menskreasikan zat kimia yang kaya antibiotik untuk menghambat pertumbuhan jamur. Sarang mereka juga dibangun dengan sistem yang sangat canggih untuk mengontrol temperatur dan kelembaban. 

3. Semut Merupakan Ahli Strategi Perang.
Antara species semut yang berbeda, bahkan yang sama sekalipun, terkadang bertarung dan berperang satu sama lain, dan peperangan ini dapat berlanjut selama beberapa jam, hari, bahkan minggu.

4. Jumlah Semut Yang Sangat Banyak.
Jika dikalkulasikan, 10 % dari keseluruhan hewan didunia merupakan semut. Dan jika ditimbang, jumlah massa semua semut di bumi ini, sama dengan jumlah massa semua manusia di bumi.

5. Semut Dapat Membentuk Superkoloni
Semut Argentina merupakan jenis semut yang suka menyerang. Mereka membentuk superkoloni yang besar dan banyak sekali di Kalifornia, AS. Superkoloni teresebut memiliki jutaan sarang dengan jangkauan hampir ratusan mile (ratusan kilometer) dan kedalaman sarang 6 meter ke bawah. Semut dari sarang yang berbeda namun dalam satu koloni sangat jarang terlihat saling serang satu sama lain. Superkoloni terbesar terdapat di Kalifornia bagian Selatan, dengan panjang 600 mile (Sekitar 965 kilometer) dengan kedalam ke bawah sekitar 6 meter.

6. Semut Hanya Bertahan Hidup Beberapa Bulan Dan Ini Berbeda Dengan Sang Ratu.   
Semut pekerja hanya mampu bertahan hidup selama 45-60 hari, Lain halnya dengan sang Ratu Semut yang dapat bertahan hidup hingga berumur 20 tahun. Dan ketika sang Ratu mati, koloni semut tersebut hanya dapat bertahan beberapa bulan saja. 

7. Semut Yang Suka Beternak.
Semut selain suka bertani, berburu, berperang, mereka juga suka beternak. Dan yang mereka ternak bukanlah ayam, kambing apalagi sapi. Yang mereka ternakan adalah Aphid, yaitu sejenis kumbang. Semut madu mendapatkan madu yang manis dari hasil ternak sekresi Aphid tersebut. Semut akan melindungi dan memberi makanan kumbang. Mereka memilihkan tanaman yang cocok untuk Aphid tinggal dengan aman. Jika ada predator atau parasit datang, maka semut tersebut akan memboyong Aphid ke tempat lain yang lebih aman. Mereka akan mempertahankan dan membela Aphid. Sungguh bahagian hidup si Aphid. 

8. Perbudakan Dalam Koloni Semut.
Slave-Maker ant, merupakan jenis semut yang suka menggerebek sarang semut lain dan mencuri pupa (telor semut) mereka. Dan ketika pupa tersebut menetas, dan menjadi semut, semut tersebut kemudian dijadikan budak dalam koloni tersebut.

9. Kasta Dalam Koloni Semut.
Sang Ratu semut berukuran lebih besar daripada pekerjanya. Mereka memiliki Thorax dan Abdomen yang lebih besar daripada pekerjanya. Setelah menemukan koloni baru, tugas sang Ratu adalah untuk menghasilkan banyak semut pekerja, semut jantang dan ratu lainnya. Mereka dapat hidup selama 20 tahun dan dapat meproduksi ribuan bahkan jutaan telur dalam hidupnya. Semut jantang memiliki tubuh yang paling kecil dalam kasta semut. Tugas mereka hanya satu, yaitu membuahi sang Ratu semut, saat ritual perkawinan. Dan akan mati setelah beberapa hari.
Semut pekerja memiliki tugas mencari makan, merawat bayi-bayi semut, membangun sarang dan menjaga koloni serta sang Ratu. Semut tentara yang bercirikan mempunyai kepala yang besar, bertugas untuk menjaga sarang mereka dari serangan musuh.

Subhanallah, mungkin kata itu yang terucap dari bibir kita setelah mengetahui fakta-fakta mengagumkan tersebut. Dari waktu ke waktu kita harus sering merenungi dan memikirkan ayat-ayat qauniyah yang disebar oleh Allah swt. di muka bumi ini, dan penjuru langit, yang salah satunya adalah Semut tersebut, agar kita semakin yakin bahwa Allah-lah Yang Maha Kuasa dalam menciptakan dan memelihara makhluknya.

Demikian mudah-mudahah tulisan ini terkait dengan Hikmah Dibalik Larangan Membunuh Semut Dan Keunikan Dalam Koloninya. Semoga bermanfaat dan akan menambah keimanan kita kepada Yang Maha Perkasa Atas seluruh ciptaan-Nya.

0 Response to "Hikmah Dibalik Larangan Membunuh Semut Dan Keunikan Dalam Koloninya."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel