Sabar, Shalat dan Khusyu' Sebagai Sarana Pintu Hadirnya Pertolongan.



Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aaminn...

Pembahasan tentang "sabar, shalat, dan khusu' sebagai sarana pintu hadirnya pertolongan", memang sangatlah menarik karena banyaknya orang yang ingin tahu tentang pertolongan apakah yang dapat didapatkan dari sabar dan sholat ini.
Untuk mengtahui pertolongan apa sajakah dari usaha sabar dan shalat tersebut marilah kita bersama-sama untuk dapat memahami tentang makna sabar dan sholat tersebut.

(ٱلصَّبۡرِ) Ash-Shabar atau sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati. Ia juga berarti ketabahan. Imam Al-Ghazali mendefinisikan sabar sebagai ketetapan hati melaksanakan tuntunan agama menghadapi rayuan nafsu. Secara umum kesabaran dapat dibagi dalam dua bagian pokok :

Pertama : Sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima dan melaksanakan perintah-perintah yang melibatkan anggota badan, misalnya ibadah dan peperangan, termasuk sabar dalam menerima cobaan seperti penyakit, penganiayaan, dll.

Kedua : Adalah sabar rohani yang menyangkut kemampuan menahan kehendak hawa nafsu yang dapat mengantar pada keburukan, seperti nafsu amarah, nafsu seksual, dll. 

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ 
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) Shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." ( QS Al-Baqarah : 45). 

(ٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ) Ash-Shalah, atau shalat secara bahasa artinya do'a, dan secara syari'at Islam adalah "Ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam"

Adapun (خَـٰشِعِ) Khusyu' adalah ketenangan hati dan keengganannya mengarah kepada kedurhakaan. Yang dimaksud dengan orang-orang yang khusyu' oleh ayat ini adalah mereka dan merasa tenang menghadapi ketentuan Allah serta selalu mengharapkan kesesudahan yang baik. 

1. Penjelasan tentang Makna Sabar. 
Dengan firman-Nya di atas, bahwa Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk meraih kebahagiann di dunia dan akhirat yang mereka dambakan, dengan cara menjadikan kesabaran dan shalat sebagai sarana pertolongan. Berikut pendapat beberapa ulama mengenai tafsir ayat dimaksud : 
  • Fungsi sbar dan shalat. Dalam tafsirnya tentang ayat ini, dijelaskan "Hendaklah kalian mengejar kehidupan akhirat dengan cara menjadikan kesabaran dalam mengerjakan kewajiban dan menjadikan shalat itu sebagai penolong" (Muqatil bin Hayyan).
  • Sabar itu diartikan sama dengan puasa. Yang dimaksud dengan sabar adalah shiyam atau puasa (Mujahid) (1)
  • Ramadhan juga dimasukkan dalam kelompok bulan kesabaran. Oleh karena itulah bulan Ramadhan disebut sebagai bulan kesabaran sebagaimana disebutkan dalam hadits. (al-Qurtubi dan selainnya) (2). Dikatakan pula bahwa yang dimaksud dengan sabar dalam ayat tersebut adalah menahan diri dari perbuatan maksiat, karena disebutkan bersama dengan pelaksanaan berbagai macam ibadah, dan yang paling utama adalah ibadah shalat.  
  • Sabar itu ada 2 (dua). Sabar itu ada dua, sabar ketiga mendapat musibah, itu adalah baik, dan lebih baik lagi adalah sabar dalam menahan diri dari perkara yang diharamkan oleh Allah. (Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari "Umar bin Khattab, juga dari al-Hasan al-Basri.) (3).

2. Penjelasan tentang makna Shalat. 
Adapun firman Allah ta'ala : (ٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ), sesungguhnya shalat termasuk perkara besar yang menolong seseorang untuk mendapatkan ketetapan dalam suatu perkara, sebagaimana firman Allah swt sebagai berikut : 
ٱتۡلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ‌ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar" Dan sesungguhnya mengingat Allh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS al-Ankabut : 45). 
Dhamir kata (kata ganti) dalam firman-Nya :  (وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ) kembali kepada kata shalat. Demikian yang dikatakan oleh Mujahid dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Bisa juga Dhamir itu kembali kepada kandungan ayat itu sendiri, yaitu wasiat (pesan) untuk melakukan hal tersebut, sebagaimana firman Allah swt dalam kisah Qarun : 
وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَڪُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا وَلَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلصَّـٰبِرُونَ
"Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu : "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar." (QS al-Qashash : 80) 

Artinya tidak akan ada orang yang mampu melaksanakan wasiat itu kecuali orang-orang yang sabar. Dan tidak akan ada yang mampu melaksanakannya kecuali orang-orang yang mendapatkan keuntungan besar. 
Maka bagaimana pun firman Allah (وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ)  Berarti beban yang sangat berat, (إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ)  "Kecuali bagi orang-orang yang khusyu' " 
Ketika menjelaskan masalah ini, Tafsir Jalalain menguraikan sebagai berikut :
"Shalat disebutkan bahwa jika Nabi Saw. hatinya risau disebabkan suatu masalah, maka beliuiau segera melakukan shalat. Ada pula yang mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang terhalang beriman disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka mereka disuruh bersabar yang maksudnya adalah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu, dan shalat karenanya dapat menimbulkan kekhusyu'an dan membasmi ketakaburan.  

3. Penjelasan tentang Makna Khusyu'
Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa Khusyu' itu artinya :
"Orang-orang yang membenarkan apa yang diturunkan oleh Allah " (4) dalam firman-Nya :
ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ
"(yaitu) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka kan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya " (QS al-Baqarah : 46).
Ayat ini menyempurnakan kandungan ayat sebelumnya, bahwasanya shalat atau wasiat itu merupakan beban yang berat.  (  إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ)  "Kecuali bagi orang-orang yang khusyu' yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka. yakni mengetahui bahwa mereka akan dikumpulkan kepada-Nya pada hari Kiamat dan dikembalikan kepada-Nya. 

(وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ) "Dan mereka akan kembali kepada-Nya" yakni semua urusan mereka kembali kepada masyi-ah (kehendaknya) Allah swt. Dia memutuskan segala persoalan sesuai dengan kehendak dan keadilan-Nya. Karena mereka meyakini adanya hari pengembalian dan pemberian pahala, maka terasa ringan bagi mereka dalam melaknasanakan berbagai ketaatan dan meninggalkan berbagai kemunkaran. 
Adapun firman-Nya : (يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ) "Mereka meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, Ibnu Jarir mengatakan : "Masyarakat Arab terkadang menyebut yakin itu dengan sebutan zhann (persangkaan), keraguan (syak) adalah zhann. Seperti halnya perkataan mereka "Zhulmah" (kegelapan) dan dhiyya (cahaya)" mutstahiis" dengan sebutan "shaarikh" Dan kata-kata lainnya yang penyebutanya sama dengan lawan katanya. Hal seperti ini juga dapat dilihat dalam firman Allah swt :
وَرَءَا ٱلۡمُجۡرِمُونَ ٱلنَّارَ فَظَنُّوٓاْ أَنَّہُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمۡ يَجِدُواْ عَنۡہَا مَصۡرِفً۬ا
"Dan orang-orang yang berdosa, melihat neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling daripadanya". (QS Al-Kahfi : 53).  

Dalam sebuah kitab Shahih dikatakan :
Bahwa Allah swt, berfirman kepada seorang hamba pada hari kiamat : "Bukankah Aku telah menganugerahkan kepadamu seorang istri? Bukankah Aku telah memuliakanmu? Bukankah Aku telah menundukkan bagimu kuda dan unta, serta membiarkanmu memimpin dan memiliki harta lalu ditaati? Maka hamba itu menjawab : "Benar" Allah ta'ala bertanya : Apakah kamu menyangka bahwa kamu akan bertemu dengan-Ku?  dia menjawab : "Tidak" Maka Allah berfirman : "Pada hari ini Aku lupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan Aku. (5) 

Demikian uraian tentang Sabar, Shalat dan Khsyu' sebagai sarana pintu hadirnya pertolongan. Semoga bermanfaat, untuk menambah wawasan dan ketaan kita kepada Allah Swt. 


Sumber :
Sahih Tafsir Ibnu Katsir I hal 238 - 241, Syeikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Penerbit :
Pustaka Ibnu Katsir.
Tafsir Jalalain I hal 24, Jalaludin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Syuyuti, Penerbit Sinar Baru algensindo.

(1) Ibu Abi Hatim (I/154).
(2) Al-Qurthubi (I/372)
(3) Ibnu Abi Hatim (I/155)
(4) Tafsir Ath-Thabari (II/16).
(5) Muslim (IV/2279). Muslim (no.2968), dengan lafadz yang sedikit berbeda. 


0 Response to "Sabar, Shalat dan Khusyu' Sebagai Sarana Pintu Hadirnya Pertolongan."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel