Kisah Jabir bin Abdillah Dan Roti Yang Barokah Berkat Do'a Rasulullah SAW.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Katagori posting Kisah)

Pembaca budiman, Rahmat serta bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 

Secarik kisah : Jabir bin Abdillah adalah menggambarkan seorang sahabat Rasulullah saw. yang sangat mencintai Nabi saw. hingga dia ikhlas semata karena Allah, dalam seleruh perjuangannya untuk menegakkan Islam pada saat itu yang sedang berkembang di jazirah Arab yang penuh dengan tantangan yang amat berat. 


Jabir bin Abdillah bin Haram bin Tsa'labah bin Ka'ab, beliau lahir 16 tahun sebelum hijrah, Nabi Saw. Nasabnya berakhir pada Khajaraj. Jabir dikenal dengan dengan julukan Abu Abdillah Al-Ansyori, ahli Fiqih dan Mufti Madinah pada saat itu. Beliau memiliki "kunyah" Abu Abdillah ada juga yang mengatakan Abu Abdurrahman dan ada yang mengatakan Abu Muhammad. 
Beliau adalah sahabat yang akhir wafatnya di Madinah, disamping itu beliau juga berprofesi sebgai penulis buku pada masa awal, beliau mempunyai kitab tentang masalah haji yang kemudian ditulis kembali oleh Imam Muslim.  Beliau banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. dan para sahabatnya, diantaranya adalah : Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Ubaidah, Thalhah, Mu'ad bin Yasir, Khalid bin Walid, Abi Sa'id dan Ummu Syarik. Sementara rai-rawi yang meriwayatkan hadits dari beliau sangat banyak, diantaranya putra-putri beliau salah satunya adalah : Abdur Rahman bin Aqil. 

Penjelasan kata "kunyah" :
Apa itu Kunyah?. Secara umum masyarakat belum mengenal istilah kunyah, termasuk masyarakat Islam sendiri umumnya masih merasa asing dengan istilah kunyah tersebut. Padahal berdasarkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para salaf telah menerangkan dan mengindikasikan, sunnahnya kunyah bagi setiap muslim. Dilihat dari segi bahasa arti kunyah sendiri, berarti "panggilan", "sapaan", atau sebutan penghormatan pada seseorang . Biasanya "kunyah" dinisbatkan kepada nama anak ataupun kepada nama bapaknya. Misalnya bila si fulan memiliki anak bernama Umar, maka ia dapat memakai kunyah yakni "Abu Umar". Atau bila si fulan mempunyai orang tua bernama Hanif, maka ia dapat memakai kunyah "Ibnu Hanif". Indikasi bahwa kunyah ini disunnahkan oleh Rasulullah saw. dapat ditemukan pada beberapa hadits. 
Untuk hadits-hadis yang menerangkan 'Kunyah" akan dibahas di lain kesempatan.

Kita kembali pada bahasan pokok yakni Kisah Jabir bin Abdillah dan roti yang barokah berkat do'a Rasulullah saw.

1. Ikut Bait Ayahnya. 
Rombongan kendaraan melaju mempercepat langkah dari Yatsrib ke Mekah karena didorong oleh rasa kerinduan kepada seseorang yang dicintainya. Mereka sudah berjanji kepada Rasulullah saw. untuk bertemu. Setiap orang yang berada di dlam rombongan itu sangat rindu dengan suatu waktu pada saat akan merasakan kebahagiaan bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan meletakkan tangan di atas tanga beliau dengan membaitnya untuk selalu mendengarkan perintahnya dan taat, serta berjanji untuk saling menguatkan dan menolong. 

Di antara rombongan itu, ada orang tua, salah seorang pemuka kaum, membonceng anak-anak laki-laki satu-satunya yang masih kecil di belakangnya. Ia meninggalkan sembilan anak perempuan di Yasrib karena ia tidak memiliki anak laki-laki yang kecil selainnya. Orang tua itu sangat ingin anaknya bisa menyaksikan baiat dan tidak kehilangan hari agung yang dianugerahkan itu. Orang tua itu bernama Abdullah ibnu Amr al-Khazraji al-Ansyari. Anaknya bernama Jabir Ibnu Abdullah al-Ansyari. Keimanan bersinar di hati Jabir Ibnu Abdullah, sedang ia masih kecil dan segar. Keimanan pun menyinari setiap sendinya. Islam menyentuh jiwanya yang halus seperti tetesan-tetesan hujan membasahi kelopak bunga. Tetesan-tetesan itu pun membukanya dn memenuhinya dengan semerbak wangi-wangian. Hubungan Jabir dan Rasulullah saw. menjadi kuat sejak mudanya.

2. Menghafal Al-Qur'an dan Ribuan Hadits. 
Ketika Rasulullah saw. yang mulia datang berhijrah ke Madinah, anak kecil yang mukmin ini berguru langsung kepada Nabi saw. pembawa petunjuk dan rahmat. Ia pun menjadi sebagian orang utama yang diluluskan oleh pendidikan Muhammad saw. menjadi penghafal Al-Qur'an untuk kepentingan manusia dan menjadi periwayat hadits Nabi saw.  Cukuplah kita mengetahui bahwa Musnad Jabir Ibnu Abdullah terkumpul di antara kedua sisanya sebanyak 1.540 hadits.

Dihafallah semua hadits itu oleh seorang murid yang pandai dan meriwayatkan dalam dua kitab shahihnya lebih dari 200 hadits dari hadits-haditsnya. Ia menjadi sumber penyiaran petunjuk bagi kaum muslimin sepanjang waktu. Allah pun memanjangkan kehidupannya sehingg umurnya mendekati satu abad.  Jabir Ibnu Abdillah tidak mengikuti Perang Badar dan Perang Uhud bersama Rasulullah saw. karena di satu sisi ia masih kecil dan di sisi lain ayahnya memrintahkannya untuk tinggal bersama sembilan saudara perempuannya. Hal itu terjadi karena tidak ada seorangpun selain yang menjaga urusan mereka.
3. Ayah Pertama Gugur di Perang Uhud.  
Jabir menceritakan : "Ketika pada suatu malam menjelang Perang Uhud, ayah memanggilku dan berkata, Sungguh aku tidak melihat diriku, kecuali terbunuh bersama sahabat-sahabat Rasulullah saw, dan sessungguhnya, demi Allah aku memiliki hutang kepada seseorang, maka kau lunasilah hutangku itu, sayangilah saudara-saudara perempuanmu, dan berikanlah wasiat kebaikan kepada mereka".  Ketika waktu pagi telah tiba, ayahku menjadi orang pertama yang terbunuh di Perang Uhud. Ketika ingin menguburkannya, aku mendatangi Nabi saw. "Wahai Rasulullah saw. ayahku telah membebankan utangnya kepadaku. Dan aku tidak meiliki sesuatu pun untuk melunasinya, kecuali apa yang dapat dipetik dari pohon kurmanya. Kalau aku mengandalkan pohon itu untuk melunasi utangnya, maka aku akan melunasinya selama beberapa tahun, sedangkan saudara-saudara perempuanku tidak memiliki harta untuk dinafkahkan kecuai dari pohon itu". Rasulullah berdiri lalu pergi bersamaku ke tempat penyimpanan korma kami. Nabi saw. berkata kepadaku. "Panggillah orang-orang yang berpiutang kepada ayahmu".

Maka akupun memanggil mereka. Beliau masih saja menakar hingga Allah melunasi utang ayahku dengan korma. Aku melihatnya seperti sediakala, seakan-akan tidak berkurang satu biji kurma pun. Sejak ayahnya meninggal, Jabir tidak pernah absen dari satu peperangan pun bersama Rasulullah saw.  Di setiap peperangan, ia mengalami sebuah peristiwa yang diriwayatkan dan di jaga. Kita tinggalkan pembicaraan tentangnya. Ia sendiri yang menceritakan salah satu peristiwa bersama Rasulullah saw. 
4. Batu Yang Besar dan Keras. dan Roti Yang Barokah Berkat Do'a Nabi SAW.  
Jabir Berkata : "Pada hari persiapan Perang Khandak, kami menggali pasir untuk membuat parit sebagai jalan menuju perang. Lalu ada batu besar menghalangi kami, sehingga kami pun tidak mampu untuk memecahkannya. Kami datang mengadu kepada Rasulullah saw. dan berkata : Wahai Nabi Allah, jalan kami terhalang dengan batu besar yang keras. Cangkul-cangkul kami tidak dapat berbuat apapun terhadapnya. 

Maka Nabi Muhammad saw. berkata, "Tinggalkan batu itu aku akan turun ke batu itu". Kemudian beliau berdiri sedangkan aku lihat perut Rasulullah saw. diganjal batu karena untuk menahan lapar. Hal itu terjadi karena kami tidak makan sudah hapir tiga hari. Namun tetap semangat lalu beliau mengangkat cangkul dan memukul batu itu. Maka batu itupun dengan perlahan-lahan menjadi pasir.
Ketika itu keinginanku untuk menolong rasa lapar yang menimpa Nabi saw. bertambah dan tak tertahan rasa ingin menawarinya untuk memberi makanan beliau. Maka akupun datang untuk menghadapnya dan berkata : "Apakah kau izingkan aku pergi ke rumahku wahai Rasulullah? Beliau berkata "Pergilah" .  Ketika sampai di rumah, aku berkata kepada istriku, Aku lihat baginda Rasulullah saw. laparnya makin bertambah. Tidak ada seorangpun manusia yang dapat menahannya. Apakah engkau mempunyai sesuatu wahai istriku?. "

Ada wahai suamiku sedikit gandum dan seekor kambing kecil". Lalu Aku berdiri dan menuju kambing itu lalu menyembelihnya dan memotong-motong dagingnya. Setelah itu, aku letakkan di kuali. Aku juga mengambil biji gandum dan menggilingnya. Terus aku serahkan kepada istriku. Iapun memasaknya. Ketika aku tahu daging itu hampir matang, dan adonan sudah lembut dan hampir matang, aku pergi menuju Rasulullah saw. Lalu Aku katakan kepadanya, Kami sudah membuat sedikit makanan untukmu wahai Nabi Allah. 

"Makanlah beserta satu atu dua orang yang engkau ajak makan bersama".  Beliau bertanya : "Berapa banyak makanannya?".  Akupun menyebutkan banyaknya. Ketika Rasulullah saw. tahu ukuran makanan itu, beliau berkata : "Wahai para pembuat parit, Jabir telah membuat makanan untuk kalian. Kemarilah kita menuju ke rumahnya".  Kemudaian Nabi SAW. menoleh kepadaku dan berkata : "Pergilah kepada istrimu dan katakan kepadanya, jangan kau turunkan kualimu dn jangan kau buat roti adonanmu sampai aku datang"
Aku pun pergi ke rumah Aku merasa gundah dan malu. Tidak ada yang tahu kedatanganku ini kecuali Allah. Akupun berkata, "Apakah penduduk Khandak akan datang kepada kita dengan hanya disuguhi satu sha' gandum dan satu kambing kecil"

Aku pun menemui istriku dan berkata : "Celakalah engkau, ketahuan keadaanku yang sebenarnya. Rasulullah saw. akan datang bersama semua pembuat parit ke rumah kita"
Ia pun berkata "Apakah beliau berkata, Berapa banyak mkananmu?
Aku jawab "YA"
Ia berkata hilangkan kegundahanmu dari dirimu, Allah dan Rasul-Nya lah lebih tahu. 
Hilangkan kesedihanku dengan perkataannya itu.

Makanan itu hanya sedikit hingga Rasulullah saw. tiba. Bersama beliau ada orang-orang Ansyar dan Muhajirin. Beliau berkata, "Masuklah dan jangan berdesak-desakan." 

Kemudian beliau berkata kepada istriku, "Datangkan seorang pembuat roti untuk membuat roti bersamamu. Duduklah menunggui kualimu dan jangan menurunkannya dari tempat apinya".

Kemudian ia mulai memperbanyak roti, mengisinya dengan daging, dan mendekatkannya kepada para sahabat beliau, sedangkan mereka menyantap makanan hingga semuanya kenyang. Kemudian Jabir menyusul sambil berkata, "Aku bersumpah kepada Allah, bahwa mereka ramai-ramai memakan makanan itu, sedangkan periuk kami mendidih dengan penuh seperti sediakala dan adonan kami dapat dibuat kue seperti sedia kala. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada istriku, "Makanlah dan bagikanlah"

Ia pun makan dan mulai menghadiahkannya sepanjang hari itu. Karena itulah, Jabir Ibnu Abdillah al-Ansyari telah menjadi sumber penyiaran dan petunjuk bagi umat muslim dalam tempo yang lama. Allah telah memanjangkan umurnya hingga hampir satu abad. 

5. Dituakan di Tengah Kaumnya
Disuatu tahun, ia keluar menuju Kerajaan Romawi untuk jihad fi sabilillah. Pasukan itu dipimpin oleh Malik Ibnu Abdillah al-Khatsami. Malik berkeliling-dengan tentaranya. Merekja berangkat untuk mengetahui situasi mereka dan memperkuat kekutan mereka, serta berbuat baik kepada para pembesarnya dengan kekuatan yang mereka miliki. 

Malik kemudian bertemu dengan Jabir Ibnu Abdillah yang sedang berjalan kaki, padahal ia sedang membawa keledainya yang diikat dengan tali kekangnya dan dituntun olehnya. Maka Malik berkata, "Ada pa denganmu", wahai Jabir Ibnu Abdillah? . Kenapa kau tidak menungganginya keledai itu?" Padahal Allah memberikan kemudahan kepadamu dengan punggungnya yang dapat membawamu"

Maka ia pun berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang kedua kakinya berdebu dalam mengerjakan perintah Allah, maka Allah akan mengharamkannya masuk neraka".

Kemudian Malik meninggalkannya dan pergi hingga esok pagi ia muncul mendahului para tentara. Kemudian Malik menoleh kepadanya dan memanggilnya dengan suara keras, "Wahai Jabir bin Abdillah, kenapa engakau tidak menunggui keledaimu, padahal itu milikmu"

Jabir pun mengetahui dari maksudnya dan menjawabnya dengan suara yang keras, Aku mendengar Rasulullah saw. "Barangsiapa yang kedua kakinya berdebu dalam melaksanakan perintah Allah, maka Allah mengharamkannya masuk neraka". Dan orang-orangpun meloncat dari binatang tunggannya.
Mereka semua mendapatkan ganjaran ini. Tidak ada pasukan yang pejalan kakinya lebih banhyak dari pasukan itu. 
Beruntunlah Jabir Ibnu Abdillah al-Asyar. Ia telah membaiat Rasulullah saw. yang mulia, sedangkan ia masih kecil. belum baligh, berguru kepada Nabi Muhammad saw. sejak kuku-kukunya masih halus, meriwayatkan hadits-hadits yang dinukil oleh para perawi hadits, berjihad bersama Rasulullah saw. padahal ia seorng pemuda dan menebarkan debu ke kakinya di jalan ASllah padahal ia sudah tua.

6. Orang-orang yang menyimpan Tulisan Jabir bin Abdillah.
Banyak para sahabat yang menyimpan dan meriwayatkan Hadits dari Jabir diantaranya : Abu Sufyan, Al-Ja'ad bin Dinar, Hasan Al-Basri, Sulaiman bin Qias, Amir As-Syi'by, Abdillah bin Aqil, Atha' bin Abi Rabbah, Qatadah, Mujahid, Mutharrif, Muhammad bin Al-Hanifan dan Muhammad bin Abu Jaq'far. 

Jabir bin Abdillah Wafat.
Jabir bin Abdillah menghembuskan nafas terakhirnya tahun 77 Hijrah dalam usianya 94 tahun, Beliau adalah sahabat Nabi saw yang terakhir wafat di Madinah. Dan sebelum beliau wafat Abbas bin Utsman mengirim surat pada anak-anak Jabir agar tidak dimakamkan dulu sebelum dia menshalatinya, hingga pada akhirnya Abbas pun datang dan menshalatinya, Muhammad, Sa'id bin Musayyab, Mahmud bin Lubaid, Abu Zubair, Amr bin Dinar, Abu Ja'far Al-Bakir, Muhammad bin Al-Mulkadir, Wahab bin Kisan, Sa;id bin Mina, Hasan al-Bashari, Sa'id bin Abi Hilal, Sulaiman bin Atiq, Asyim bin Amr, Sya'bi Urwah bin Zubair, dan Atha bin Abi Rabah. 

Demikian uraian kisah Jabir bin Abdillah dan roti yang barokah berkat do'a Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah pengetahuan sejarah perjuangan para sahabat. 

0 Response to "Kisah Jabir bin Abdillah Dan Roti Yang Barokah Berkat Do'a Rasulullah SAW. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel