Perjalanan Nabi Musa AS. Beserta Muridnya Yang Penuh Misteri Dan Ajaib.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Kisah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dang mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Dalam Al-Qur'an Allah menceritakan tentang perjalanan Nabi Musa AS beserta muridnya untuk berguru, menambah keilmuanya walaupun pada masa itu Nabi Musa AS, adalah orang yang paling banyak memiliki ilmu dikalangan masyarakat sekitarnya. Hal ini dikarena memang Musa AS. adalah  seorang Nabi  yang telah diberikan satu kitab (wahyu Allah) sebagai petunjuk untuk menata kehidupan, diri sendiri, sekaligus umatnya pada masa itu. 

Suatu hari, seorang dari Bani Israil menemui Nabi Musa AS dan kemudian bertanya, "Wahai Nabiyullah, adakah di dunia ini orng yang lebih berilmu darimu? ujarnya. Nabi Musa-pun tersentak, Jelas Musa menjawab; "Tidak"  Tentu saja, siapa yang mampu menandingi ilmu Musa, utusan Allah kala itu. Sumber tuntunan agama dan sumber pengetahuan wahyu Allah ada di genggaman Musa AS. Ia memilki Taurat dan beragam Mu'jizat dari-Nya. 

Namun rupanya Allah memiliki hamba lain, selain Musa AS yang lebih berilmu. Allah pun mewahyukan pada Musa bahwa tak seorang pun di muka bumi ini yang mampu menguasai semua ilmu. Tak hanya Nabi Musa AS. dibelahan bumi lain-pun terdapat seorang yang memiliki ilmu luar biasa. Ilmu itu tak dimiliki Musa AS sekalipun. Orang tersebut juga seorang Nabi. Mengetahui hal itu, dengan karakternya yang selalu aus dengan ilmu, sontak Musa AS.pun ingin berguru pada orang tersebut. Ia bersemangat ingin menuntut ilmu kepada seorang nabi yang diceritan oleh orang Bani Israil itu untuk menambah pengeatahuannya. 
Pada era kerasulan Nabi Musa, : hidup seorang nabi bernama Khidir. Asal usulnya secara nasab tidak diketahui jengan jelas. Ada yang mengatakan ia keturunan keluarga Dzulkarnain, ada pula yang mengatakan, ia keturunan bangsa Persia dan Romawi. Beberapa orang menyebut, Khidir merupakan nama julukan dari pria kalangan biasa berrnama Balya bin Malkan. Entah siapa Khidir tersebut, sosoknya begitu misterius. Ia pun dikisahkan dalam sebuah perjalanan Musa yang penuh ajaib, luar biasa, dan penuh misterius.  

Dengan semangatnya Nabi Musa AS untuk menuntut ilmu, kepada orang yang ia yakini lebih banyak ilmunya dari dirinya, Musa AS memhon kepada Allah, dengan mengucapkan "Ya Allah, dimana orang ini bisa saya temui? Saya ingin bertemu dengannya dan belajar darinya" Dengan ucapan yang antusias. Nabi musa sendiri dikenal dengan keistimewaannya sebagai nabi yang dapat berbicara langsung dengan Allah tanpa perlu perantara malaikat. Dengan permohonan atau ucapan Musa AS, Allah swt. menunjukkan sebuah tempat di mana Musa dapat menemui orang berilmu tersebut. Allah swt memberi tahu Musa bahwa orang yang dicari itu berada di Pertemuan antara dua lautan, demikian lokasi ahli ilmu itu. Agar lebih yakin dan tidak salah mengenali orang yang dicari, Musa pun meminta tanda identitas orang tersebut. Allah pun memerintahkan Musa membawa seekor ikan dalam wadah berisi air. Ikan tersebut akan menunjukkan arah di mana keberadaan sang ahli ilmu yaitu Nabi Khidir. 

Berangkatlah Nabi Musa AS. menyusuri lautan, mencari keberadaan Khidir. Ia ditemani muridnya yang setia Yusya bin Nun. Yusnya lah yang membawa bejana berisi ikan yang akan menghantarkan Musa pada Khidir. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kaduanya tak juga menemukan Khidir. Meski lelah, keduanya tetap melanjutkan perjalanan. "Aku tak akan berhenti sebelum sampai ke Pertemuan dua lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun" ujar Musa pada Yusya. 

Perjalanan telah jauh, Nabi Khidir tak juga dijumpai. Musa pun memutuskan untuk sejenak beristirahat di sebuah batu besar di tepi sungai. Kelehan Nabi Musa pun tertidur. Saat Musa terlelap, Yusya melihat ikan dalam bejana tersebut meloncat ke luar bejana ke arah sungai. Tapi Yusya lupa menggambarkannya pada Musa As. Saat Musa bangun, keduanya pun melanjutkan perjalanan tanpa ingat panduan sang ikan.  

Perjalanan melelahkan keduanya hingga mereka merasa lapar. Ketika Musa AS, menanykan bekal untuk makan, Yusya baru teringat pada si ikan. "Saat kita istirahat di batu tadi, sungguh aku benar-benar lupa memberi tahu tentang ikan itu. Tidaklah yang melupkanku untuk memberitahukan padamu kecuali syaithan. Ikan itu kembali ke laut dengan cara yang aneh sekali, ujar Yusya. Musa pun langsung mengetahui itu adalah sebuah isyarat. "Itulah tempat yang kita cari" ujar Musa bersemangat. 

Dari Cerita Yusya itu membuat lupa rasa lapar tadi, keduanya pun kembali ke arah semula tempat mereka beristirahat. Sampailah mereka pada tempat yang mereka tuju dan akhirnya bertemu dengan pria yang wajahnya tertutup sebagian oleh kudung. Sikapnya tegas menunjukkan kesalehannya. Ternyata Pria itulah Nabi Khidir. Spontan Nabi Musa As berkata "Bolehkah aku mengikutimu agar kau bisa mengajarkanku sebagian ilmu di antara ilmu-ilmu yang kau miliki?" ujar  Musa  kepada Khidir. 

Nabi Khidir menjawab kepada Musa dengan jawaban yang tidak diduga oleh Nabi Musa AS,  "Sungguh kau tak akan sanggup untuk sabar jika bersamaku. Bagaimana kamu dapat sabar atas susuatu yang kamu belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang itu". Kata Khidir. 

Bukan Musa kalau langsung patah semangat dengan penolakan halus itu. "Insya Allah, kau akan mendapatiku sebagai orang yang sabar. Aku tak akan menentangmu dalam urusan apa-pun". Ujarnya. Mendengar ketekadan hati Musa, Khidir pun akhirnya mengizinkan Musa mengikutinya. Tapi dengan syarat, "Jika kau mengikutiku, jangan menanyakan suatu apa pun padaku sampai aku yang menerangkannya padamu." kata Khidir.  
Nabi Musa sangat gembira diperbolehkan mengikuti Khidir. Artinya, ia bisa menuntut ilmu dari Khidir. Berangkatlah Khidir dan Musa menumpang sebuah perahu. Tetapi ketika perahu itu hampir mendarat, Khidir melubangi perahu tersebut. Musa terkejut dengan tindakan Khidir itu, iapun berkata "Mengapa kau lubangi perahu ini. Kau akan membuat penumpang tenggelam. Kau telah membuat kesalahan besar". Ujar Musa. 

Khidir hanya menjawab, "Bukankah aku telah berkata bahwa kau tak akan bisa sabar bersamaku"  Musa pun teringat janjinya tak akan menanyakan apa pun. Ia pun menyesali ucapannya. Musa memohon, "Jangan hukum aku atas lupaku dan jangan bebani aku dengan kesulitan urusan". 

Keduanya pun melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seorang anak. Dan apa yang terjadi? sangat mengejutkan, Khidir kemudian membunuhnya. Musa yang sifatnya spontan langsung bereaksi. "Mengapa kau bunuh jiwa yang bersih? Dia tak membunuh orang lain. Sungguh, kau melakukan suatu yang mungkar," protes nabi Musa. 

Lagi-lagi, Khidir hanya menjawab, "Bukankah sudah kukatakan padamu bahwa kau sungguh tak akan dapat sabar bersamaku". Nabi Musa pun kembali teringat janjinya. Dia pun memendam rasa amarah sekaligus keherananya atas kelakuan Khidir itu. "Jika setelah ini aku bertanya kembali padamu, jangan kau izinkan aku lagi mengikutimu. Sungguh kau cukup memeberiku uzur." kata Musa. 

Perjalanan keduanya dilanjutkan. Tibalah mereka di sebuah negeri. Tetapi tak ada satupun penduduk negeri yang berkenan menjamu mereka. Lagi-lagi Khidir melakukan perbuatan yang tak masuk akal bagi Musa. Kali ini Khidir tidak melakukan perbuatan mungkar di negeri tersebut, ia justru memperbaiki dinding sebuah rumah yang hampir roboh. "Jika kau mau, kau dapat mengambil upah karena telah memperbaiki itu" ujar Musa. 

Lupa sudah Musa akan tekadnya untuk diam tak mengomentari ulah Khidir. Sesuai ucapan Musa, ia pun tak lagi mendapat pengecualian. Sudah tiga kali Musa mempertanyakan sikap Khidir. "Inilah saatnya perpisahanku denganmu" kata Khidir. 

Sebelum berpisah, Khidir pun menjelaskan maksud dibalik perbuatan yang Musa tak sabar atasnya. "Aku akan memberitahu tujuan perbuatanku" kata Khidir.  Perahu itu adalah miliki orang miskin yang bekerja di laut sebagai nelayan. Aku merusak/membocorkan perahu mereka, karena mereka dihadapkan pada seorang raja yang akan merampas setiap perahu". Betapa ilmu Khidir benar-benar luar biasa. Ilmu tersebut membuatnya sangat bijak. Bayangkan seandainya Khidir tidak melubangi perahu itu, orang miskin tersebut akan kehilangan tak hanya perahu, tetapi juga mata pencaharian mereka. Dengan perahu yang bocor, raja lalim mana yang suka untuk menmgambilnya. 

Kisah selanjutnya, Khidir menjelaskan, Adapun anak itu, kedua orang tuanya merupakan mukmin. Kami khawatir, dia akan mendorong kedua orang tuanya pada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Rabb mengganti anak lain untuk mereka yang lebih baik, suci, dan lebih sayang pada ibu bapaknya". ujar Khidir. 

Tahulah Musa bahwa ilmu yang dimiliki Khidir benar-benar luar biasa. Ia mengetahui hal misterius dan mengambil kebijaksanaan atasnya. Kisah terakhir, Dinding rumah itu merupakan milik dua anak yatim di negeri tersebut. Dibawahnya tersimpan harta benda simpanan sang ayah untuk keduanya. Ayahnya adalah seorang yang shalih. Rabbmu menghendaki agar mereka sampai dewasa dan mengeluarkan simpanan itu sebagai rahmat Rabbmu" Jelas Khidir.

Terjawablah semua pertanyaan Musa atas sikap Nabi khidir. Musa pun kagum dengan ilmu yang diajarkan Allah kepada Khidir. "Tidaklah aku melakukannya menurut kemaunanku sendiri" pungkas Khidir yang menunjukkan betapa dia memiliki ilmu yang luar biasa dari rahmat Allah. 
Untuk mengetahui kisah perjalan Musa dan Khidir tersebut, dapat kita baca di dalam Al-Qur'an surah al-Kahfi ayat 60 hingga 82. Rasulullah menyampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubai Ibn Ka'ab yang tercantum dalam Shahih Al Bukhari. Ibnu Katsir menjelaskan kisah ini dengan rinci melalui hadits tersebut. Di akhir hadits, Rasulullah saw. bersabda : "Kami berharap Musa dapat sabar dengan kebajikan yang mana Allah mungkin akan memberitahu kami lebih banyak tentang kisah ini. Semoga Allh melimpahkan rahmat-Nya pada Musa AS." Sabda Rasulullah saw.   Adapun dalam al-kitab atau Injil perjanjian Lama, tokoh Khidir tak disebut-sebut meski kisahnya terjadi pada masa Bani Israil. Tetepi ada beberapa dari cendikiwan Bani Israil menganggap, Khidir merupakan Elia atau Ilyas. Diantara dari beberapa mereka juga mengenal Khidir dengan sebutan St.George. Dalam buku Mystical Dimensions of Islam karya Annemarie Schimmel.  Wallahu'alam. 

Demikian kisah Perjalanan Nabi Musa AS. Beserta Muridnya Yang penuh Misteri dan Ajaib. Semoga kisah ini menginspirasi kita betapa agungnya kekuasaan Allah yang yang telah dibuktikan oleh Nabi Khidir dalam perjalannya bersama Nabi Musa AS. Semoga menambahkan keteguhan iman kita atas Islam.  

0 Response to "Perjalanan Nabi Musa AS. Beserta Muridnya Yang Penuh Misteri Dan Ajaib."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel