Di Akhir Zaman, Cinta Dunia Adalah Penyakit Yang Dikhawatirkan Rasulullah SAW.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah) 

Pemabca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Di akhir zaman cinta dunia dan takut mati, adalah yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. akan menimpa umatnya. Penyakit ini akan menyebabkan umat Islam menjadi lemah. Walapun saat itu jumlahnya banyak dan mayoritas, tetapi tidak mempunyai kekuatan. Digambarkan oleh Rasulullah saw. bahwa pada saat itu umat Islam diibaratkan seperti buih di lautan, dia membubung tinggi, tetapi keropos, besar tapi rapuh. Dan musuh-musuh akan memperebutkannya menjadi santapan yang renyah, seperti makanan di atas meja yang diperebutkan anjing.    

Suatu ketika Ralullah saw, sedang berkumpul dengan para shahabat di dalam masjid, untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dalam kehidupan umat Islam, yang saat itu sedang berkembang untuk menuju kejayaannya, khususnya di Madinah dan sekitarnya. Dan tiba-tiba Nabi SAW. bersabda  : "Hampir tiba masa di mana kalian diperebutkan sebagaimana sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya". Seorang Sahabat bertanya : Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?. Rasulullah bersabda : "Tidak."  Bahkan saat itu jumlah kalian sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kalian telah tertimpa penyakit Wahn.  

Lalu Sahabat yang lain menyambung bertanya : Apakah penyaikit Wahn itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab : "Penyakit Wahn itu adalah Cinta dunia dan takut Mati". (HR. Abu Daud). 

Pengertian cinta dunia tersebut adalah tidak terkait langsung dengan mencari, miliki, dan cara menggunakannya, tetapi terkait dengan cara menyimpannya. Mencari, miliki, dan mengunakan dunia tidak dilarang dalam agama Islam, bahkan dianjurkan untuk dicarinya dunia itu dengan penuh semangat, asalkan dunia yang dicari dan dimiliki tidak dipakai untuk merusak, tapi memperbaiki (kemaslahatan). Karena Cinta dunia adalah lebih terkait dengan bagaima cara menyimpannya. 
Allah SWT berfirman : 
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu dan janganlan kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (QS. Al-Qashash : 77). 
Secara simbolik ada tiga cara menyimpan dunia, yaitu di tangan, di bawah kaki, dan di dalam hati. Menyimpan dunia di tangan dan dibawah kaki tidak akan menimbukan hal yang berbahaya karena tidak akan melahirkan cinta dunia. Tetapi menyimpannya di dalam hati, sangat berbahaya karena dengan cara demikian adalah termasuk cinta dunia.  

Orang yang menyimpan dunia di tangan menganggap bahwa dunia yang berada di genggamannya bukan miliknya, tapi hanya titipan Allah SWT. Oleh karena itu, ia tidak akan menahannya jika harus dilepas dan tidak akan melepasnya jika harus ditahan. Ada dan tidak adanya dunia di tangan tidak mempengaruhi kehidupannya. 

Anggapan yang sama terhadap orang yang menyimpan dunia di bawah kakinya. Dunia itu dianggap tidak lebih mulia dari dirinya, sehingga diinjaknya. Dunia tidak dibiarkan mengatur dirinya, tapi ia yang mengaturnya. Baginya dunia hanya sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, bukan suatu tujuan. Oleh karena itu, keberadaan dunia tidak banyak mempengaruhi dalam hidupnya. 

Adapun orang yang menyimpan dunia di dalam hati meyakini bahwa dunia yang ada digenggamannya semua miliknya, bukan titipan Allah SWT. Akibatnya dunia sangat mempengaruhi kehidupannya. Kebahagiaan dan kesedihannya sangat ditentukan oleh ada dan tidaknya dunia. Dunia yang hilang, tetapi hati yang sakit. Inilah hakikat cinta dunia. Bahkan cinta dunia ini dapat membinasakan dirinya serta harta yang dimilikinya. 

Sebagaimana contoh dari kisah Qarun yang telah di gambarkan di dalam Al-Qur'an (QS. Al-Qshasash ayat 76 - 81). Seorang Qarun yang telah diberi harta (dunia) sedemikian banyak hingga melebihi dari orang-orang se-zamannya, namun Qarun tidak pernah bersyukur dalam penggunakan harta itu untuk kepentingan (kemaslahatan) manusia. Maka Allah melaknatnya dan akhirnya ditenggelamkan kedalam bumi dengan para pengawalnya serta seluruh hartanya musnah, tak tersisa sedikitpun. Hal ini adalah simbol yang tepat untuk menggambarkan kepada seseorang yang cintai dunia di dalam hatinya, sebagaimana Qarun yang telah dilaknat Allah SWT.  na'u dzubilahi min dzalik. 
Bibit-bibit cinta dunia yang dikahawatirkan oleh Rasulullah saw, mulai terlihat pada zaman Khulafa ar-Rasyidin, ketika perbendaharaan dunia terbuka bersamaan dengan meluasnya kekuasaan kaum Muslimin. Kekahawatiran tersebut juga diekkspresikan pada doa Khalifah Umar bin Khattab : "Ya Allah jadikanlah dunia dalam genggaman kami, jangan jadikan dunia di dalam hati-hati kami".  Wallhu 'alam bishowab. 

Demikian uraian singkat materi di Akhir Zaman, Cinta Dunia Adalah Penyakit Yang Dikhawatirkan Rasulullah saw.  Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita, dalam pengamalan Agama. 

0 Response to "Di Akhir Zaman, Cinta Dunia Adalah Penyakit Yang Dikhawatirkan Rasulullah SAW. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel