Dua Macam Perbedaan Membaca Al-Quran Yang Benar Dan Yang Salah.




Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Al-Qur'an)

Pembaca budiman, Rahmat serta BiminganNya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini utnuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 

Membaca Al-Qur'an Yang Benar adalah suatu amalan yang sangat istimewa dan memiliki fadhilah yang sangat banyak dari bacaan tersebut. Dalam salah satu hadits : Dari al-Nuwwas bin Sam'an r.a. ia berkata : Aku pernah mendengar Rasululluah saw. bersabda :  

    يُؤْتَى يَوْمَ الْقِيامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كانُوا يَعْمَلُوْنَ بِهِ فِي الدُّنْيا تَقَدَّمَهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرانَ تَحاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا 
    "Akan didatangkan pada hari kiamat nanti Al_qur'an dan para pembacanya yang (juga) mengamalkannya di dunia. Surat al-Baqarah dan Surat Ali Imran berada di depannya, kedua surat itu akan membela para pembacanya." (HR. Muslim no.805)
    Ada hal yang perlu diperhatikan bagaimana cara membaca Al-Qur'an yang benar, hingga tidak menjadi salah dalam membacanya. Para ulama dahulu dan sekarang menaruh perhatian terhadap tilawah (cara membaca) Al-Qur'an, sehingga pengucapan lafadz-lafadz Al-Qur'an menjadi bacaan yang baik dan benar. Cara membaca ini di kalangan mereka dikenal dengan tajwid Qur'an. Ilmu tentang tajwid Qur'an ini telah dibahas oleh segolongan ulama secara khusus dalam karya tersendiri, baik berupa nadzam maupun prosa. 

    Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang harus dipedomani dalam pengucapan huruf-huruf dari makhrajnya, disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan yang sebelumnya dan sesudahnya dalam cara pengucapannya. Oleh karena ia tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga harus melalui latihan, praktek dan menirukan orang yang baik bacaannya. Sehubungan dengan hal ini asy-Syekh Ibnul Jazariy mengatakan "Tidak mengetahui jalan yang paling efektif untuk mencapai puncak tajwid selain dari latihan lisan dan mengulang-ulang lafadz yang diterima dari mulut orang yang baik bacaannya" 
    Kekeliruan dan Kesalahan Dalam Membaca Huruf Al-Qur'an. 
    Para Ulama menganggap qira'at (bacaan) Al-Qur'an tanpa tajwid sebagai satu Lahn (kerusakan atau kesalahan yang menimpa lafadz) baik secara Jalliy maupun secara Khofiy.  

    A. Lahn Jaliy.
    Lahn (kerusakan Jaliy) pada lafadz secara nyata sehingga dapat diketahui oleh ulama qira'at maupun oleh lainnya. 

    Yang termasuk Lahn Jaliy ini adalah sebagai berikut :
    1. Mengganti suatu huruf dengan huruf lain seperti : 
       ألعمت <------------- أنعمت atau contoh lain  أعتيناك <------------ أعطيناك 
       (An'amta) dibaca (Al'amta)                   (A'thainaaka) dibaca (A'tainaaka)

    2. Mengganti suatu harakat dengan harakat lain. 
       أنعمت<-------------- أنعمت atau contoh lain  الحمد<-------------الحمد
       (An-'amtu) dibaca (An'amta)                  (Al-hamdu) dibaca (Al-hamda)

    3. Mengurangi atau menambah huruf.
       أنعمته  <--------------أنعمت  atau contoh lain  أنمت  <----------- أنعمت
       (An'amta) dibaca (An-'amtahu)              (An-amta dibaca (Anamta)  

    B. Lahn Khofiy 
    Adalah kesalahan pada lafadz yang hanya dapat diketahui oleh Ulama Qira'at dan para pengajar al-Quran yang cara bacaannya diterima langsung dari mulut ke mulut para ulama qira'at dan kemudian dihafalkannya dengan teliti berikut keterangan-keterangan tentang lafadz-lafadz yang salah itu. 

    Yang termasuk dari Lahn Khofiy ini adalah sebagai berikut :
    1. Membaca dhomah dengan suara antara dhomah dan fathah, seperti membaca dhomahnya lafadz  أنتم  (antum) dan  عليكم ('alaikum)
    2. Membaca kasrah dengan suara antara kasrah dan fathah, seperti membaca "nun"-nya lafadz  عليهم ('alaihim) dan  به  (bihi).
    3. Menghilangkan dengung yang harus di baca berdengung, seperti membaca "nun"-nya lafadz  من قبلكم  (min Qablikum) dengan tanpa dengung.
    4. Memanjangkan huruf yang harus dibaca pendek atau sebaliknya, seperti membaca panjang "nun"nya lafadz أنا عابد (ana 'aabidun) yang seharusnya dibaca pendek atau membaca pendek (mad thabi'i) "lam"nya lafadz  لا إكراه (laa ikraaha) yang seharusnya dibaca panjang (mad jaiz muntashil).  Tetapi apabila huruf yang dipanjangkan atau dipendekkan itu sampai merubah makna, maka hukumnya adalah Lahn Jaliy, seperti membaca panjang "ha"nya lafadz هدى (hudaa) menjadi  هودي (Huudaa) yang maknanya berarti "petunjuk" berubah menjadi "orang yahudi" dan sebagainya. 
    C. Berlebih-lebihan Dalam Membaca Al-Qur'an.

    Berlebihan dalam tajwid sampai kelewat batas dan terjadi pemaksaan tidak lebih kecil bahayanya dari Lahn, demikian pula sebailknya. Karena Membaca Al-Qur'an Yang Benar itu, hanya boleh dibaca dengan cara-cara sebagai berikut : 
    • Tartil (runut dan Khusu'). Yaitu membaca dengan perlahan-lahan dan jelas, mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya, dan mengetrapkan sifat-sifatnya, serta mengingat-ngingat maknanya.
    • Hadr (cepat). Yaitu membaca dengan cepat tetapi masih menjaga hukum-hukumnya. Cara seperti ini biasanya dipakai pada waktu sima'an (melatih hafalan).
    • Tadwir (bacaan sedang). Yaitu membaca antara bacaan tartil dan bacaan Hadr. Cara seperti ini biasanya dipakai masyarakat pada umumnya. Namun diantara cara-cara tersebut diatas yang paling utama adalah Tartil. 
    Baca juga ini : Dampak Kesalahan Makna Dan Arti Bila Al-Qur'an Dibaca Tidak Tartil.
    Tambahan selain yang 3 diatas, yaitu  A,B,C adalah Tahqiq (mengeja) yaitu membaca seperti halnya tartil tetapi lebih tenang dan lebih perlahan-lahan. Cara seperti ini hanya boleh dipakai untuk belajar atau mengajar dan tidak boleh dipakai pada waktu shalat atau yang lainnya.
    Yang tidak diperbolehkan dalam membaca Al-Qur'an adalah cara-cara sebagai berikut :
    • Tar'id (merintih). Yaitu qari menggeletarkan suaranya, laksana suara yang menggeletar karena kedinginan atau kesakitan.
    • Tarqis (Nge-gas mendadak). Yaitu qari sengaja berhenti pada huruf mati namun kemudian dihentakkannya secara tiba-tiba, seakan-akan ia sedang melompat atau berjalan cepat (lari).
    • Tartib (Bernyanyi). Yaitu qari' mendendangkan dan melagukan al-Qur'an sehingga membaca panjang (mad) bukan pada tempatnya atau menambahkannya bila kebetulan pada tempatnya (menyanyi). 
    • Tahrif (Estafet). Yaitu dua orang Qari atau lebih membaca ayat yang panjang secara bersama-sama dengan bergantian berhenti untuk bernafas sehingga jadilah ayat yang panjang itu bacaan yang tak terputus-putus. 
    Dan baca juga yang ini :Hukum Menghafal Al-Qur'an Adalah Sunnah, Memahaminya Fardhu 'Ain.
    Artikel ini hanyalah pengetahuan, bukan pengajaran membaca al-qur'an. Dan jika ingin Membaca Al-Quran Yang Benar, atau memperbaiki bacaan anda (tahsin) hendaklah belajar dan praktek dari seorang guru yang berkompeten.  Mudah-mudahan bermanfaat dan selamat belajar hingga sukses. 
    Dan baca juga yang ini :



    Sumber :
    Hukum-hukum Bacaan Al-Qur'an hal, 16-22, Moh. Wahyudi, Penerbit Indah-Surbaya. 

    0 Response to "Dua Macam Perbedaan Membaca Al-Quran Yang Benar Dan Yang Salah. "

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel