Inilah Cara Makan Yang Dicontohkan Rasulullah SAW.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala urusan di dunia ini untuk meraih kebahagiaan, dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Inilah cara makan yang dicontohkan Rasulullah saw. Awalnya para sahabat merasa canggung dengan apa yang dicontohkan Rasusulullah ketika sedang makan sebab sudah menjadi adat atau kebiasaan  orang Arab khususnya Arab Jahiliyah ketika makan mereka mengambilnya dengan meraup makanan menggunakan semua jarinya dan langsung menyantap dengan lahapnya, kadang ada yang dengan berdiri dan sebagian dengan duduk. 

Ketika sahabat diajak makan bersama, Rasulullah mencontohkan cara mengambil makanan yang akan disantapnya, dan Rasul mulai mengambil makanan yang terdekat yang ada di depanya, dan menggunakan tiga jari, dan setelah selesai makan, menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkannya atau dicucinya. (HR, Nusli no.2032). Dalam keadaan makan posisi duduk Rasulullah tidak bersila melainkan dengan mengangkat kaki kanannya dan lututnya menekan bagian perut di pusar, hal ini bertujuan agar makanan yang disantap tidak terlalu banyak, namun sudah merasa kenyang, karena terganjal lutut sebelah kanan tersebut. (Dengan kata lain Nabi tidak pernah makan dengan jumlah banyak). 

Sebagai manusia, Rasulullah saw juga memiliki kebutuhan untuk makan dan minum. Bedanya Nabi SAW punya cara makan yang berlandaskan tuntunan dari Allah swt. Gaya hidup Rasulullah saw. ini diikuti kaum Muslimin dari masa sahabat hingga kini.  "Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS al-Mukminun : 51)

Nabi tidak pernah mencela makanan. Dinukil dari Syarah Shahih al-Bukhari yang ditulis Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsmani, Rasulullah saw, menyantap makanan jika dia berselera. Jika tidak suka, dia meninggalkannya. Nabi pun kerap memuliakan makanan. Pada satu hadits lainnya yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi membandingkan beberapa macam buah dengan bacaan Al-qur'an.  

Contoh-contoh perumpamaan yang Nabi gambarkan dengan bacaan al-qur'an, sebagai berikut :
Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah turujjah yang aromanya wangi dan rasanya enak . 

Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma yang tak beraroma dan rasanya manis. 

Perumpamaan sorang munafik yang membaca Alquran adalah seperti bungan Raihanah yang aromanya wangi dan rasanya pahit.

Sementara, perumpamaan seorang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah hanzhalah yang aromanya busuk dan rasanya sangat pahit. 

Nabi mengajarkan kepada kita untuk membaca basmalah dan menggunakan tangan kanan ketika hendak makan. Tak hanya itu Nabi mencontohkan agar memakan makanan yang paling dekat saat makan bersama dengan nampan atau wadah. Ini sesuai dengan apa yang diajarkan kepada Umar bin Abu Salamah, "Semasa kecil aku diasuh oleh Rasulullah saw. (pada saat makan bersama) tanganku bergerak ke sana kemari di atas nampan. Maka beliau bersabda kepadaku : "Wahai anakku, bacalah basmalah. makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu." 

Saat makan bersama dalam nampan, Anas bin Malik seperti dinukil dalam hadits Muslim mengatakan, Nabi saw. mencari-cari labu di sekeliling nampan. Imam Bukhari memaknai hadits ini, yakni seseorang dapat mencari makanan yang disukainya saat makan bersama di nampan, jika tidak membuat temannya marah. Selain itu, menurut al-Bukhari, makanan tersebut jenisnya bermacam-macam.

Ketika makan daging, Nabi saw. memotong daging bagian punggung kambing yang dipegang dengan pisau. Syekh Utsmani menjelaskan, Nabi saw. menggunakan pisau untuk memotong daging karena daging itu terlalu keras. Dia tak bisa langsung menggigit. Hadits ini kadang terlihat kontradiktif dengan hadits larangan meomotong daging dengan pisau untuk dimakan. 

Syekh Utsmani pun mengungkapkan, hal tersebut bergantung pada tujuan saat makan. Jika hendak bermewah-mewahan atau merasa jijik tangannya tersentuh daging, penggunaan pisau itu tidak boleh dan dilarang. Adapun jika pisau itu dibutuhkan untuk memotong daging yang keras maka dibolehkan karena Nabi saw. pun melakukannya. Jika tidak butuh pisau, lebih baik jika mengambil dengan tangan, menggigitnya dan menggerogoti dengan gigi sendiri. 

Hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a. menjelaskan, "Rasulullah saw. menggerogoti daging yang ada di tulang punggung, kemudian setelah itu beliau bangkit dan shalat tanpa berwudhu lagi" Nabi saw pun mengajarkan kepada kita untuk tak berlebihan saat makan. Rasulullah saw. menganalogikan hal ini dengan ungkapan jika orang mukmin makan dalam satu usus, sementara orang kafir dalam tujuh usus. Ulama berbeda pendapat dengan hadits yang juga diriwayatkan Imam Muslim itu. 

Syekh Utsmani menjelaskan, setidaknya ada tiga pendapat berbeda mengenai masalah ini :

Pendapat Pertama, hadits ini bermakna metaforik. Nabi hendak menunjukkan karakter mukmin sejati yang tidak rakus harta dinia. Seorang mukmin hanya sedikit mengambil harta dunia digambarkan memakan hanya dalam upaya memenuhi satu usus. Sementara orang kafir yang serakah digambarkan akan memenuhi tujuh usus. 

Pendapat Kedua, orang mukmin memakan makanan halal, sedangkan orang kafir memakan makakan haram. Makanan halal sangat sedikit jika dibandingkan dengan makanan haram.

Pendapat ketiga, menjelaskan, hadits itu lebih pada upaya penyadaran dan dorongan untuk orang mukmin agar sedikit makan, mengingat banyak makan adalah karakter orang kafir.. "Mereka orang-orang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan." (QS Muhammad : 12) 

Nabi saw. pun melarang kita untuk makan dengan piring-piring emas dan perak. Menurut Hudzaifah r.a. Rasulullah saw mengatakan jika piring-piring itu untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk umat Islam di akhirat. Dalam hadits lain, Nabi saw pun mengancam orang-orang yang meminum dengan bejana perak seakan api neraka jahanan dituangkan di dalam perutnya. Syekh Utsmani menjelaskan hikmah dari hadits tersebut adalah makan dan minum dengan bejana emas dan perak dapat menjadikan hati sombong dan congkak. Jika mereka terjangkit penyakit ini, dia diharamkan masuk ke dalam surga. 

Setelah selesai makan, Nabi saw mengajarkan kepada kita untuk menjilati jari-jari tangan sebelum  dibersihkan. Dari Ka'ab bin Malik dari bapaknya beliau mengatakan , : "Rasulullah saw itu makan dengan menggunkan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan. (HR. Muslim No. 2032 dan lainnya). 

Lantas Nabi saw berdoa, "Sesungguhnya Allah dengan pujian yang banyak, indah dan penuh berkah seraya tidak merasa cukup dengan selain-Mu, tidak pula mengingkari nikmat-nikmat Mu dan tidak juga merasa tidak butuh dengan karunia-Mu, wahai Rabbku".
Wallahu a'lam.  

Demikian uraian tentang Cara Makan Yang Dicontohkan Rasulullah saw. Semoga bermanfaat dan mari kita amalkan sehari-hari. 

0 Response to "Inilah Cara Makan Yang Dicontohkan Rasulullah SAW."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel