Pengorbanan Harta dan Jiwa Para Sahabat, Dalam Perang Tabuk.




Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting Kisah)
Rasiyambumen.com

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu mengiringi kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Pengorbanan harta dan jiwa para sahabat dalam perang tabuk adalah bukti rasa cintanya terhadap Rasulullah saw. dan sangatlah taat secara total kepada Allah Swt. Perang tabuk adalah peperangan yang sangat masyhur, dan perang ini adalah perang terakhir yang selama dekade kepemimpinan Rasulullah sebagai Nabi dan Rasul, sekaligus juga pemimpin Negara. 

Begitu tabahnya para sahabat dalam melaksanakan perintah Rasulullah saw. dan mengharap ridha Allah dari peperangan ini. Sebab saat kepergian mereka ke medan perang bertepatan panen raya dari hasil kurma yang menjadi tumpuan kehidupan perekonomian masyarakat Madinah pada umumnya. Namun hampir semua masyarakat pada waktu itu tidak ada yang ketinggalan untuk turut serta berlaga di medan perang, kecuali orang-orang munafik saja yang tetap enggan turut berperang dan tetap berdiam di Madinah seraya menikmati panen raya kurma tersebut.   Bagi para wanita yang semula ingin pergi ke medan perang, Rasulullah saw. tidak mengizinkan dan mereka diperintahkan untuk menjaga anak-anaknya.

Dikisahkan dari buku "Himpunan Fadhilah Amal" karya Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi rahimakhullah, bahwa awal mula dari perang Tabuk ini, ketika datanglah berita kepada Nabi saw. bahwa Raja Romawi akan menyerang Madinah Al-Munawarah dengan bala tentara yang amat besar melalui Syam. Berkait dengan berita ini, maka pada hari Kamis tanggal 5 bulan Rajab tahun kesembilan Hijrah, Beliau berangkat dari Madinah untuk melawan penyerangan musuh itu. 

Ketika itu cuaca sedang musim panas yang sangat, dan musuh  pun sangat besar. NAbi Muhammad saw. mengumumkan kepada pasukan Muslim bahwa mereka akan berangkat untuk menghadapi Raja Romawi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Maka untuk keperluan itu, Beliau menganjurkan pengumpulan dana. 

Mendengar apa yang Rasulullah katakan, maka dengan serta merta Abubakar As-Siddiq r.a. menyumbangkan/mengurbankan seluruh hartanya, sehingga dia ditanya oleh Nabi saw. : "Apa yang kamu tinggalkan di rumahmu?" Abu Bakar menjawab : "Kutinggalkan Allah dan Rasul-Nya bersama mereka. 

Lalu diikuti oleh Umar bin Khattab r.a. juga mengurbankan setengah harta yang ia miliki. Begitu-pun dengan Utsman bin Affan r.a. yang mengorbankan perlengkapan perang untuk sepertiga pasukan. Beserta sahabat lainnya, menginfaqkan lebih dari kemampuan mereka. 

Padahal, pada masa itu keadaan para sahabat sedang susah, sehingga seekor untuk harus dikendarai oleh sepuluh orang sahabat dengan bergantian. Oleh sebab itu perang ini pun disebut sebagai Jaysyul-Usrah yaitu pasukan kesulitan. 

Jaraknya yang sangat jauh dan berlangsung pada musim yang sangat panas. Seiring dengan itu, kebun-kebun kurma di Madinah sedang musim panen raya, dan sebagian besar penduduk Madinah bergantung pada tananam kurma. Karena kurma adalah jalan rezeki mereka selama setahun. 

Inilah ujian imam yang sangat berat bagi kaum Muslimin. Di satu sisi rasa taqwa kepada Allah dan perintah Nabi Muhammad saw. yang tidak mungkin mereka abaikan, dan di sisi lain berbagai kesulitan yang setiap waktu datang menghadang, khususnya terhadap usaha mereka setahun. 

Mereka telah berusaha keras terhadap tanaman mereka, sehingga sulit untuk meninggalkan kebun yang dalam keadaan siap panen tersebut tanpa ada yang memeliharanya. Namun karena ketakwaan mereka kepada Allah lebih besar dari hal-hal yang lain, mereka segera menyambut seruan Rasulullah saw. 

Maka, saat itu yang tinggal di Madinah hanyalah kaum munafik, dan orang-orang udzur, perempuan, anaka-anak dan sebagian sahabat karena tidak ada kendaraan yang dapat ditunggangi. Padahal mereka sangat ingin menyertai pasukan itu. Hingga mereka pun menangisi hal ini. 

Allah mengabadikan hal ini dengan firmannya : "Mereka kembali, sedangkan mata mereka bercucuran air mata karena sedih tidak memperoleh apa yang akan mereka infaqkan". (At-Taubah : 92).

Ditengah perjalanan, mereka melewati puing-puing perkampungan kaum Tsamud. Nabi saw. menutupi wajahnya yang penuh Nur ilahi sampil mempercepat untanya dan memerintahkan kepada para sahabat berbuat serupa. 

Beliau bersabda : "Kita harus segera melewati tempat ini, Menangislah dan tanamkan rasa takut setiap melewati tempat orang-orang dzalim. Semoga adzab tersebut tidak diturunkan ke atas kalian, sebagaimana telah diturunkian ke atas mereka." 

Walaupun Rasullah saw. adalah kekasih Allah, Beliau tetap merasa takut ketika melewati tempat orang-orang yang pernah diadzab oleh Allah. Begitu pula para sahabat. Walaupun keadaan mereka sangat memprihatinkan, mereka tetap menunjukkan kesetiaan. Beliau menyuruh mereka pergi sambil menangis, jangan-jangan adzab turun kepada mereka. 
Inilah keistimewaan para sahabat dimata Allah dan Rasul-Nya. Mereka siap menerima seruan Rasul dalam memperjuangkan agama Allah. 

Demikian uraian tentang Pengorbanan Harta dan Jiwa Para Sahabat Dalam Perang Tabuk.  Semoga kisah ini bermanfaat dan dapat menjadi ibroh / pelajaran bagi kita dalam ketaatan  kepada Rasulullah saw. dan hanya mengharap ridho-Nya.  Aamiinn...

0 Response to "Pengorbanan Harta dan Jiwa Para Sahabat, Dalam Perang Tabuk."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel