Penyakit Fisik Menurut Islam Ada 2 Sebab. Apakah itu?

.


Kajian Khazanah Islam (katagori posting Mu'amalah)

Pembaca budiman, Rahmat sert Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah kepada kita dalam seluruh aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, memposting materi "Penyakit Fisk Menurut Islam Ada 2 Sebab".

Sebelum kita berbicara jauh tentang beberapa hal terkait dengan penganggulangan penyakit dan pengobatannya alangkah baiknya bila kita sedikit menengok apa sebab penyakit dan wabah yang telah dilalaikan oleh umat manusia secara umum dan juga kaum muslimin secara khusus. Hal ini penting kita mengetahui penyebab penyakit yang kita derita, agar pengobatannya menjadi mudah dan efektif. 
Menurut pandangan Islam penyebab penyakit pada diri kita, dikarenakan minimal dari  dua sebab.
Kedua sebab penyakit tersebut adalah sebagai berikut :


1. Kemaksiatan yang dilakukan secara terus menerus.
Telah banyak dalil, baik dari Al-Qur'an maupun Hadits Rasulullah saw. serta dari berbagai fakta di alam semesta, yang menunjukkan bahwa kemaaksiatan adalah sumber terjadinya berbagai petaka dan penyakit. Allah Swt. berfirman : 
"Dan sungguh-sungguh Kami akan menimpakan kepada mereka sebagian azab dekat/kecil (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali" (ke jalan yang benar) (QS As-Sajdah : 21) 

Ibnu Abbas berkata : "Yang dimaksud dengan azab dekat/kecil adalah berbagai musibah yang terjadi di dunia, penyakit dan petaka yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya, agar mereka bertaubat".
Dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman :
"Barang siapa yang mengerjakan keburukan, niscaya ia akan diberi balasan dengannya" (QS An-Nisaa : 123) 
Abu Qotadah berkata : "Telah sampai kepada kami bahwa tidaklah ada seseorang yng tergores oleh ranting, atau terkilir kakinya atau terpelintir uratnya, melainkan akibat dari dosa yang ia perbuat."  

Rasulullah pernah menjelaskan tentang hal itu dengan sabdanya : "Pada suatu hari ada seseorang yang bertanya kepada sahabat Sa'ad bin Abi Waqqas dihadapan shabat Usamah bin Zaid tentang penyakit/wabah tho'un, maka sahabat Usmah bin Zaid mengabarkan bahwa Nabi saw. bersabda : 

(إِنَّ هذا الْوَجَعَ أو السَّقَمَ رِجْزٌ عُذِّبَ بِهِ بَعْضُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ ثُمَّ بَقِيَ بَعْدُ بِالْأَرْضِ فَيَذْهَبُ الْمَرَّةَ وَيَأْتِي الْأُخْرَىمتفق عليه

"Sesungguhnya penyakit itu adalah kotoran yang dengannya Allah mengazab sebagian umat sebelum kalian, kemudaian tersisa di bumi, kadang kala ia hilang dan kadang kala ia datang kembali".  (Muattafaqun alaih).

Lalu menjelaskan bahwa salah satu hikmah dari setiap musibah yang menimpa seorang muslimadalah untuk menghapus kesalahan dan dosanya.  Maka tidak heran bila Nabi saw. bersabda : 


(ما يُصِيبُ الْمُسْلِمَ من نَصَبٍ ولا وَصَبٍ ولا هَمٍّ ولا حُزْنٍ ولا أَذًى ولا غَمٍّ حتى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إلا كَفَّرَ الله بها من خَطَايَاهُمتفق عليه.



"Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa letih, rasa sakit, gundah pikiran, rasa duka, gangguan dan kebingunan sampai-sampai terasa ada duri yang menusuknya, melainkan akan Allah hapuskan dari kesalahannya" (Muttafaqun alaih.) 
Baca juga yang ini Asbabun Nuzul Surat Al Fatihah

Dengan penjelasan singkat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa perbuatan maksiat adalah salah satu penyebab datangnya berbagai penyakit, baik sebagai balasan atau sebagai teguran kepada pelakunya agar ia kembali kepada jalan yang benar dan bertaubat dari kemasiatan. 

Diantara kemaksiatan yang sering menjadi biang munculnya berbagai penyakit baru adalah perbuatan zina sebagaiman disabdakan oleh Rasulullah saw. 

(لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِى قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِى لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِى أَسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا.)وفي روايةوَلاَ فَشَا الزِّنَى فِي قَوْمٍ قَطُّ إِلاَّ كَثُرَ فِيْهِمُ الْمَوْتُ

"Tidaklah perbuatan zina meraja lela di suatu kaum, hingga mereka terang-terangan ketika melakukannya, melainkan akan ada pada mereka berbagai wabah (tha'un) dan penyakit yang belum pernah ada pada generasi sebelum mereka."  
Dan pada sebagian jalur hadits ini dinyatakan : "Tidaklah perbuatan zina merajalela di suatu kaum, melainkan akan banyak kematian di tengah-tengah mereka." (Riwayat Al-Hakim, At-Thobrani dan Al-Baihaqi, dan oleh Al-Albani dinyatakan sebagai hadits shaheh). 

Bedrsabda Ummul Mukminim Maimunah r.anha mengishkan bahwa ia pernah mendengar Nabi saw. sebagai berikut :

(لاَ تَزَالُ أُمَّتِى بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَفْشُ فِيهِمْ وَلَدُ الزِّنَا، فَإِذَا فَشَا فِيهِمْ وَلَدُ الزِّنَا، فَيُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِذابٍ). وحَسَّنه الحافظ ابن حجر ووافقه الألباني

"Umatku senantiasa dalam keadaan baik, selama anak hasil anak hasil perzinahan belum merajalela ditengah-tengah mereka. Bila anak hasil zina telah merajalela di tengah-tengah mereka, maka tidak lama lagi Allah akan menimpakan siksa-Nya kepada mereka semua" (Riwayat Imam Ahmad, dan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dinyatakan sebagai hadits hasan, dan disetujui oleh Al-Albani). 

Dari beberapa penjelasan di atas, baik Al-Qur'an ataupun hadits Rasulullah saw, maka jelas sekali bahwa kemaksiatan adalah sumber paling besar yang menimbulkan berbagai penyakit.


2. Lalai Berdzikir Kepada Allah Adalah Biang Berbagai Penyakit Juga.
Coba kita perhatikan diri kita sendiri dan renungkan. Bahwa diri kita adalah terdiri dari Jiwa dan Raga yang saling menyatu dalam kehidupan ini.  Tiada hari yang berlalu melainkan kita telah mencurahkan banyak waktu, harta dan perhatian kita guna merawat dan menjaga kesehatan raga. Dan bila raga kita menderita sakit, kita begitu perhatian untuk mengembalikan kesehatannya. Semua itu kita akan lakukan guna mendapatkan rasa nyaman pada raga kita. Bukankah demikian?
Akan tetapi, seberapa besar perhatian kita kepada bagian lain dari diri kita?.   Jiwa kita juga membutuhkan perhatian dan perawatan. Bila raga anda telah merasa nyaman, mak sudahkah jiwa kita merasakan perasaan yang sama?
Ketahuilah bahwa Jiwa kita juga memiliki rasa cinta, harap, takut, pengagungan, dan lain sebagainya. Kita yakin bahwa kita merasakan itu semua, akan tetapi sudahkah kita memenuhi semua atau mungkin sebagian dari kebutuhan Jiwa kita ini?  

Ibnu Taimiyyah berkata : "Pada qalbu anak Adam tersimpan rasa cinta dan harapan kepada Tuhan yang mereka ibadahi. Perasaan ini adalah pilar hati dan sumber kehidupan Jiwa kita. Sebagaimana pada sanubari mereka tersimpan rasa cinta dan harapan kepada makanan, dan pasangan hidup mereka. 
Perasaan ini adalah kehidupan raga dan dunia mereka. Ketahuilah bahwa kebutuhan mereka kekurangan makanan, maka hanya raga mereka yang menderita. Sedangkan bila mereka tidak menemukan Tuhan Sesembahan mereka, maka jiwa mereka yang merasakan penderitaan. Dan penderitaan ini tidak ada obatnya kecuali dengan beribadah kepada Allah semata, dan menjauhi segala bentuk penyekutuan kepada-Nya. 
Inilah Fitrah setiap anak Adam yang menyertai kelahiran mereka ke alam dunia. Dalam mengarungi kehidupan dunia ini, Raga dan Jiwa kita sering kali menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang tidak sedikit. Karenanya, sudah sepantasnya bila kita memberi keduanya bekal yang cukup kepada keduanya. Kita membekali Raga kita dengan makanan dan minuman yang halal dan sehat dalam kadar yng cukup. Demikian juga halnya dengan Jiwa kita berilah Jiwa kita bekal yang baik dan dalam kadar yang cukup.

Bila Raga kita mendapat asupan gizi yang cukup dan Jiwa kita juga mendapat asupan gizi yang cukup, maka berbagai tantangan dan beban hidup dunia menjadi ringan dan mudah.

Ada kisah nyata sebagai berikut yang cukup menjadai pelajaran dan sekaligus bukti apa yang saya uraikan diatas adalah hal yang memang sebenarnya.  Inilah kisahnya :
  • Duduk diantara Fatimah dan Ali bin Abi Thalib, dan bersabda kepada mereka berdua " Hendaknya kalian berdua tidak beranjak dari tempat tidur kalian" Selanjutnya Rasulullah, Fatimah dan Ali bin Abi Thalib, segera bangkit. Akatan tetapi Rasulullah bergegas menuju ke rumah putri tercinta. Setibanya di rumah putri tercinta, beliau mendapatinya dan juga menantunya Ali bin Abi Thalib telah bersiap berdiri untuk tidur malam. Mengetahui kedatangan Rasulullah, Aisyah segera menyampaikan keluhan dan harapan putri beliau tercinta. Mendengar penuturan istrinya ini, Nabi tidak mendapatkan beliau, dan hanya mendapatkan istri beliau Aisyah r.anha. Akhirnya Fatimah mengutarakan keinginannya kepada Aisyah. Setibanya Rasulullah kedatangan kiriman beberapa budak tawanan perang. Maka Fatimah berinisiatif untuk menemui ayahhanda, gua mengadukan beratnya menumbuk gandum. Setia Fatimah di rumah Rasullah. Karena shabat Ali bin Abi Thalib dari keluarga miskin, maka Fatimahpun harus bersusah payah membantu pekerjaan suami tercinta. Sampai-sampai telapak tangan beliau yang sebelum lembut menjadai kasar, karena setiap hari ia harus menumbuk gandum untuk dijadikan tepung, sehingga dapat diolah menjadi roti. Dan Fatimah ingin mengatakan kepada Ayahanda untuk meminta bantuan dari budak yang menjadi tawanan itu. Dan terucaplah kepada Ayahandanya (Nabi Muhammad saw).
  • Akhirnya Rasulullah bersabda : 
(أَلاَ أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَا، إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا أَنْ تُكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ، وَتُسَبِّحَاهُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَتَحْمَدَاهُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ ). متفق عليه


"Sudikah kalian berdua aku ajari sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian pinta? . Bila hendak tidur, bertakbirlah sebanyak 33 kali, bertasbihlan sebanyak 33 kali, dan bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali. Hal ini lebih baik bagi kalian berdua dibanding (memiliki) seorang pembantu (budak). (Muttafaqun alaih).  
Baca juga ini : Bagaimana Membuat Hidup Penuh Semangat ?

Ibnul Qayyim berkata  : Dan telah dikisahkan kepada kami bahwa orang yang senantiasa mengucapkan bacaan-bacaan itu, (tasbih, takbir dan tahmid)  ia tidak pernah merasa lelah karena menyelesaikan pekerjaan atau lainnya."  Di lain kesempatan beliau berkata : "Sesungguhnya bacaan dzikir menyebabkan pelakunya memiliki kekuatan yang luar biasa. Sampai-sampai ia kuasa melakukan pekerjaan yang tidak mungkin bisa ia lakukan bila tanpa berdzikir. Sungguh aku telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa Seikhhul Islam Ibnu Taimiyyah begitu perkasanya dalam perilaku, ucapan, keberanian, dan karya tulisnya. Dahulu bila beliau menulis buku selam satu hari , maka juru tulis membutuhkan waktu seminggu dan bahkan lebih untuk bisa menulis ulang hasil tulisan beliau. Sebagaimana seluruh pasukan, juga telah membuktikan keberanian dan kegagahan beliau yang luar biasa ketika di medan laga.  Sebaliknya bila kita tidak memenuhi kebutuhan Jiwa kita, niscaya Jiwa kita menderita . 








"Baarang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menmpakan sisksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS Al-An'am :125) 


"Atha' Al Khurasaani menjelaskan keadaan orang yang disempitkan dadanya dengan berkata : Segala kebaikan tidak dapat masuk ke dalam hatinya" 

Maka tidak heran bila orang-orang yang hatinya kosong dari pentuk dan lisannya tidak pernah dibasahi dengan bacaan dzikir, begitu mudah patah arang, stres, putus asa, bahkan menjadi gila. Tidak ada hambatan atau permasalahan walau hanya kecil yang melintang di jalan hidupnya, melainkan ia menjadi gundah gulana dan memupus semua kebahagiannya. Bahkan tidak jarang dari mereka lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara-cara yang tragis.  Bila derita Jiwa kita berkepanjangan dan telah parah, tak ayal lagi Raga kitapun akan turut menderita dan sakit. 

Demikian uraian singkat tentang Penyakit Fisik Menurut Islam ada 2 sebab. Semoga artikel ini bermanfaat dan tentunya kita dapat belajar bagaimana cara menjaga fisik ini,  agar terhindar dari berbagai penyakit.  Semoga.

0 Response to "Penyakit Fisik Menurut Islam Ada 2 Sebab. Apakah itu?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel