Bagaimana Cara Menggantikan Imam Yang Batal Dalam Sholatnya?

       بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

              السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  
    Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting, Sholat)

   Pembaca budiman' semoga Allah Swt.  senantiasa mencurahkan  rahmat dan bimbinganNya kepada kita dalam segala aktivitas di dunia untuk meraih kebahagiaan dan ridha untuk kembali ke alam akhirat kelak.  



       Kasus/Contoh Pertama 

       Ada pertanyaan : Bagaimana cara menggantikan imam yang batal pada waktu sujud?

     Tata cara menggantikan imam yang batal pada waktu sholat berjamaah adalah sebagai         berikut, baik dalam keadaan berdiri, rukuk, sujud atau duduk :
    
   1. Imam yang batal mundur kebelakang tanpa membaca takbir agar makmum tak menyangka    telah meneruskan gerakkannya. Baca juga yang ini :Kisah "Bilal"Muadzin Rasulullah saw. Pengumandang Adzan Pertama Di Dunia.
  
    2. Kemudian imam memberi isyarat kpada makmum untuk menggantikannya atau imam memegang salah seorang makmum dan mengisyaratkan untuk maju menggantikannya. 

    3. Lalu makmum yang mengantikan imam tersebut maju menempati tempat imam dan meneruskan gerakakan imam ketika imam batal. 

      Adabnya adalah :
     Orang yang paling didahulukan untuk menggantikan imam yang batal di tengah sholat terutama sebagai berikut :
      1. Imam rawatib (Imam yang memiliki jadwal di masjid/musholla tersebut.
      2. Makmum yang dipilih oleh imam
      3. Makmum yang dipilih oleh para makmum lainnya.

      Dalil yang menerangkan ketentuan di atas adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sha'al bin Sa'ad As-Sa'id r.a.

     أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ، فَحَانَتِ الصَّلاَةُ، فَجَاءَ المُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَ: أَتُصَلِّي لِلنَّاسِ فَأُقِيمَ؟ قَالَ: نَعَمْ فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي الصَّلاَةِ، فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ، فَصَفَّقَ النَّاسُ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لاَ يَلْتَفِتُ فِي صَلاَتِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ التَفَتَ، فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنِ امْكُثْ مَكَانَكَ» ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَدَيْهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا أَمَرَهُ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ ذَلِكَ، ثُمَّ اسْتَأْخَرَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى اسْتَوَى فِي الصَّفِّ، وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى
     "Bahwa suatu hari Rasulullah saw. pergi menemui bani Amru bin 'Auf untuk menyelesaikan masalah di antara mereke.  Kemudian tiba waktu sholat, lau ada seorang mu'adzin menemui Abu Bakar Ash Shidiq serara berkata, "apakah engkau mau memimpin Shalat berjama'ah sehingga aku bacakan iqamahnya?" Abu Bakar menjawab "Ya"  Maka Abu Bakar memimpin Shalat. Tak lama kemudian datang Rasullah saw. sedangkan orang-orang sedang melaksanakan sholat berjama'ah. Lalu Rasulullah saw. bergabung masuk ke dalam shaf. Seseorang/jama'ah kemudian memberi isyarat dengan bertepuk menggunakan  tangan, namun Abu Bakar tidak bereaksi dan tetap meneruskan shalatnya. Ketia sura tepukan makin banyak, Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah saw. Dan Rasulullah saw. memberi isyarat yang maksudnya "Tetaplah kamu Abubakar pada posisimu" Lalu Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah saw. tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam barisan shaf, lalu Rasulullah saw. maju melanjutkan shlat.  (HR. Bukhari, no. 684 dan Shaheh Muslim no. 421).

     Kasus/Contoh Kedua.   Baca juga ini : POSISI BERDIRI IMAM DAN MAKMUM DALAM SHOLAT   BERJAMAAH

      Ada dua cara yang dapat dilakukan makmum jika imam batal di tengah sholat. 
     
     Pertama : Imam keluar dari shalat, keluar dari jama'ah, dan menarik salah seorang di             belakangnya untuk menggantikan posisinya sebagai imam hingga selesai.
     
     Dalil masalah ini adalah peristiwa yang dialami Umar bin Khattab r.a ketika itu beliau ditusuk oleh orang Iran, Abu Lukluk al-Majusi.  
   
       Amr bin Maimun menceritakan : 
     Yang Artinya : "Di pagi peristiwa penusukan itu, aku berdiri (di shaf kedua,) dan tidak ada orang, aku mendengar Umar, selain Ibnu Abbas r.a. Ketika beliau bertakbir memulai shalat, kemudian saya mendengar beliau mengatakan, "Ada anjing yang menggigitku" ketika beliau ditusuk. Lalu Umar menarik Abdurrahman bin Auf untuk maju dan beliau mengimami para sahabat dengan shalat yang ringan. (HR. Bukhari no.3700 dan Ibnu Hibban no.6917).  

     Kedua : Imam membatalkan shalat dan tidak menunjuk pengganti. Kemudian masing-masing makmum shalat sendiri-sendiri. Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi'i dan Imam Ahmad.

      Keterangan Imam Ahmad yang menjelaskan dua cara ketika Imam Batal :

     Artinya : "Jika imam menunjuk ganti, ini pernah dilakukan oleh Umar dan Ali r.a. Dan jika makmum menyelesaikan shalat sendiri-sendiri, ini pernah terjadi pada Muawiyah ketika (beliau jadi imam sholat subuh), beliau ditusuk lalu para makmum shalat sendiri-sendiri hinga mereka menyelesaikan shalatnya". (Muntaqa al-Akhbar, Abul Barakat, setelah hadits no. 1455). 


      Catatan penting :
     Kalau imam salah dalam membaca bacaan Al Fatihah dengan kesalahan fatal sampai       merubah makna, maka wajib memperbaikinya, karena kalu tidak maka shalatnya imam tidak sah, termasuk shalatnya makmum.. Sedangkan kesalahan dalam bacaan yang lain hukumnya makruh. Imam Syafi'i dalam Al-Imam hal 215 berkata :  

وإن لحن في أم القرآن لحناً يحيل معنى شيء منها، لم أرَ صلاته مجزئة عنه، ولا عمَّن خلفه، وإن لحن في غيرها كرهتُه، ولم أرَ عليه إعادة،
وإن كان لحنه في أم القرآن وغيرها لا يُحيل المعنى أجزأتْ صلاته وأكره أن يكون إماماً بحال

      Artinya : "Kalau imam melakukan kesalahan dalam membaca Al-Fatihah sampai merubah makna maka shalatnya imam dan shalatnya makmum tidak sah. Namun Apabila salah dalam bacaan yang lain maka hukumnya makruh sedang shalatnya tetap sah. Kalau salahnya dalam bacaan Al-Fatihah dan lainnya tidak sampai merubah makna, maka shalanya sah tetapi dia makruh menjadi imam". 

      Demikian penjelasan Cara Menggantikan Imam Yang Batal Dalam Sholatnya.  Semoga bermanfaat dan menambah wawasan dalam pengamalan agama. 
     

إني لقائم ما بيني وبين عمر – غداة أصيب – إلا عبد الله بن عباس، فما هو إلا أن كبر فسمعته يقول: قتلني أو أكلني الكلب حين طعنه، وتناول عمر عبد الرحمن بن عوف فقدمه فصلى بهم صلاة خفيفة

Read more https://konsultasisyariah.com/23712-2-cara-ketika-imam-batal-di-tengah-shalat.html
إني لقائم ما بيني وبين عمر – غداة أصيب – إلا عبد الله بن عباس، فما هو إلا أن كبر فسمعته يقول: قتلني أو أكلني الكلب حين طعنه، وتناول عمر عبد الرحمن بن عوف فقدمه فصلى بهم صلاة خفيفة

Read more https://konsultasisyariah.com/23712-2-cara-ketika-imam-batal-di-tengah-shalat.html

إني لقائم ما بيني وبين عمر – غداة أصيب – إلا عبد الله بن عباس، فما هو إلا أن كبر فسمعته يقول: قتلني أو أكلني الكلب حين طعنه، وتناول عمر عبد الرحمن بن عوف فقدمه فصلى بهم صلاة خفيفة

Read more https://konsultasisyariah.com/23712-2-cara-ketika-imam-batal-di-tengah-shalat.

0 Response to "Bagaimana Cara Menggantikan Imam Yang Batal Dalam Sholatnya?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel