Ada Tiga Hal Yang Sangat Penting Dalam Pemahaman Terhadap Agama

    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

           السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ   
   Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting Kultum).

     Pembaca budiman, jumpa kembali di hari ke-12 Ramadhan 1438 H. semoga senantiasa istiqomah dalam menjalankan ibadah wardhu puasa dan sunah-sunahnya. Aamiin...

   

    Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam memposting Kultum dengan judul : Ada 3 Hal Penting Dalam Pemahaman Terhadap Agama.   
  
   Setiap Seorang Muslim yang ingin memahami Agama maka terhadap dirinya dituntut untuk mengerti dalam kaidah menerapkan ilmunya. Ada tiga hal yang sangat mendasar untuk mendapatkan ilmu yang benar dalam pemahaman terhadap Agama , diantaranya adalah Iman, Ilmu, dan Amal. 
       
       Baca juga ini : Tujuh Masjid Besar Bukti Sejarah Kejayaan Islam Di Masa Rasulullah saw.

Ketiga hal tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan lainnya agar ilmu yang kita peroleh dapat memberikan kebahgiaan hidup di dunia dan akhirat. 


    Beramal tanpa ilmu maka akan menimbulkan banyak kerusakan.  Sebagai contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa, maka dia berpuasa tetapi hanya dapat lapar dan hausnya saja. Karena ia tidak mengetahui secara benar bagaiman berpuasa yang benar sesuai dengan tuntunan syariat. Dia tidak menahan ucapannya atau perbuatan keji yang justru akan dapat merusak ibadah puasa itu sendiri. 

    Umar bin Abdul Aziz pernah berkata : "Barang siapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya"   (Sirah wa Manaqibu Umar bin Abdul Aziz, oleh Ibnul Jauzi)

    Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dapat merusak amalnya dan bahkan dapat menjadi madhorot kepada ora lain. 
    Rasulullah s.a.w. bersabda : "Bahwa adalah orang yang sesat, padahal mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan lainnya yang sangat banyak, Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda "(Ada sekelompok kaum)"  mereka menganggap sholat yang dilakukan oleh kalian sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan puasanya dianggap lebih rendah dari puasa mereka. Mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melampaui kerongkongan mereka". (Fathul Bari 6/714).

    Imam Ibnu Taimiyah berkata : "Meskipun sholat, puasa, dan tilawah Qur'an mereka banyak, namun mereke keluar dari kelompok ahlus Sunnah wal Jamaah. Siapakah mereka?

    "Mereka adalah kaum ahli ibadah, kaum wara' , dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari dengan ilmu" 
   Maksudnya adalah mereka beribadah dan  membaca Al-Qur'a, tetapi amalan tersebut dilaksanakan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang dilakukan. Mereka hanya sebatas memahami ibadah itu suatu perintah yang harus dilaksanakan tanpa memahami hikmah dibaliknya. Bahkan terkadang pelaksanaan ibadah dilakukan untuk rutinitas saja. 

    Ada pelaksanaan sholat Jum'ah dengan khutbah yang berisi nasihat dari beberapa ayat Al-Qur'an dan doa dengan tulisan arab yang sudah tertulis pada beberapa lembar kertas yang makna, isi dan tujuannya sama sekali tidak dimengerti. 
      
   Dan cara ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Tentu saja sangat disayangkan jama'ah yang sholat Jum'ah di masjid tersebut.  Tidak ada nasihat atau tausiah yang dapat dipahami sehingga dapat mengamalkan apa yang dikhutbahkan tersebut. 

   Ada cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah tangga terjerat hutang dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang mencekik.  Dan sesuatu yang sangat ganjil, ternyata para rentenir tersebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam pengajian pekanan/mingguan. Kisah ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktivitas muamalah yang dilakukan. 

     Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya hafalan atau amalan, akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap Agma Islam secara menyeluruh.  Oleh sebab itu, Rasulullah saw. pernah bersabda : "Satu orang Fakih itu lebih berat bagi setan, daripada seribu ahli ibadah" (HR. Tirmidzi)

   Umar bin Khatab r.a. juga pernah berkata "Kematian seribu ahli ibadah yang selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang harinya, lebih ringan timbangan pahalanya daripada kematian seorang alim (cerdas) yang mengetahui hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah Swt.  Dalamnya pemahaman terhadap agama akan mengalahkan faktor lainnya. 

      Baca juga yang ini : SANGUNE AKHIRAT (Kultum)

   Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khattab pernah mengangkat sahabat Ibnu Abbas r.a. yang pada saat itu masih berusia 15 tahun untuk menjadi anggota majelis syuro.  Umar bin Khattab menjulukinya sebagai "Pemuda Tua" karena ketinggian pemahamannya pada usia yang sangat muda. Oleh karena itu berusahalah kita untuk mendapatkan pemahaman yang benar terhadap Islam yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal. Hal ini akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat kelak. 

   Ibnul Qayyim pernah berkata : "Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat Islam, dan selanjutnya adalah nikmat benarnya kepahaman dan baiknya tujuan. 

Nikmat yang sebenarnya adalah seseorang dapat memahami Islam dan tetap komitmen pada Islam itu sendiri.


Dengannya seseorang hamba dapat terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah Swt. yaitu orang yang buruk tujuannya. Juga terhindar dari orang-orang yang sesat, yaitu orang yang buruk pemahamannya, serta akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan pemahamannya.


Demikian sekelumit tentang pentingnya dalam pemahaman terhadap agama.  Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan menjadikan kita selalu belajar untuk menjadi paham.  Wallahu a'lam.

   
     Baca juga ini : Cinta Dunia Dan Takut Mati (Khutbah ke-8)

0 Response to "Ada Tiga Hal Yang Sangat Penting Dalam Pemahaman Terhadap Agama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel