Peringatan Malam Nisfu Sya'ban Ditinjau Dari Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Rasulullah saw.

 
Kajian Khazanah Islam  (Katagori Posting Aqidah)
Pembaca budiman, rasa syukur adalah tanda sebagai seorang mukmin yang taat dan istiqamah dalam segala apa yang Allah Swt. tentukan kepada kita dalam menjalani hidup di dunia ini, untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat kelak.   
Rasiyambumen/Pelangi Khasanah Islam memposting : Peringatan Malam Nisfu Sa'ban Ditinjau Dari Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Rasulullah saw.
Allah berfirman :  
إِنَّآ أَنزَلْنٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿الدخان:٣
 فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿الدخان:٤
"Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an di malam yag berkah, dan sesungguh Kami yang memberi peringatan". (QS, 44 : 3)
"Dimalam itu diturunkan setiap takdir dari Yang Maha Bijaksana"(QS,44: 4).
Diriwayatkan dari Ikrimah rahimahullah - bahwa yang dimaksud malam pada ayat diatas adalah malam nisfu sya'ban. Ikrimah mengatakan : 
 أن هذه الليلة هي ليلة النصف من شعبان ، يبرم فيها أمر السنة
Sesungguhnya malam tersebut adalah malam nisfu Sya'ban. Di malam ini Allah menetapkan takdir setahun (Tafsir al-Qurtubi, 16/126)
Sementara itu mayoritas ulama berpendapat bahwa malam yang disebutkan pada ayat di atas adalah lailatul qadardan bukan nisfu sya'ban. Sebagaimana keterangan Ibnu Katsir, setelah menyebutkan ayat di atas, beliau mengatakan: 
يقول تعالى مخبراً عن القرآن العظيم أنه أنزله في ليلة مباركة ، وهي ليلة القدر كما قال عز وجل :{ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْر} وكان ذلك في شهر رمضان، كما قال: تعالى: { شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزلَ فِيهِ الْقُرْآنُ }
Allah berfirman menceritakan tentang Al-Quran bahwa Dia menurunkan kitab itu pada malam berkah, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana yang Allah tegaskan di ayat yang lain, (yang artinya); "Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran di lailatul qadar." Dan itu terjadi di bulan Ramadhan, sebagaimana yang Allah tegaskan (yang artinya) ;"Bulan Ramadhan yang mana  di bulan ini diturunkan  Al-Quran (Tafsir Ibnu Katsir 7/245)
Selanjutnya Ibnu Katsir menegaskan lebih jauh :
ومن قال : إنها ليلة النصف من شعبان -كما روي عن عكرمة-فقد أبعد النَّجْعَة فإن نص القرآن أنها في رمضان
Karena itu, siapa yang mengatakan yang dimaksud pada ayat di atas adalam malam nisfu sya'ban -sebagaimana riwayat dari Ikrimah - maka itu pendapat yang terlalu jauh, karena nash Al-Quran dengan tegas bahwa malam itu terjadi bulan ramadhan bukan bulan sya'ban. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/246).
Dengan demikian, pendapat yang kuat tentang malam yang berkah, yang disebutkan pada surat Ad-Dukhan di atas adalah lailatul qadar di bulan ramadhan dn bukan malam nisfu sya'ban.  Karena itu ayat dalam Ad-Dukhan di atas tidak dapat dijadikan dalil untuk menunjukkan keutamaan malan nisfu sya'ban.
Hadits seputar nisfu sya'ban.
Terdapat beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan nisfu sya'ban. Ada yang shaheh dan yang dha'if, bahkan ada yang palsu.
Berikut  beberapa hadits tentang nisfu sya'ban yang tenar di kalangan masyarakat.
Pertama : 
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Jika datang malam pertengahan bulan Sya'ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rizeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rizeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia dst. (Allah berrfirman tengang hal ini). sampai terbit fajar. (HR. Ibnu Majah , 1/421; HR. Al-Baihaqi dalam Su'abul Iman, 3/378)
Keterangan : 
Hadits diatas diriwayatkan dri Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu'awiyah bin Ja'far dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu' (sampai kepada Nab i Muhammad saw.)
Hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu' (palsu) karena perawi bernama Ibnu ABi Sabrah statusnya mettahambil kadzib (tertuduh berdusta), sebagimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma'in) berkomentar tentang Ibu Abi Sabrah, "Dia adalah perawi yang memalsukan hadits" (Lihat silsilah Dha'ifah no.2132)
Kedua : 
Riwayat dari A'isyah, r.anha bahwa beliau menuturkan : 
فقدت النبي صلى الله عليه وسلم فخرجت فإذا هو بالبقيع رافعا رأسه إلى السماء فقال: “أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله” فقلت يا رسول الله ظننت أنك أتيت بعض نسائك فقال: ” إن الله تبارك وتعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب
Aku pernah kehilangan Nabi saw. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya : Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?" (Maksudnya Nabi saw. tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatkan Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain. Kemudaia Nabi saw. bersabda :
"Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu sya'ban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb".    
Keterangan :
Hadits ini diriwayatkan At-Turmidzi, Ibnu Majah, dri jalur Hajajj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. At-Thurmudzi menegaskan "Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendha'ifkan hadits ini. Lebih lanjut Imam Bukhari menerangkan : Yahya tidak mendengar Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya" (Asna Al-Mathalib, 1/84)
Ibnu Jauzi mengutip perkataan Ad-Daruquthni hadits ini : 
"Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat" (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556) 
Akan tetapi hadits ini dishahihkan Al-Albani, karena kelemahan dalam hadits ini bukanlah kelemahan yang parah, sementara hadits ini memiliki banyak jalur, sehingga bisa terangkat menjadi shahih dan diterima (lihat silsilah Ahadits Dhaifah, 3/138). 
Ketiga :
Hadits dari Abu Musa Al-Asy'ari, bahwa Nabi saw. bersabda : 
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
"Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan".
Keterangan :  
Sikap ulama terkait nisfu sya'ban.  Berikut rinciannya :Dalam nukilan yang lain, Ibnu Dhiyah mengatakan :
Hadits ini memiliki banyak jalur, diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Abu Musa, Muadz bin Jabal, Abu Tsa'labah al-Kusyani, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Amr.ra. Hadits dishohehkan  oleh Imam Albani dan dimasukkan dalam silsilah ahadits Shahihah, No. 1144. Beliau menilai hadits ini sebagai hadits shahih, karena memiliki banyak jalur dan stu sama lain saling menguatkan. Meskipun ada juga ulama yang menilai hadits ini sebagai hadits lemah, dan bahkan mereka menyimpulkan semua hadits yang menyebutkan tentang nisfu sya'ban sebagai hadits dha'if.
Berangkat dari perselisihan mereka dalam menilai status keshahihan hadits, para ulama berselisih pendapat tentang keutamaan malam nisfu sya'ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak b elakang dalam masalah ini. 
Pendapat pertama : Tidak ada keutamaan khusus untuk malam nisfu sya'ban.
Malam nisfu sya'ban statusnya sama dengan malam-malam lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan nisfu sya'ban adalah hadits lemah. Al-Hafiz Abu Syamah mengatakan "Al-Hafidz Abul Khithab bin Diyah, dalam kitabnya tentang bulan Sya'ban, mengatakan : "Para ulama ahli hadits dan kritik perawi mengatakan ; Tidak terdapat satu pun hadits yang menyebutkan keutamaan malam nisfu sya'bvan (Al-Ba'its ala inkaril Bid'ah; hlm 33)
لم يصح في ليلة نصف من شعبان شيء ولا نطق بالصلاة فيها ذو صدق من الرواة وما أحدثه إلا متلاعب بالشريعة المحمدية راغب في زي المجوسية
"Tidak ada satupun riwayat yang shahih tentang malam nisfu sya'ban, dan para perawi yang jujurtidak menyampaikan adanya shalat khusus di malam ini. Sementara yang terjadi di masyarakat berasal dari mereka dari mereka yang suka mempermainkan  syariat Muhammad saw, yang masih mencintai keb iasaan orang Majusi (baca : Syiah) (Asna Al-Mathalib, 1/84)  
Pendapat kedua : Ada keutamaan khusus untuk malam nisfu sya'ban.
Para ulama menilai shahih beberapa dalil tentang keutamaan nisfu sya'ban, mereka mengimaninya dan menegaskan adanya ketamaan malam tersebut. 
Diantara hadits pokok yang mereka jadikan landasan adalah hadis dari Abu Musa Al-Asy'ari :
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
Artinya :
"Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan". (HR. Ibnu Majah dan Ath-Tabrani, dinilai sahih oleh Al-AlBani)
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Read more https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html
Read more https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html
Read more https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحنmusyrik dan orang yang bermusuhan."  (HR. Ibn
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Read more https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html

إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Read more https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html
Diantara jajaran ulama ahlus sunnah yang memegang pendapat ini adalah ahli hadits abad ini, Imam Muhammad Nasiruddin Al-Albani. Bahkan beliau menganggap sikap sebagian orang yang menolak semua hadits tentang malam nisfu sya'ban, termasuk tindakan yang gegabah. Setelah menyebutkan salah satu hadits tentang keutamaan malam nisfu sya'ban. Syaikh Al-Albani mengatakan sebagai berikut :
فما نقله الشيخ القاسمي رحمه الله تعالى في ” إصلاح المساجد ” (ص 107) عن أهل التعديل والتجريح أنه ليس في فضل ليلة النصف من شعبان حديث صحيح، فليس مما ينبغي الاعتماد عليه، ولئن كان أحد منهم أطلق مثل هذا القول فإنما أوتي من قبل التسرع وعدم وسع الجهد لتتبع الطرق على هذا النحو الذي بين يديك. والله تعالى هو الموفق
"Keterangan yang dinukil oleh Syekh Al-Qosimi-rahimahullah, dalam buku beliau "Islah Al-Masajid" dari beberapa ulama ahli hadits, bahwa tidak ada satupun hadits shoheh tentang keutamaan malam nisfu sya'ban, termasuk keterangan yang tidak layak untuk dijadikan sandaran.  Sementara sikap sebagian ulama yang menegaskan tidak ada keutamaan misfu sya'ban secara mutlak, sesungguhnya dilakukan karena terburu-buru dan tidak berusaha mencurahkan kemampuan untuk meneliti semua jalur untuk riwayat ini, sebagaimana yang ada di hadapan anda. Dan hanyalah Allah yang memberi taufik  (Silsilah Ahadits Shaheh, 3/139).
Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syekhul Islam menerangkan . "Pendapat yang dipegang mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Mazhab Hambali adalah meyakini adanya keutamaan malam nisfu Sya'ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadits yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para shahabat dan Tabi'in. (Majmu' Fatawa, 23/123)
Ibnu Rajab mengatakan ; "Terkait malam nisfu Sya'ban, dahulu para Tabi'in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma'dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa Tabi'in lainnya, memuliakan dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu. (Laithaiful Ma'arif, hlm, 247).
KESIMPULAN :
Dari keterangan-keterangan di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :
  • Pertama : malam nisfu sya'ban termasuk malam yang memiliki keutamaan. Hal ini berdasarkan hadits, sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Meskipun sebagian ulama menyebut hadits ini adalah hadits yang dha'if (lemah), namun insya Allah yang lebih kuat adalah penilaian syekh Al-Albani, yaitu bahwa hadis tersebut berstatus shaheh.
  • Kedua : belum ditemukan satu pun riwayat yang shaheh, yang menganjurkan amalan khusus maupun ibadah tertentu ketika nisfu Sya'ban, baik berupa puasa atau shalat. Hadits shahih tentang malam nisfu sya'ban hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nisfu sya'ban, tanpa dikaitkan dengan amal tertentu. Karena itu, praktek sebagian kaum muslimin yang melakukan shalat khusus di malam itu dan dianggap sebagai shalat malam nisfu sya'ban adalah anggapan yang tidak benar.
  • Ketiga : Ulama berselisih pendapat tentang apakah dianjurkan menghidupkan malam nisfu sya'ban dengan banyak beribadah?. Sebagian ulama menganjurkan seperti sikap beberapa ulama Tabi'in yang bersunguh-sungguh dalam ibadah. Sebagian yang lain menganggap bahwa mengkhususkan malam nisfu Sya'ban untuk beribadah adalah bid'ah.
  • Ke-empat : Ulama yang memperbolehkan  amal di malam nisfu Sya'ban menegaskan bahwa tidak boleh mengadakan acara khusus, atau ibadah tertentu, baik secara berjama'ah maupun sendiri-sendiri, di malam nisfu sya'ban, karena tidak ada amalan yang dicontohkan/sunnah khusus, di malam nisfu sya'ban. Untuk itu, menurut pendapat ini, seseorang diperbolehkan memperbanyak ibadah secara mutlak, apa pun bentuk ibadah tersebut.    
Demikian uraian tentang Peringatan Malam Nisfu Sya'ban berdasarkan dalil Alquran dan Hadits Shaheh. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Peringatan Malam Nisfu Sya'ban Ditinjau Dari Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Rasulullah saw."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel