ASBABUN NUZUL SURAT AL BAQARAH SERI KE- 6

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kajian Islam (Katagori posting Asbabun Nuzul).

Pembaca budiman, semoga Allah Swt. selalu mencurahkan Rahmat serta Bimbingan-Nya kepada kita dalam segala aktivitas di dunia ini semata untuk beribadah kepada-Nya. Aamiin....



Rasiyambumen/Khazanah Pelangi Islam, melanjutkan kajian Asbabun Nuzul surat Al-Baqarah Seri ke-6 yang sebelumnya sudah saya posting  Al-Baqarah Seri ke-5. 

Pada asbabun nuzul al-baqarah seri ke-5 telah disampaikan tentang ayat ke-104 al-baqarah yang menjelaskan firman Allah "ra'ina" adalah bahasa yang sering dipergunakan oleh kaum Ansyor di jaman jahiliyyah.



Dalam al-baqarah ayat  106 Allah berfirman sebagai berikut :
مَا نَنسَخْ مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَآ أَوْ مِثْلِهَآ ۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ  : ١۰٦ 
"Apa saja ayat yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah kuasa atas segala sesuatu?"  (QS : Al-Baqarah : 106)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya wahyu pada Nabi saw. kadang-kadang pada malam hari tapi beliau lupa pada siang harinya. Maka Allah turunkan ayat tersebut di atas, sebagai jaminan bahwa wahyu Allah Swt. tidak akan mungkin terlupakan. 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. 

Pada ayat selanjutnya diriwayatkan bahwa Rafi' bin Huraimalah dan Wahab bin Zaid berkata kepada Rasulullah saw. : "Hai Muhammad ! cobalah turunkan kepada kami suatu kitab dari langit yang kami akan baca, atau buatlah sungai yang mengalir airnya, pasti kami akan mengikuti dan mempercayai Tuan". Maka Allah menurunkan ayat tersebut di bawah ini, sebagai peringatan agar ummat Islam tidak meniru Bani Israil di dalam mengikuti ajaran Rasul.  
Inilah ayat yang dimaksud  :
أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْـَٔلُوا۟ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمٰنِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيلِ 
"Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu?. Dan barangsipa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus". (QS Al-Baqarah : 108).
Kisah tersebut diatas, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Sa'id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa orang kafir Quraisy meminta kepada Nabi Muhammad saw. supaya gunung shafa di dijadikan emas. Maka Nabi saw. bersabda "Baiklah akan  tetapi apabila kamu kufur, gunung ini akan berakibat seperti hidangan yang diminta Bani Isra'il" (1)
Lalu kaum Quraisy menolak syarat tersebut, kemudaian pulang. Maka Allah merununkan ayat tersebut di atas (QS, 2 : 108)
(1) Ket. : Sebagaimana tercantun dalam surat al-Maidah 112 s/d 115, kaum Hawariyyun meminta kepada Nabi Isa, agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Allah mengabulkannya dengan ancaman siksaan bagi orang yang kufur kepada-Nya (pen). 

Menurut riwayat lain turunnya al-Baqarah ayat 108 tersebut, sehubungan dengan peristiwa ketika orang-orang Arab meminta kepada Nabi saw. agar mendatangkan Allah kepada mereka, sehingga dapat terlihat dengan nyata oleh mata mereka . 
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.

Ada riwayat lain juga dikemukakan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. "Ya Rasulullah, bagaimana kalau kifarat (denda tebusan dosa) kami, disamakan saja dengan kifarat Bani Isra'il?. Nabi saw. menjawab : "Maha suci Allah, sungguh aku tidak menghendakinya, karena Allah telah memberikan kepadamu yang lebih baik daripada yang diberikan kepada Bani Isra'il dahulu. Apabila mereka melakukan kejahatan, tertulislah itu di atas pintu rumah mereka dan kafaratnya. Apabila telah ditunaikan kifaratnya, tinggallah kehinaan baginya, di dunia dan apabila tidak ditunaikan mereka akan mendapat pula kehinaan di akhirat. Bukanlah Allah telah memberikan yang lebih baik kepadamu daripada itu dengan firmanNya : "Dan barang siapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian ia minta ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang" (QS, an-Nisa : 110). 
Dan selanjutnya Nabi bersabda : "Shalat yang lima waktu dan shalat Jum'at sampai shalat jum'at berikutnya menjadi kifarat kesalahan yang dikerjakan di antara waktu kesemuanya itu"
Sehubungan kejadian itu Allah menurunkan (QS, 2 : 108) di atas, sebagai teguran terhadap orang yang ingin mengubah ketentuan Allah.
Kisah di atas, diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abal bin A'lah.

Selanjutnya (QS, al-Baqarah ayat 109) di bawah ini :

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعْدِ إِيمٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا۟ وَاصْفَحُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ(١۰٩
"Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah kuasa atas segala sesuatu". (QS, 2 : 109).

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Hay bin Akhtab dan Abu Jasir bin Akhtab termasuk kaum Yahudi yang paling hasud terhadap orang Arab, dengan alasan Allah telah mengistimewakan orang Arab dengan mengutus Rasul dari kalangan mereka. Kedua orang bersaudara itu, bersungguh-sungguh mencegah orang lain masuk Islam. Maka Allah turunkan ayat tersebut di atas, sehubungan perbuatan kedua orang itu. 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. 

وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصٰرَىٰ عَلَىٰ شَىْءٍ وَقَالَتِ النَّصٰرَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَىْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتٰبَ ۗ كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ۚ فَاللَّـهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ : ١١٣ 
"Dan orang-orang yahudi berkata : "orang-orang nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan" dan orang-orang nasrani pun berkata : "orang-orang yahudi tidak mempunyai pegangan, padahal mereka (sama-sama) membaca al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya". ( QS, 2 : 113)

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika orang-orang nashara Najran menghadap Rasulullah saw. datang pulalah padri-padri yahudi. Mereka bertengkar di hadapan Rasulullah saw. berkatalah Rafi' bin Khuzaimah (yahudi) : "Kamu tidak berada pada jalan yang benar, karena menyatakan kekufuran kepada Nabi Isa  as. dan kitab injilnya". Seorang dari kaum nashara Najran membantahnya dengan mengatakan : " Kamu pun tidak berada di atas jalan yang benar, karena menentang kenabian Musa  as. dan kufur kepada Taurat" . Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas, (QS 2 :113) sebagai jawaban atas pertengkaran mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.  
 
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسٰجِدَ اللَّـهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُۥ وَسَعَىٰ فِى خَرَابِهَآ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِينَ ۚ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْىٌ وَلَهُمْ فِى الْءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ١١٤ 
"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?. Mereka itu tidak sepatutnya masuk kedalamnya (masjid Allah) kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat". (QS, 2 : 114)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas, sehubungan dengan larangan kaum Quraisy kepada Nabi saw. untuk shalat dekat Ka'bah di dalam Masjidil-haram.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id atau Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.   


Menurut riwayat lain , turunnya ayat ini (QS 2:114) tentang kaum Musyrikin menghalangi Rasulullah saw. dan para sahabatnya datang ke Mekah untuk mengerjakan 'umrah pada hari "Hudaibiah" maka ayat tersebut turun sebagai peringatan kepada orang yang melarang beribadah di Masjid Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Zaid.  

Demikian uraian Asbabnu Nuzul Surat Al-Baqarah Seri Ke-6 berdasarkan sumber hadits yang shoheh. Semoga menambah wawasan kita dalam memahami alquran secara benar khususnya dalam melengkapi terjemahnya. Aaamiin.....

0 Response to "ASBABUN NUZUL SURAT AL BAQARAH SERI KE- 6"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel