Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surat Ar-Rahman

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Assalamu'alaikum Wr.wb. Kajian Islam (katagori posting Asbabun Nuzul).

Pembaca budiman, semoga Allah Swt. selalu melimpahkan Rahmat dan Ridha serta bimbingan kepada kita, dalam segala amal/tindakan kita di dunia ini untuk mengabdi keda-Nya secara kaafah. Aamiin...

Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, menyajikan materi : Asbabun Nuzul Surat Ar-Rahman dalam Alqur'anul Karim. 

Tafsir (DEPAG) Surah Ar-Rahman 1-2 :                                                         (1)  :  الرَّحْمٰنُ 
(2)   عَلَّمَ الْقُرْءَانَ 
Pada ayat ini Allah yang Maha Pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajarkan Muhammad saw. Al-Quran, dan Muhammad saw. juga telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Mekah yang mengatakan :  Firman Allah pada Surat An-Nahl ayat 103 sebagai berikut ini,
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُۥ بَشَرٌ ۗ لِّسَانُ الَّذِى يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِىٌّ وَهٰذَا لِسَانٌ عَرَبِىٌّ مُّبِينٌ
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. (QS An-Nahl : 103)

Ayat di atas turun adalah sebagai bantahan Allah terhadap mereka yang mengatakan bahwa Al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. adalah ajaran manusia yang telah menggunakan bahasa Ajam (bahasa arab yang tidak baik) karena yang dituduhkan mengajarkan al-quran kepada Nabi Muhammad saw, adalah bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab. (terjemah,DEPAG ket.catantan kaki) Padahal Al-Quran adalah wahyu Allah yang nyata-nyata telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad swa, melaui Jibril a.s., bukan sebagaimana prasangka mereka (orang-orang yang mengatakan bahwa Nabi mendapat bacaan Al-Quran dari seseorang).

Baca juga yang satu ini : Benarkah dalam bulan Syofar banyak Keburukan ?

Surah Ar-Rahman sebagian besar isinya adalah mengungkapkan nikmat Allah yang banyak memberikan  faedah dan manfaat bagi hamba-Nya, diantaranya adalah nikmat mengajarkan Al-Quran. Dengan mengikuti ajaran Al-Quran, manusia akan berbahagia di dunia dan akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapai tujuan di kedua tempat tersebut yaitu : (Dunia dan Akhirat). 

Dalam suatu riwayat : dikemukakan bahwa pada suatu hari Abu Bakar as-Shiddiq menerangkan hal Kiamat, tentang timbangan surga dan neraka, dan menambahkan bahwa dirinya ingin menjadi rumput saja atau hijau-hijauan yang dapat dimakan binatang ternak, sehingga tidak dijadikan oleh Allah seperti keadaannya sekarang. (di dunia).

Ayat ini yaitu (QS Ar-Rahman : 46) turun sebagai petunjuk kepada orang yang takut menghadapi peradilan Allah dengan mempersiapkan diri melaksakan perintah-Nya.
Firman Allah sebagai berikut :  
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ﴿الرحمن)46  
"Dan bagi orang yang takut saat akan menghadap Tuhan-Nya ada dua syurga" (QS Ar-Rahman : 46)
Ket. Yang dimaksud dua syurga di sini ialah syurga untuk manusia dan syurga untuk Jin. Dan ada juga ahli tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga akhirat.    
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim Abus-Syaikh di dalam kitabul Idhammah yang bersumber dari Atha.
Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Syaudlab yang menerangkan bahwa ayat ini (QS Ar-Rahman : 46) turun berkenaan dengan Abu Bakar as-Shiddiq.  

Artikel ini Anda boleh cermati : Amalan  memohon rizeki yang melimpah

  1. Terkait dengan fadillah Surat Ar-Rahman Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya" (Tafsir Nur Ats-Tsaqalain hal. 5 No. 187) 
  2. Imam Ja'far Ash-shadiq berkata : "Barang siapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan membaca kalimat Fabiayyi alai rabbikuma tukadzdziban, ia mengucapkan Laa bisyay-in min alaika rabbi akdzibu (tidak ada satupun nikmat-Mu duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti orang yang syahid, jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti orang sahid juga" (Tsawabul A'mal, hlm 117)   
  3. Imam Ja'far Ash-shadiq berkata : "Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan orang-orang munafik. Dan kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya. Pada saat itu Allah berfirman padanya : "Siapakah orang  yang sering bangun malam bersamamu (Surat Ar-Rahman) saat di dunia dan tekun membacamu (Surat Ar-Rahman) ia menjawab : Ya Rabbi , fulan bin fulan, lau wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka :  Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, (red.surat Ar-haman) kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu berkata kepada mereka : Masuklah kalian ke surga, dan tinggalah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan." (Tsawabul A'mal hlm 118).
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ﴿الرحمن) 13 
"Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan" (QS Ar-Arahman : 13)

Yang dimaksud mendustakan nikmat-nikmat tersebut adalah kekafiran mereka terhadap Tuhan mereka, karena mempersekutukan tuhan-tuhan mereka dengan Allah. Dalam peribadatan adalah bukti tentang kekafiran mereka terhadap Tuhan mereka, karena nikmat-nikmat itu harus disyukuri, sedangkan syukur artinya menyembah Yang Memberi nikmat-nikmat kepada mereka.
Ayat diatas diulang-ulang dalam surah ini tiga puluh satu (31) kali banyaknya, untuk memperkuat tentang adanya nikmat yang begitu besar dan sekaligus untuk memperingatkannya. Dari itu sambil Allah menyebut satu persatu dari nikmat-nikmat tersebut, Allah memisahkannya dengan kata-kata memperingati dan memperkuat tentang adanya nikmat-nikmat yang banyak.

Susunan kata seperti ini banyak terdapat dalam bahasa Arab, dari itu telah menjadi kebiasaan bahwa seseorang mengatakan kepada temanya yang telah menerima kebaikannya, tetapi ia mengingkarinya. 

"Bukankah engkau dahulu miskin, lalu Aku menolongmu, sehingga berkecukupan? Apakah engkau mengingkarinya?. Bukankah engkau dahulu tidak berpakain, maka Aku memberi pakaian, apakah engkau mengingkarinya?. Bukankah engkau dahulu tidak dikenal, maka Aku mengangkat derajatmu, lalu engkau menjadi terkenal, apakah engkau mengingkarinya?.

Seakan-akan Allah Swt. berkata : "Bukankah Aku menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara, Aku jadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, Aku jadikan bermacam-macam kayu-kayuan, Aku jadikan aneka ragam buah-buahan, baik di kampung-kampung maupun di bandar-bandar untuk mereka yang beriman dan kafir kepada-Ku, terkadang Aku menyiraminya dengan  air hujan, adakalanya dengan air sungai dan parit-parit, apakah kamu hai manusia dan jin mengingkari yang demikian itu"?.

Qur'an Surat Ar-Rahman (Surat ke- 55 pada juz 27) turun sekaligus satu surat sempurna yang terdiri dari 78 ayat, yang hampir separoh dari jumlah ayat tersebut Allah Swt. bertanya kepada kita tentu untuk mengingatkan,  tentang nikmat-nikmat yang mana yang masih kamu dustakan (kamu ingkari).

Kalau kita hubungkan dengan usia manusia pada usia 55 tahun (karena surat Ar-Rahman juga surat urutan ke 55) maka sungguh pada usia ini manusia telah banyak mendapat nikmat-nikmat dari Allah Swt. yang tiada terhingga dan apabila kita diperintahkan untuk menghitunya pasti kita tidak akan mampu lagi. Maka secara filosofi bagi manusia yang telah berumur 55 tahun haruslah banyak-banyak mensyukuri nimat Allah Swt. Jangan sampai kita ditanya atau diingatkan tentang nikmat yang banyak kita dustakan (ingkari).

Mengapa kita diminta untuk bersyukur...?
Karena rasa syukur adalah pangkal dari segala kebahagiaan hidup. Syukur adalah salah satu bukti dari keimanan seseorang bahwa ia telah istiqomah dalam imannya. Orang yang mudah bersyukur kepada Allah, maka orang tersebut akan mudah memperoleh hidayah. Maka al-hasil hidupnya tenang dan tenteram. Kebahagiaan akan menyelimuti hidupnya. Hidup menjadi nyaman dan tidak menjadi stres. Jadi kesimpulannya bila kita ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat maka rajin-rajin bersyukur kepada Allah Swt. Aamiin. Dan hakekat surat Ar-Rahman adalah mengingatkan manusia khusunya di usia 55 tahun ini, dan manusia pada umunya diperintahkan untuk muhasabah/koreksi diri atas seluruh nikmat yang telah diberikannya kepada kita.

Jangan ketinggal artikel yang satu ini : Awas pasangan suami istri bisa retak.

Demikian uraian Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surat Ar-Rahman. Semoga menjadi renungan dan menjadikan kita akan lebih dekat lagi dengan Allah. 

0 Response to "Asbabun Nuzul Al-Qur'an Surat Ar-Rahman"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel