Asal-Usul Puasa, Hingga Perintah Puasa Ramadhan.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Puasa)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Asal-usul Puasa hingga sampai pada perintah Puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu tiangnya agama Islam yang termasuk dalam rukun Islam ke-4 dari jumlah yang lima. Setiap Muslim yang beriman wajib hukum melaksanakannya selama sebulan penuh pada tiap tahunnya.

Yang akan penulis sampaikan pada tulisan ini, adalah asal-usul puasa ramadhan. Jika kita tengok dari segi historisnya, puasa ramadhan tidak langsung diperintahkan begitu saja. Sebelumnya puasa ramadhan tidak langsung diperintahkan berpuasa dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari. Dalam sejarahnya terdapat beberapa fase sehingga menjadi satu tataran syariat yang mengikat bagi umat Muslim.   

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Mu'adz bin Jabal, bahwa  asal-usul puasa ramadhan tidak muncul begitu saja. Dalam riwayatnya, sebelum Nabi saw. menerima puasa Ramadhan, beliau melaksanakan puasa "Asyura" dan "pusa tiga hari" setiap bulannya (dalam bulan Hijrah), dan ini menjadi puasa wajib yang dikerjakan pada setiap tahunnya. Setelah Rasulullah mendapat perintah Puasa Ramadhan pertama kalinya yaitu pada tahun ke-2 Hijriyah, ke Madinah (tahun 623 H). Maka bersamaan dengan itu syariat Puasa Ramadhan mulai diberlakukan kepada Umat Islam. Lalu Nabi menyampaikan kepada umt islam bahwa setelah selesai menunaikan puasa sebulan penuh, di esok harinya untuk mendirikan shalat Idul Fitri. Dan sebelum dilaksankan shalat idul fitri, Nabi memerintahkan kepada setiap umat Islam untuk membayar Zakat Fitrah dan ini berlaku bagi seluruh umatnya baik yang sudah baligh, bahkan yang baru lahir sekalipun, untuk dibayarkan zakat fitrahnya.
Setelah ditetapkannya perintah Puasa Ramadhan itu, maka puasa "Asyura" dan "puasa tiga hari" setiap bulannya dalam tahun Hijriyah, yang awalnya wajib maka, ditetapkan menjadi puasa sunnah. 
Baca yang ini :  Kapankah Batas Waktu Terakhir Untuk Mengqadha Puasa Ramadan?

1. Puasa Ramadhan adalah Pusa Istimewa bagi Umat Nabi Muhammad saw. 
Asal-usul Puasa Ramadhan tidak terlepas dari pelaksanaan selama diwajibkan berpuasa Asyura dan puasa tiga hari setiap bulannya. Hal ini karena sebelum ada perintah wajib puasa Ramadhan umat Islam sudah terbiasa dengan berpuasa, dan kalau dikaitkan dengan zaman jahiliyyah bahwa orang-orang Arab pada umumnya menjalankan puasa itu memang sudah menjadi tradisi mereka, dalam rangka melebur dosa kepada para dewa, yang tiap-tiap suku yakini.
Menurut Imam As-Sawi dalam kitab tafsirnya bahwa kewajiban puasa yang ditetapkan oleh Allah pada bulan Ramadhan dilakukan sebulan penuh. Hal itu mengacu pada tafsir kata "ayaa maamm ma'dudat" pada awal ayat Al-Baqarah , ayat 184. (waktu kurang dari jumlah 40 hari).  Hal demikian karena kebiasaan orang-orang Arab pada masa lalu jika menggunakan kata "ma'dudat" maka yang dimaksud adalah kurang dari empat puluh. Sedang menurut Ali As-Shabuni, tujuan dari hari-hari yang ditentukan tersebut yaitu sebagai keringan dan rahmat bagi umat Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu Allah SWT, tidak mewajibkan puasa kepada umat Muhammad saw. sepanjang waktu.

2. Perintah Dan Larangan Saat Puasa Pada Awal-awal Diwajibkan Puasa Ramadhan. 
Pada awal-awal diperintahkan ibadah puasa Ramadhan, tata cara berpuasa pada saat itu berbeda dengan sekarang, seperti larangan untuk makan, minum, dan bersetubuh dengan istri pada malam hari, larangan tidur sebelum berbuka, dan jika itu dilanggar tidak boleh berbuka sampai tiba waktu berbuka di hari esoknya. Hal itu sesuai dengan hadits riwayat Bukhari yang menceritakan tentang sahabat Nabi saw. yaitu Qais Sharmah Al-Ansyary yang pingsan pada siang harinya karena dia tidur sebelum berbuka pada hari sebelumnya karena hal itu, ia harus menahan makan dan minum sehari lagi.  Dalam riwayat lain, masih dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa sahabat Nabi saw. yaitu Umar bin Khattab juga mengalami demikian. Bahkan, ketika ia tertidur disamping istrinya pada malan harinya Umar-pun mendatangi istrinya lalu menunaikan hajatnya karena tidak kuasa menahan hasratnya. Setelah melakukan hajatnya, Umar pun merasa bersalah pada dirinya mengapa ia tidak kuat untuk menahan keinginannya itu. Ia tidak dapat tidur dua sampai tiga hari, sampai akhirnya ia ceritakan pada Nabi. Atas kejadian tersebut. Nabi menjawab dengan firmannya QS. Al-Baqarah ayat 187.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ  هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ 
 "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka adalah pakain bagimu, dan kamu adalah pakain bagi mereka. (QS Al-Baqarah : 187).

Selanjutnya Allah berfirman :
 عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ   
"Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu" (QS Al-Baqarah :187)
Baca juga yang ini : 8 MACAM DAFTAR PUASA SUNNAH BESERTA KEUTAMAANNYA

Para sahabat semakin gembira dengan adanya dispensasi waktu puasa. Yakni dihapuskannya puasa pada malam hari setelah berbuka. Maka setelah itu, syariat puasa dan aturan-aturan puasa Ramadhan berlaku seperti yang kita rasakan saat ini. Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT. yaitu sebagai berikut :  
 فَالْـٰٔنَ بٰشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَاشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَالْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ  ثُمَّ أَتِمُّوا۟ الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ ۚ  وَلَا تُبٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عٰكِفُونَ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ  تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ ءَايٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
"Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa". (QS Al-Baqarah : 187) 

Itulah sekelumit sejarah asal-usul puasa Ramadhan yang perlu kita ketahui. Sungguh dari hikmah asal-usul puasa ramadhan itu kita dapat mengerti betapa besar kemurahan yang diberikan kepada kita saat ini dalam pengamalan puasa ramadhan yang tentu beda jika dibandingkan puasa para sahabat sewaktu baru turunnya perintah puasa. Dan inilah Puasa yang merupakan kekhususan umat Nabi Muhammad saw. dibandingkan dengan para nabi-nabi sebelumnya. Oleh karena itu kita harus lebih banyak bersyukur atas karunia-Nya yang diberikan kepada umat Muslim saat ini. 

Demikian uaraian singkat Asal-Usul Puasa, Hingga Perintah Puasa Ramadhan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam pengamalan agama khususnya dalam hal Puasa.

0 Response to "Asal-Usul Puasa, Hingga Perintah Puasa Ramadhan."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel