Hakekat Qadha' & Qadar Serta Cara Menyikapinya.


Kajian Khazanah Islam (katagori posting Aqidah)
Rasiyambumen.com

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Hakekat Qadha & Qadar serta cara menyikapinya, adalah masalah yang penting yang harus dipahami oleh manusia untuk agama dan dunianya. Kita harus mendalami dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. agar mampu memahami dan meyakininya sehingga permasalahannya menjadi sangat jelas. Karena seseorang tidak boleh meragukan sedikitpun tentang maslah-masalah penting seperti ini. Adapun masalah yang merusak agama bila ditunda dan tidak segera dilakukan, dikhawatirkan menjadi sebab berpalinya seseorang (dari agama), maka boleh ditunda selama masih ada hal yang lebih penting daripadanya. 

Masalah Qadha' & Qadar adalah masalah yang wajib dipahami oleh setiap hamba Allah, sehingga dapat menghantarkan pada keyakinan yang mendalam. Sebenarnya masalah ini, tidak sulit, segala puji hanya bagi Allah. Hal yang memberatkan pelajaran aqidah bagi sebagian orang adalah karena mereka dengan disayangkan lebih mendahulukan sisi "bagamana" daripada "mengapa". Sebenarnya manusia dituntut untuk menggunakan dua kata tanya secara berurutan, yaitu kata "mengapa" terelebih dahulu, baru disusul dengan "bagamana". Contoh : "Mengapa" kamu melakukan itu?" . Jawabnya, ini adalah keikhlasan. Lalu "bagamana" cara kamu melakukan itu?. Jawabannya dengan mengikuti Rasulullah saw.

Kebanyakan orang sekarang merealisasikan jawaban pertanyaan "bagaimana" dan lalai dari jawaban pertanyaan "mengapa". Oleh karena itu, sebagaimana kita lihat sendiri dari sisi ikhlas mereka tidak mau banyak berupaya, sementara kunci diterima segala ibadah adalah ikhlas dalam mengamalkannya. Dan kebanyakan kalau dari sisi ketaatan memiliki semangat yang tinggi, namun hanya taat saja tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka akan menjadi sia-sia segala amal kita di dunia ini. 

Masunia sekarang lebih mengutamakan (sisi awal) dan melalaikan sisi yang lain yang lebih penting, yaitu sisi aqidah, keikhlasan dan tauhid.  Oleh karena itu, kita banyak menemukan sebagian besar orang yang bertanya tentang masalah duniawi yang sangat amat remeh, dan hatinya tertutup oleh dunia. 

Terkadang sebagian mereka menyembah/menjadi budak dunia, sementara dia tidak menyadarinya dan terkadang pula tidak sadar telah menyekutukan Allah dengan dunia. Hal ini sangat disayangkan karena dari sisi tauhid dan aqidah sudah tidak diperhatikan lagi, baik di kalangan masyarakat maupun para penuntut ilmu.  Ini adalah masalah yang berbahaya. Sebaliknya memperhatikan perkara saja tanpa mengamalkan apa yang telah disyari'atkan Allah, sebagai benteng dan pagar (dari perbuatan jahat) juga sangat keliru. Karena terkadang kita telah mendengar dari berbagai siaran TV dan radio, dan membaca dari media massa adanya upaya penyederhanaan pemahaman bahwa agama adalah aqidah yang toleransi dan beberapa ungkapan serupa yang lain. Pada hakikatnya hal ini harus dikhawatirkan menjadi pintu bagi orang yang ingin menghalalkan yang haram dengan alasan bahwa aqidah membenarkan. Hal demikian harus diperhatikan dua sisi sekaligus agar terjadi pertanyaan "kenapa" dan "bagaimana". 

Ringkasnya : 
Setiap orang harus mempelajari ilmu tauhid dan aqidah agar mengetahui Rabb yang dia sembah, mengetahui sifat-sifat-Nya, mengetahui tentang hukum-hukum kauniyah-Nya (ketentuan-Nya terhadap lam) dan hukum-hukum Syari'ah-Nya, mengetahui kebijakan-Nya dan rahasia syari'ah dan ciptaan-Nya, sehingga dia tidak tersesat dan menyesatkan orang lain. Ilmu Tauhid adalah ilmu yang paling agung karena agungnya obyek yang dibicarakan di dalamnya yaitu (Allah SWT). 

Oleh karena itu, ilmu tersebut disebut oleh para ulama dengan "Fiqh Akbar". Rasulullah saw. bersabda yang artinya : "Barangsiapa dikehendaki Allah menjadi baik, maka Dia memahamkanya tentang Agama" (HR. Bukhari) 

Ilmu yang paling pertama dan utama dalam agama adalah ilmu tauhid dan aqidah. Akan tetapi seseorang juga harus memperhatikan bagaimana cara dan dari mana sumber memeprolehnya. Maka seharusnya kita mengambil ilmu tersebut dari sumber yang murni serta selamat dari berbagai syubhat, agar kita dapat menolak subhat tersebut dan menjelaskan aqidah murni yang telah diperoleh sebelumnya. Hendaklah sumber yang dipelajari adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. , lalu pendapat para sahabat, kemudian pendapat para ulama sesudahnya yaitu (Tabi'in) maupun pengikutnya dan kemudian pendapat ulama yang dapat dipertanggung jawabkan keilmuannya dan kejujurannya, khususnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya, yaitu Ibnu Al-Qayyim rakhimahullah. Semoga mereka mendapat rahmat dan ridha Allah serta terlimpah pula kepada seluruh umat Islam dan para imam mereka. 
Perbedaan Qadha' dan Qadar. 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin pernah ditanya : "Apakah perbedaan antara Qadha dan Qadar ?"
Syaikh menjawab :
Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara kedua kalimat tersebut. Sebagian mengatakan bahwa Qadar adalah ketentuan Allah sejak zaman azali (zaman yang tidak ada awalnya), sedangkan Qadha' adalah ketetapan Allah terhadap sesuatu pada waktu terjadi.  Maka ketika Allah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan ini disebut Qadar. Kemudian ketika telah tiba waktunya yang telah ditetapkan pada suatu tersebut, maka ketentuan tersebut adalah Qadha'. 

Maka Qadar adalah ketentuan Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, sedangkan Qadha' merupakan pelaksanaan Qadar ketika terjadi. Sebagian ulama mengatakan bahwa kedua kalimat tersebut mempunyai satu makna. Pendapat yang dianggap rajih ((unggul/kuat) adalah bahwa kedua kalimat tersebut bila dikumpulkan (Qadar-Qadha'), maka mempunyai makna berbeda, tetapi bila dipisakan antara satu dengan yang lain maka mempunyai makna yang sama. Wallhu a'lam.

Demikian uraian singkat Hakekat Qadha' & Qadar Serta Cara menyikapinya.  Semoga bermanfaat dan dapat mengamalkan agama dengan aqidah yang benar sesuai syariat Islam. 

0 Response to "Hakekat Qadha' & Qadar Serta Cara Menyikapinya."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel