Berlebihan Dalam Ibadah Berujung Pada Keburukan



Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 

Berlebihan dalam ibadah berujung pada keburukan, hal ini karena Allah swt. tidak menyukai yang demikian bahwa umat Muslim hendaknya menjadi umat pertengahan.  Firman Allah dalam Al-qur'an surat (al-Furqaan ayat  67). 
"Dan orang-orang yang apabila mereka membelanjakan, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah di tengah-tengah antara yang demikian". (QS al-Furqaan : 67) 

Sesuatu yang baik apabila berlebihan (ghuluw) maka dapat berujung pada keburukan dan tercela dalam syariat. Misalnya, makan, minum, tidur, mencintai seseorang, menikmati hobi, bekerja, seharusnya semua perkara ibadah sejatinya memiliki proporsi. 

Dalam ibadah sunnah seperti sedekah, syariat menuntut kita untuk memberikan sesuai kadar kemampuan agar hak-hak yang lainnya, seperti nafkah wajib kepada keluarga tidak terbengkelai. Adapun ibadah wajib seperti zakat, maka ia sama sekali tidak memberatkan karena nominalnya selaras dengan dengan kadar kesanggupan.  

Begitu pun shaum, pernah Rasulullah saw. menegur seorang sahabat yang bertekad berpuasa terus-menerus setiap hari. Sedangkan sahabat lainnya bertekad shalat semalam suntuk tanpa tidur. Ada pula sahabat lainnya bertekad untuk membujang tidak menikah selamanya, untuk memusatkan ibadah agar lebih banyak yang dapat diperbuat. Lalu Rasulullah saw. mengingatkan, hal itu akan melalaikan hak istri, hak badan, dan berujung pada menafikkan fitrah untuk berketurunan, sedangkan menikah adalah sunnah.  

Tatkala mendengar tekad menggebu ketiga sahabat tersebut, Rasulullah bersabda, Aku adalah seorang yang paling takut dan paling takwa kepada-Nya, tetapi aku berpuasa (namun) aku juga berbuka, aku shalat dan aku juga tidur, serta aku menikahi wanita!. "Barangsiapa membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku". (HR. Bukhari dan Muslim) 

Kuantitas bukanlah parameter keutamaan sebuah amalan, melainkan kualitas. Allah swt. melihat seberapa baik kualitas ibadah seorang hamba ketimbang seberapa banyak ibadah yang hamba lakukan. Allah berfirman sebagai berikut :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengambun". (QS al-Mulk : 2)

Berlebihan (Ghuluw) juga dapat membawa kepada fanatisme dalam berbagai bentuk, sedangkan keberpihakan mutlak seorang Muslim hanya kepada kebenaran semata, dari manapun dan dari siapa pun datangnya. 

Ukuran/parameter bagi seorang Muslim dalam beribadah dan muamalah sesuai batasan dan porsi yang Allah dan Rasul-Nya kehendaki. Hal ini telah diraih dan dicontoh oleh para sahabat radhiallhuma anhum ajma'in. Sebab Allah telah memuji mereka dan tidaklah Allah memuji mereka melainkan keislaman mereka benar, sesuai syari'at. Firman Allah sebagai berikut : 
"Orang-orang yang terdahulu, lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridaha kepada dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya ; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang benar". (QS, at-Taubah : 100). 

Untuk dapat beramal dan bersikap proprorsional dan adil sesuai syari'at, hanya dapat ditempuh dengan ilmu. Maka Rasulullah saw. mewajibkan setiap Muslim untuk belajar agama, agar tidak menjadi seorang yang melampaui batas (ekstrem) dan tidak juga menyepelekan serta menggampangkan syari'at Islam. Wallahu a'lam. 

Demikian uraian singkat tentang Berlebihan Dalam Ibadah Berujung Pada Keburukan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk kita amalkan sehari-hari. 

0 Response to "Berlebihan Dalam Ibadah Berujung Pada Keburukan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel