Sesibuk Apapun Jangan Lupa Dengan Dzikurllah.

Sesibuk Apapun Jangan Lupa Dengan Dzikrullah.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di duia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Keseharian kita, penuh dengan kerja berkaitan dengan keduniawian. Mulai pagi hingga malam sibuk bekerja untuk dunia. Pergi pagi buta dari rumah, mengendarai kendaraan bermotor, mobil, motor dan lainnya sambil mendengarkan berita pada radio atau mendengarkan musik. Sesampinya di kantor, disajikan kesibukan untuk menghadiri rapat, atau menyusun laporan yang diperlukan. 

Hal di atas memang tidak menyalahi dalam aturan agama, namun tentu jangan sampai melupakan untuk selalu ingat dan berdzikir kepada Allah. Dengan artian jangan sampai melalaikan kewajiban yang telah Allah perintahkan sebagai makhluk untuk berbakti kepada sang pencipta-Nya.

Ketika adzan berkumandang terkadang diri ini masih asyik dalam urusan dunianya, tidak mnyegerakan untuk shalat. Sekalipun shalat, inipun sekedar hanya menggurukan kewajiban, tak lagi menikmati dzikr, apalagi merasa dekat dengan Allah. Bahkan ada yang lebih parah lagi adalah melewatkan shalat dan sepenuhnya melupakan dzikr, sebab terlalu asyik kerja untuk mengejar dunia semata. Naudzubillah. 

Hati-hati tanpa dzikir (mengingat) Allah hidup ini akan penuh dengan syahwat. Atau nafsu yang muncul akan jauh dari ketenangan (Muthmainnah) bahkan kebalikannya yang akan muncul adalah keburukan (nafsu amarah) misalnya, hasrat akan selalu menguasai, ingin selalu unggul dengan meremehkan orang lain, sombong, kikir, dan dipenuhi keburukan. Meski secara kasat mata terlihat baik, namun orang yang mengabaikan dzikr hakekatnya adalah orang-orang yang lalai, sebab dalam dirinya dipenuhi dengan keburukan. 

JIka mulut terasa berat untuk berdzikir, tetapi lebih banyak keluar perkataan yang tidak berfaedah, maka syahwat akan menjalar bagaikan kanker ganas. Pikiran hanya digunakan untuk kebaikan diri sendiri, maka akan sempit dan menjadi dangkal. Keadaan seperti ini adalah berasal dari kealpaan untuk berdzikir dan dipenuhi dosa-dosa yang telah diperbuatnya serta kemunafikan yang tersimpan di dalam hati. 

Bagaimana cara menghilangkan keburukan dalam diri dan menguatkan kemuliaan? : Yaitu dengan dzikurllah (mengingat Allh). Lisan kita selalu mengagungkan asma Allah, hati kita harus selalu diisi dengan kalimat-kalimat toyyibah (baik), dan perbuatan kita harus dengan tindakan yang terpuji sesuai tuntunan agama, tentu hal ini dilakukan hanya semata-mata karena Allah. 

Menurut al-Imam Izzuddin bin Abdissalam (dalam kitab Syajaratul Ma'arif), hakekat dzikr adalah mengingat perjumpaan dengan Allah setelah mati. 
Sebagai contoh yang diungkapkan kalimat untaian dzikir adalah mengagungkan Allah, misalnya : Dengan ungkapan tasbih Subhanallah (Maha suci Allah), tahmid Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), takbir Allahu Akbaar (Maha besar Allah), dan tahlil Laa illaha illa Allah (Tiada Tuhan selain Allah). 

Ada pula kalimat yang terdapat dalam Al-Qur'an, yang dapat selau kita ucapkan :
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ Hasbunallah wani'mal wakiil ni'mal maula wani'mann nasiir.  "Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung" 
Ada pula ungkapan lain yaitu : لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ "Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung" 

Contoh kalimat dzikir di atas, setiap kali sehabis shalat fardu, seyogyanya diusahakan diucakpan (diamalkan) berulang-ulang sesuai dengan kondisi.

Sebagai ilustrasi, ada seorang Ustadz al-Azham, al-Faqih al-Muqaddam (ahli fiqih zahir dan batin) Muhmaad bin Ali Baalawi, membiasakan dirinya bedzikir "Laa illha illa Allah" hingga seratus ribu kali dalam sehari. 
Suatu ketika dia berdzikir menghadap ke lautan menyebut tahlil dengan sungguh-sungguh. Kemudian Lautan, bebatuan, tanah, dan angin, semuanya ikut melantunkan lafal "Laa illaha illa Allah".

Dalam berbagai riwayat hadits, Rasulullah SAW adalah teladan berdzikir. Dia adalah sosok yang sangat dicintai Allah, yang sudah dijamin terhindar dari dosa (Maksum) dan yang pasti masuk surga. Namun beliau masih berdzikir sepanjang hidupnya. Nabi Muhammad SAW melazimkan dirinya beristighfar hingga 70 kali dalam sehari, sebagaimana yang terdapat dalam hadits riwayat Imam Bukhari. 
Masih banyak lagi ungkapan dzikir yang selalu terbiasa dilazimkan oleh para kekasih Allah, seperti Nabi, Rasul, dan orang-orang saleh. 

Al-IMam Abu Hasan as-Syadzili al-Hasani menjelaskan ada empat macam dikir yang dapat kita amalkan :  
Pertama,  adalah tingkatan dzikir, untuk tingkatan awan agar jangan sampai melupakan Allah. 
Kedua, Dzikrulah yang membuat diri ini selalu mengingat betapa pedihnya adzab, dan betapa nikmatnya karunia Allah. 
Ketiga , Dzikrullah yang membuat diri ini kepada kesempurnaan Allah dan betapa rendah dan rusaknya diri ini.
Keempat, Yang ini adalah tingkatan yang tertinggi, yaitu dzikir yang membuat diri ini, diingat Allah SWT. 

Apabila Allah sudah mengingat kita, hidup akan teras tenang, tak ada ruang di hati ini untuk cinta dunia, kecuali apapun yang dimilikinya akan dipergunakan di jalan Allah. Sebab yang dirindukan adalah kematian dan perjumpaan dengan Allah sera Rasulullah Muhammad SAW yang memberi syafa'at. 

Ketika Allah sudah menginat si hamba, apa yang dibutuhkan oleh hambanya akan dicukupi. Baik lahir lahir dan batin baik berupa harta yang berlimpah atau sebaliknya yaitu kekurangan yang ditakdirkan, akan tetap selalu berdzikir dalam rangka mengharap perjumpaan dengan Allah setelah meninggal. Wallahu'alam bishowab.

Demikian uraian singkat materi "Sesibuk Apapun Jangan Lupa Dengan Dzikrullah". Semoga bermanfaat. Aamiin.

0 Response to "Sesibuk Apapun Jangan Lupa Dengan Dzikurllah."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel