Bacaan Attahiyyat Dalam Shalat, Adalah Dialog Nabi SAW Dengan Allah.


JADWAL SHOLAT.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (ketegori poting Sholat)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Jadilah kalian sumber ilmu, dan pelita di kegelapan, walaupun dengan pakaian usang, tetapi selalu berhati baru, niscaya kalian dikenal di langit, dan selalu disebut di bumi. (Ali bin Abi Tholib, "Hilyalul Auliya 1/378"). 

Bagaimana kisahnya bahwa bacaan At-Tahiyyat itu adalah dialog antara Nabi SAW dengan Allah, yang akhirnya dialog tersebut digunakan sebagai rukun dalam bacaan shalat. Yaitu ketika kita membaca tasyahud akhir. Maka tidak sah shalatnya ketika salah satu dari ke 13 rukun shalat itu ditinggalkan. 

Ketika Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis, dan langsung naik ke Sidratul Munthaha, atau yang lazim disebut dengan istilah "Isra' Mi'raj". Hal ini terjadi pada tanggal 27 Rajab,  kurang lebih 5 tahun setelah istri Baginda Nabi SAW, yaitu Sayyidah Khadijah Wafat.  

Perjalanan Nabi dalam peristiwa Is'ra dan Mi'raj ini, ditemani oleh Malaikat Jibril AS, yang sepanjang  di perjalan ketika menuju Sidratul Munthaha banyak hal-hal kejadian diperlihatkan kepada Nabi SAW dan apa yang dilihat oleh Nabi SAW, selalu ditanyakan kepada Malaikat Jibril, sebab kejadian-kejadian yang aneh itu, belum pernah terlihat oleh beliau, saat berada di bumi.

Untuk menyimak bahwa do'a Attahiyyat dan seterusnya adalah dialog antara Muhammad dengan Allah, mari kita ikuti penjelasnnya :
Perjalanan Rasulullah SAW yang tetap ditemani Malaikat Jibril AS, untuk memenuhi panggilan Allah SWT di Sidratul Munthaha, dan dalam kisahnya Nabi telah sampai pada tempat tujuannya yaitu di Arsy Allah Sidratul Muntaha, maka Jibril melepaskan Muhammad SAW untuk menghadap secara persun/pribadi. Sebab Jibril tidak ada kewenangan untuk dapat menemani dalam Arsy Allah tersebut. Jibril menunggu di luar Arasy, dimana Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT lengkap dengan dialognya. 

Ketika Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Allah di Sidratul Munthaha terjadilah dialog antara Nabi Muhammad dengan Allah. Inilah dialog antara Muhammad dan Allah ketika bertemu di Sidratul Munthaha. Nabi Muhammad ketika sudah sampai dan bertemu Allah, Nabi mengucapkan salam penghormatan kepada Allah dengan ucapan : 
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ 
 "Segala kehormatan, kelimpahan, kebahagiaan, dan kemuliaan adalah bagi-Mu ya Allah".. 
Kemudian Allah menjawab salam Nabi, dengan ucapan : 
 السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
 "Keselamtan, dan Rahmat Allah, dan berkah-Nya tetap kepadamu wahai Nabi". 
Saat itu, Nabi sedang bertemu dengan Allah, Raja langit dan bumi dengan sang Maha Pengasih dan Maha Peyayang, namun Nabi Muhammad tidak lupa kepada kita umatnya, Nabi Muhammad memohon kepada Allah dan mendoakan kita semua dengan ucapan :
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
"Keselamatan, mudah-mudahan tetap kepada kami, dan hamba-hamba yang sholeh dan (baik-baik").  
Lalu seluruh malaikat yang berada  di luar Arasy tersebut, termasuk Jibril yang menyaksikan kejadian itu, mereka semua bersaksi dengan mengucapkan : 
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
"Aku menyaksikan sesungguhnya tidak ada Tuhan, melainkan Allah, dan aku menyaksikan, sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah". 

Maka jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa tersebut, menjadi suatu bacaan dalam shalat, yaitu pada posisi tahiyyat awal dan akhir. Dan selanjutnya Nabi SAW ucapkan shalawat kepada (diri sendiri). 

Dengan memahami bahwa betapa agungnya doa, atau bacaan yang ada dalam sholat, pada tahiyyat awal dan akhir, ternyata terdiri dari dialog antara Nabi Muhammad SAW dengan Allah, maka marilah kita amalkan shalat yang lima waktu ini dengan niat yang ikhlas semata karena Allah, serta istiqomah dengan tepat waktu. 

Lalu apa yang harus kita perbaiki dan dilakukan, mari kita introspeksi sepanjang hidup kita ini, sudah berapa banyak shalat subuh yang kita tinggalkan, sudah berapa banyak shalat dhuhur yang kita tinggalkan selama ini, sudah berapa banyak shalat asar yang kita tinggalkan selama ini, sudah berapa banyak shalat maghrib yang kita tinggalkan, dan sudah berapa banyak shalat 'isa yang kita tinggalkan selama ini. 

Minta ampunlah semua kepada Allah. Minta ampun atas semua shalat yang telah kita tinggalkan selama ini. 
Minta ampun atas panggilan cinta Allah, yang telah diperdengarkan dengan kumandangnya lantunan adzan pada setiap waktu shalat tiba, tetapi kita semua, masih sering mengabaikannya. 

Dan sadarilah walaupun kita sudah shalat, sudah berapa lama selalu membaca surat al-fatihah dengan tergesa-gesa tanpa perasaan sedikitpun. Sudah berapa lama kita tak pernah memberi kesempatan sedikitpun kepada Allah, untuk menjawab setiap surat al-fatihah yang kita baca.  Dan kalaupun kita sudah shalat, sudah berapa lama shalat kita karena terpaksa. 

Bayangkan jika kita dipanggil oleh Allah, dan shalatmu belum benar, mintalah ampun kepada Allah dan berdoa dengan sepenuh hatimu, mintalah agar kekurangan bahkan  shalat kita yang belum khusu' diampuni oleh Allah SWT, serta minta pula agar shalat kedua orang tua kita diterima dan diberi maaf jika masih ada kesalahan.  Wallaahu'alam.

Demikian sekelumit uraian materi "Bacaan Attahiyyat Dalam Shalat, Adalah Dialog Nabi SAW Dengan Allah SWT".  Semoga bermanfaat. Aamiin.

0 Response to "Bacaan Attahiyyat Dalam Shalat, Adalah Dialog Nabi SAW Dengan Allah."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel