Siapakah Sebenarnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani?

Kisah Karomah Syeikh Abdul Qadir Jaelani

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Kisah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Ketika kita mendengar atau membaca sebuah kitab dan disitu disebut nama Syeikh Abdul Qadir Jaelani, maka yang terbesit dalam hati adalah timbul pertanyaan. Apa istimewanya orang ini, sebab dalam acara yang umumnya dilakukan oleh kaum muslimin Indonesia, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) diantaranya ;  acara Manakib, Khaul, Tahlilan, memberi nama anak yang baru lahir, (Aqiqah) dan lain-lain, maka akan selalu terdengar disebut Nama Syeikh Abdul Qadir jaelani, baik dalam tawashul, atau doa, nama beliau selalu disebutnya.  

Untuk itu penulis ingin memberi sedikit gambaran siapakah sebenarnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani itu. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan menukil sedikit kisah beliau agar kita tidak terlalu buta sama sekali siapakah sebenarnya Syeik Abdul Qadir Jaelani tersebut.

Syeikh Abdul Qadir Jaelani (nama lengkapnya adalah ; Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qidiri bin Abi Shaleh Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H / 1077 M.  Berarti beliau lahir kurang lebih 443 tahun sesudah Nabi Muhammad SWA wafat. Beliau di akhir namanya diberi kata  Jailani atau Kailani sebab sesuai dengan tempat lahir beliau. 

Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabiul Akhir di daerah Babul Azatwafat di Baghdad pada 561 H / 1166 M (dalam usia 89 tahun). 

Adakah hadits Syeikh Abdul Qadir Jaelani?. 
Seorang ahli sejarah Islam, Ibnul Imad menyebutkan tentang nama dan masa hidup Abdul Qadir Al-Jaelani. 
Pada tahun 561 H hiduplah Asy Syeikh Abdul Qadir bin Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah bin Himsh bin Al-Hasan bin Al Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al-Jaelani. (Syadzarat Adz-Dzahab, Ibul Imad Al-Hanbali 4/198) 

Dalam lembaran sejarah, bersama gerakan Qadariyahnya, beliau memiliki kontribusi cukup besar dalam mempertahankan aqidah ahli sunnah wal jamaah.  Syeikh Abdul Qadir Jaelani banyak sekali mengajarkan amalan hizib doa, dan wirid serta dzikir untuk umat Islam di dunia. 

Ketika membaca tahlil atau membaca tawasul, nama Syeikh Abdul Qadir Jaelani sering sekali disebut dan dikirimi bacaan surat Al-Fatihah oleh umat Islam.  Amalan yang diwariskan beliau adalah amalan untuk mendatangkan rezeki.  Disebut sebagai amalan wirid Syeikh Abdul Qadir Jaelani, karena memang doa ini sering diamalkan oleh beliau semasa masih hidupnya. 

Seiring dengan menyebar luasnya amalan wirid Syeikh Abdul Qadir Jaelani, maka doa beliau pun menjadi salah satu doa atu wirid yang paling dianjurkan untuk dibaca setelah shalat wajib lima waktu. Adapun contoh amalannya adalah sebagai berikut :

 بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
رَبِّ إِنِّي مَغْلُوْبٌ فاَنْتَصِرْ 
Wahai Tuha aku telah kalah, maka menangkanlah. 
وَجْبُرْ قَلْبِي الْمُنْكَسِرْ
"dan perbaiki hatiku yang hancur.
واَجْمَعْ شَمْلِي الْمُنْدَثِرْ
Dan kumpulkan yang terlupakan.
إِنَّكَ أَنْتَ الرَّحْمَنُ الْمُقْتَدِرْ
Sesungguhnya Engkau yang maha pemurah lagi maha perkasa.
إِكْفِنِي ياَ كاَفِي، وَأَناَ الْعَبْدُ كَ الْمُفْتَقِرْ
Cukuplah aku, oh cukup, dan aku adalah hamba-Mu yang malang.
وَكَفَى بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللَّهِ نَصِيرًا
Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara, dan cukuplah Allah sebagai penolong.
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya syirik adalah ketidak adilan yang besar
اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَاد وَمَا
Dan  tiada Allah menginginkan kejahatan dan kegelapan bagi hamba-hamba-Nya, 
فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Maka terputuslah segala tipu daya dan usaha mereka yang berbuat kejahatan dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. 

Karya lain yang ditulis oleh Syeikh Abdul Qadir Jaelani adalah manuskrip berisi teks Al-Qur'an yang kemudian dinisbatkan kepada beliau. Tafsirul Jaelani terbilang lengkap. Seikh Abdul Qadir Jaelani menafsirkan ayat Al-Qur'an, ayat per ayat sehingga tak satupun ayat luput dari penafsirannya. 

Beliau (Seikh Abdul Qadir Jaelani) mempunyai keistemewaan yang lain dibanding denga para ulama pada zamannya, yaitu disebut bahwa Raja Iblis-pun takut dan tunduk. Hal ini beliau belajar dengan Nabi Hidir. 

Syeikh Abdul Qadir Jaelani bertemu dengan Nabi Hidir ketika beliau berumur 18 tahun ketika hendak memasuki kota Bahgdad. Nabi Hidir berdiri di depan pintu menghalangi masuk dan berkata : "Aku tidak memiliki perintah yang memperbolehkanmu memasuki Bahgdad hingga 7 tahun kedepan". 

Syeikh Abdul Qadir Jaelani akhirnya bermukim di tepian Bahgdad dan memakan dari sisa-sisa makanan selama 7 tahun.  Hingga pada suatu malam di waktu hujan deras, sebuah suara berkata kepadanya, "Abdul Qadir masuklah ke Bahgdad".  Beliaupun memasuki Bahgdad dan menuju Mushalla Syeikh Hamad bin Muslim ad-Dabbas.

Sebelum Syeikh Abdul Qadir tiba dan masuk ke dalam Mushalla,  Syeikh Hamad memerintahkan murid-muridnya untuk mematikan lampu dan menutup semua pintu. Syeikh Abdul Qadir duduk hingga tertidur di depan pintu dan ketika bangun dia merasa ada yang aneh yaitu ia mimpi basah.  Lalu ia bangun dan mandi besar lalu kembali tidur dan kembali bermimpi yang sama.  Beliau bangun lagi dan mandi besar lalu tidur kembali dan bermimpi basah lagi. Beliau bangun dan mengulangi mandi besar. Dalam kisahnya kejadian tersebut terus terulang hingga ke 17 kali. 

Saat Subuh tiba pintu di buka dan masuklah Syeikh Abdul QAadir Jaelani. Dan Syeikh Hamad bangkit menyambut, memeluknya dan menangis sambil berkata : "Anakku Abdul Qadir" saat ini negeri ini milik kami dan besok akan menjadi milikmu. Apabila engkau berkuasa kelak, berlaku adillah terhadap orang tua ini". (Mahkota para Aulia, 2005).  

Guru Syeikh Abdul Qadir Jaelani yang memberikan latihan spiritual di Baghdad ada dua sufi terbesar di zaman itu.  Yaitu Syeikh Sayyid Abu al-Khair Hammad bin Muslim ad-Dabbas, dan Syeikh Qadi Abu Sa'id Mubarak al-Makhzumi.  

Meskipun beliau memperoleh banyak berkah dari kedua guru tersebut, namun beliau belum baiat alias menduduki posisi mursyid.  Kemudian beliau menjadi murid Syeikh Qadhi Abu Sayyid Mubarak al-Makhzumi sekaligus bergabung dalam halaqah dan tarekatnya.

Syeikh Qadhi Abu Sayyid Mubarak al-Makhzumi menunjukkan rasa cintanya yang sangat besar terhadap murid istimewanya ini, dan memberkahinya dengan mutu-manikam spiritualis dan tasawuf. Setelah beberapa waktu tinggal di Baghdad di antara guru-guru beliau yang memberikan ilmu Qira'at Tafsir, Hadits, Fiqih, Syaria'at dan tarekat adalah : 
Abul Wafa', Ali bin 'Aqil, Abu Zakariya Yahya bin 'Ali at-Tabrizi, Abu Sa'id bin Karim, Abul Ana'im Muhammad bin 'Ali bin Muhammad bin Qadhi Abul Ula, Syeikh Abul Khatab Manfuzh, al-Hanbali, dan Qadhi Abu Sa'id al-Mubarak bin Ali al-Makhzumi al-Hanbali. 

Dalam bidang hadits beliau (Abdul Qadir Jaelani)  menerima ilmu dari para ulama sebagai berikut :

Sayyid Abul Barakat Thalhah al-Aquli
Abul Ana'im Muhammad bin 'Ali bin Maimun al-Farisi
Abu Utsman Ismail bin Muhammad al-Ishbihani
Abu Ghalib Muhammad bin Hasan al-Baqillani
Abu Muhammad Ja'far bin Ahmad bin al-Husaiini
Sayyid Muhammad Mukhtar al-Hasyimi 
Sayyid Abu Manshur, Abu Rahman al Qaza'az dan 
Abul Qasim 'Ali bin Ahmad Ban'an al-Karghi. 

Setelah menempuh pendidikan dengan tekun, Abdul Qadir Jaelani lulus dari Jamiah Nizhamiyah. Dan pada masa itu tidak satupun yang Alim (memiliki ilmu) di muka bumi yang lebih faqih dan saleh selain  Abdul Qadir Jaelani. 

Dalam kisahnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani memiliki kelebihan (karomah) dari waliyullah-waliyullah pada zamannya.  Diantaranya adalah kisah sebagai berikut : 
"Seorang laki-laki Baghdad datang kepada Asy Seikh Abdul Qadir Jaelani dan mengadu bahwa putrinya telah diculik dari rumahnya padahal dia itu masih perawan. Maka Seikh Abdul Qadir Jaelani, r.a pun berkata : "Pergilah engkau malam ini juga kesebuah bangunan yang runtuh di al Karkho dan duduklah di tempat yang tinggi tingkat kelima, kemudian buatlah garis lingkaran di tanah sambil membaca "Bismillah 'ala niayati Abdil Qadir" 
Jika telah berlalu Isya, akan kau temui gerombolan Jin dengan berbagai rupa, janganlah engkau takut jika melihatnya. Dan ketika waktu sahur tiba, raja Jin beserta rombongan lainnya akan datang. Dia akan menanyakan hajatmu, maka katakan : Bahwa aku diutus oleh "Asy Syeikh Abdul Qadir" kemudian adukan padanya tentang putrimu.  
"Laki-laki tersebut berkata : Akupun segera pergi dan melakukan apa yang dititahkan "Syeikh Abdul Qadir Jaelani" (Sesampainya di tempat) aku membuat gambar lingkaran dan berada di dalamnya sehingga tak ada satupun dari para Jin yang dapat melewati lingkaran. Kemudian datang rombongan Jin lain bersama Raja Jin dengan menaiki kuda. Diantara mereka adalah pemimpin yang berdiri di depan lingkaran dan bertanya : "Wahai manusia ada perlu apa denganmu ini?" Maka aku katakan kepadanya : "aku diutus oleh Syeikh Abdul Qadir Jaelani". Maka turunlah Raja Jin beserta rombongan dari kuda mereka, lalu mencium tanah (bersujud). Kemudian Raja Jin bersama gerombolannya duduk di luar lingkaran dan Raja Jin pun berkata : "Apa yang terjadi padamu?" . "Maka akupun menceritakan tentang putriku"   :

Maka berkata Raja Jin kepada anak buahnya : "Bawa padaku siapa yang melakukan ini!". Maka didatangkan jin yang menculik itu kepadaku bersama putriku". Dan berkatalah raja Jin ; "Ini adalah Syaithan jahat" dari jin bangsa Cina. Kepada Jin jahat tersebut Raja Jin bertanya : "Apa yang mendorongmu untuk menculik gadis itu sedang dia berada dibawah tanggungan Wali Qutb?. maka menjawab jin nakal tersebut "aku telah jatuh birahi pada gadis itu". Kemudian sang Raja Jin menyuruh untuk menghukum jin yang nakal tersebut, maka akupun memukul kepalanya. Lalu ia pun menyerahkan putriku kepadaku dan dikatakan : "Belum pernah aku melihat yang seperti malam ini dimana engkau menghormati titah Syeikh Abdul Qadir. Raja Jin menjawab : "Benar!" dari dalam rumah pun beliau mampu melihat semua jin-jin jahat yang ada di bumi, maka dari itu dia kabur sebab takut pada beliau". (maksudnya yang kabur adalah jin yang jahat tersebut).
Itulah secuil kekaromahan Syeikh Abdul Qadir Jaelani. Yang sungguh sangat ditakuti oleh bangsa jin hingga Raja Jin sekaligus. 

Kalau kita menilik dari kisah di atas maka pantaslah jika Syeikh Abdul Qadir Jaelani adalah ulama besar yang memiliki banyak kelebihan dan keistimeaan tersendiri dibanding dengan ulama-ulama se- zamannya. Pantaslah kalau umat Islam hingga sekarang, pada umumnya akan selalu mengenang dan menghormati kepada beliau sampai-sampai dalam segala event (acara), namanya akan selalu disebut dan menjadi tawasul serta akan selalu dikirimin doa untuk kebaikan beliau. Wallahu 'alam bishawwab.

Demikian uraian singkat materi "Siapakah Sebenarnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani?". Semoga bermanfaat dan nenambah wawasan dalam pengamalan agama Islam yang mulia ini. 

0 Response to "Siapakah Sebenarnya Syeikh Abdul Qadir Jaelani?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel