Bagaimanakah Contoh Tawakal Yang Benar?

Konsep Tawakal Yang Benar
 

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah serta mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Berdo'a harus desertai usaha dan tawakal harus disertai ikhtiar. Judul artikel ini adalah suatu pertanyaan yang tentu harus ada jawabannya agar kita semua mengerti makna tawakal yang benar atau hakiki. 

Suatu saat Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, mengungkapkan tentang suatu pelajaran yang sangat penting yaitu tawakal. Pelajaran inilah yang selalu ditanamkan kepada para sahabatnya dan kita juga dapat mengambil ibrahnya dari memahami konsep tawakal yang dicontohkan Nabi SAW. Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari sahabat Umar bin Khattab RA. bahwa Nabi SAW bersabda : 

Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang benar, tentu Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Burung tersebut pergi di waktu pagi dengan kondisi perut kosong, dan kembali di waktu sore dalam kondisi perut terisi". 

Dari makna hadits tersebut diatas, secara implisit (tegas) terdapat pesan agar setiap Muslim harus memiliki sikap tawakal. Tawakal dalam pengertian bersandar bulat/utuh kepada-Nya. Sebab manusia adalah makhluk yang lemah. Seperti saat ini melawan virus yang kecil saja, tidak berdaya. 

Maka sudah semestinya manusia bergantung kepada Zat Yang Maha Kuat, Maha Perkasa dan Maha Mengetahui. Firman Allah dalam Al-Qur'an : "Siapa yang bertwakal kepada Allah, pasti Dia akan mencukupi (keperluannya). (QS, At-Thalaq : 3).

Hanya saja, tawakal yang dilakukan haruslah tawakal yang tepat dan benar. Maka Nabi SAW menyertakan sabdanya dengan ungkapan tawakal yang benar atua hakiki, bukan tawakal yang artifisial dan palsu. Jika tawakal sudah dilakukan dengan benar, pasti Dia memberikan janji dan karuia-Nya.  وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا  Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS, 65 :2). 

Dan dilanjutkan secara lengkap dalam ayat berikutnya : 

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا  

"Dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (QS, 65 : 3).

Sebagi contoh dan gambarannya Nabi SAW telah mengilustrasikan dengan burung. Burung memiliki sikap tawakal yang benar. Burung terbang di waktu pagi dalam kondisi perut kempis dan kosong, terbang dan berikhtiar sehingga memperoleh apa yang telah dijanjikan Allah untuknya.

Artinya burung yakin dan percaya bahwa rezekinya sudah dijamin. Ia bertawakal kepada-Nya. Namun hal itu tidak membuatnya diam di sangkar saja, menunggu datangnya rezeki. Ia bergerak terbang dan berikhtiar sehingga memperoleh apa yang telah dijanjikan untuknya. Itulah gambaran tawakal yang benar atau hakiki. 

Dan itu pula tawakal yang dicontohkan oleh Nabi SAW dalam perjalanan hidup beliau. Dalam menyikapi dan mengatasi berbagai masalah, beliau tidak hanya berdoa dan bermunajat semata. Namun juga selalu disertai dengan usaha dan ikhtiar yang maksimal. (Inilah contoh tawakal yang benar yang dilakukan Nabi SAW).   

Hal itu tercermin saat beliau hijrah, perang, dan sakit, juga saat menghadapi bahaya. Saat hijrah Nabi SAW mengatur strategi sedemikian rapi, tidak gegabah. Saat perang Nabi tetap mengatur siasat dan memakai baju besi. 

Pelajaran penting inilah yang didapat oleh para sahabat, sehingga mereka tidak ragu dan salah dalam betawakal. Umar bin Khattab pernah melihat penduduk Yaman yang hanya dengan menengadahkan tangan dan berdoa saja dengan alasan bertawakal, lalu beliau meluruskan pemahaman tawakal mereka dengan menyuruh mereka untuk bercocok tanam. 

Do'a memang harus selalu dipanjatkan namun juga disertai usaha. Tawakal harus disertai ikhtiar. Dalam situatsi pandemi saat ini, sikap seoang muslim dalam bertawakal dapat diwujudkan dengan menjaga Protokol Kesehatan (Prokes) meningkatkan imunitas tubuh, dan melakukan vaksinasi. Kalau yang itu dilakukan isya Allah Dia akan memberikan karunia-Nya. Mari kita berdo'a kepada Allah semoga kita senantiasa dalam kondisi sehat selalu. Aamiin.

Demikian uraian singkat "Bagaimanakah Contoh Tawakal Yang Benar Atau Hakiki?". Semoga bermanfaat. Marilah kita berusaha dan berdo'a agar terlepas dari segala kusulitan hidup ini. Wallahu 'alam.

0 Response to "Bagaimanakah Contoh Tawakal Yang Benar? "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel