Tiga Faktor Yang Menghapus Nilai Pahala Puasa.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Puasa).
Pembaca budiman, Bimbingan dan Ridha-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin. 

Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak menghasilkan apapun dari puasanya, kecuali rasa haus dan lapar. Teks secara jelasnya dalam hadits ini adalah sebagai berikut : 
Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya, kecuali rasa lapar dan haus saja. (HR. At-Thabrani). 
Hadits di atas mengisyaratkan dengan tegas bahwa hakekat puasa (Shaum) itu, sesungguhnya adalah bukan hanya menahan lapar dan dahaga semata. Namun puasa yang sebenarnya adalah menahan diri dari ucapan kotor, dan perbuatan yang merusak dari tindakan yang tidak bermanfaat. Disamping itu juga harus mampu menahan diri dari cercaan dan makian orang lain. Itulah sebagian pesan dari Rasulullah s.a.w, terhadap kaum muslimin, apabila puasanya ingin diterima Allah SWT. 

Kebanyakan atau pada umumnya, orang yang berpuasa memang mampu untuk menahan diri dari makan dan minum, mulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari/maghrib. Hal ini memang puasanya sah secara hukum syari'ah. Akan tetapi banyak yang tidak mampu (mungkin juga kita) dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang merusak pahala puasa yang kita lakukan. Misalnya :

Pertama : Meng-ghibah, membicarakan keburukan orang lain, dan tanpa bermaksud untuk memperbaikinya. Dengan tujuan agar orang lain tahu bahwa seseorang itu mempunyai aib dan keburukan lalu disebarkan di TV, ditulis di media masa, dan yang sedang tren adalah disebarkan melalui HP dengan WA-nya dalam group agar semua orang mengetahuinya. Model penyebar keburukan semacam ini akan mengurangi pahala dari puasanya walaupun ia berpuasa penuh dari mulai fajar hingga terbenamnya matahari (maghrib). Bahkan dapat menghilangkan pahala dari puasa itu sendiri, dikarenakan perbuatan meng-ghibah tersebut.

Kedua :  Berkata sia-sia dan Rofas (kata-kata porno). Amalan yang kedua ini adalah amalan yang merusak  puasa seseorang menjadi sia-sia karena perkataan laghwu dan rofas. Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda :
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu dan rofas. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya. Aku sedang puasa, aku sedang puasa,". (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Lalu Apa yang dimaksud dengan laghwu?. Dalam Fathul Bari : 3/346 , Al Akhfasy mengatakan :
"Laghwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya, yang tidak berfaedah". 
Dan  apa pula yang dimaksud Rofas?". Dalam Fathul Bari ; 5/157, Ibnu Hajar mengatakan :
"Istilah Rofas digunakan dalam pengertian kiasan untuk hubungan badan, dan semua perkataan yang keji atau (porno)".
Itulah diantara faktor yang dapat membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan mengunjing orang lain.

Dan ada pula yang selalu memiliki pikiran buruk dan jahat, dan dilakukannya. Seperti memanfaatkan jabatan dan kedudukan untuk memperkaya diri. Karena ditempat kerjanya mendapat posisi basah misalnya, lalu terus menerus korupsi. Atau dalam perniagaan melakukan kecurangan dengan mengurangi takaran atau timbangan, mencampur barang nomor satu dengan barang nomor dua atau tiga. Mempersulit orang lain dengan harapan mendapat imbalan atau melakukan suap menyuap. Jika hal ini selalu dilakukan, maka akan mengurangi pahala puasa itu, bahkan dapat juga menghilangkan nilai-nilai pahala tersebut.

Ketiga : Sama sekali tidak memiliki empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain yang sedang mengalami kelaparan atau penderitaan miskin, bahkan tidak meiliki apa-apa, maka orang yang demikian walaupun ia berpuasa, tetapi tetap berlaku kikir dan bakhil, nilai puasanya akan kurang bahkan dapat hilang atau tidak diterima oleh Allah SWT.

Oleh sebab itu marilah kita berpuasa dengan benar sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah  SWT, dan dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w.
Bepuasa dengan secara lahiriyah (tidak makan dan minum) maupun memuaskan hati dan pikiran kita dari hal-hal yang buruk. Dan latihlah pikiran serta hati kita untuk selalu lurus dan jernih, dan jangan lupa tingkatkan kepekaan sosial yang semakin tinggi terhadap sesama. Selalu berusaha membantu orang-orang yang sedang mengalami kesulitan hidup.  Wallahu 'alam.
Demikian uraian singkat materi "tiga faktor yang menghapus nilai pahala puasa". Semoga bermanfaat dan semoga kita dapat mengamalkan puasa dengan benar. 

0 Response to " Tiga Faktor Yang Menghapus Nilai Pahala Puasa."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel