Al-Qur'an Melarang Kita Mencaci Maki Agama Lain.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah).
Pembaca budiman, Bimbingan serta Ridha-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Rahmat-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Ketika kita membicarakan atau menelaah sejarah kehidupan Nabi Muhammad s.a.w, berkait dengan akhlak beliau, maka kita harus mencarinya dari sumber yang telah Allah turunkan sebagi pedoman hidup manusia dalam menjalani hidup ini, untuk menuju kebahagiaan dunia hingga akhirat, maka tak ada lain adalah Al-Qur'an al-Karim. Al-Qur'an adalah cerminan akhlak Rasulullah s.a.w. 

Salah satu diantara yang diajarkan Al-Qur'an dan diterapkan oleh Rasulullah adalah mengucapkan kata-kata yang baik dalam hubungan sosial. Termasuk menghindari mencela agama lain ketika berdakwah. Hal yang demikian tentu menjadi sebuah peringatan bagi kita semuanya khususnya. Dengan banyaknya da'i-da'i  muda yang kadang secara sengaja maupun tidak sengaja menjelekkan agama lain dalam dakwahnya. Sebagai warning/peringatan ketahuilah bahwa Allah telah melarang kepada kita untuk tidak memaki atau mencaci kepada sembahan selain Allah atau agama lain. Inilah firman-Nya yang terdapat dalam Al-Qur'an : 
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali, lalu Dia (Tuhan) memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan". (QS, Al-Al-An'am : 108).
Dalam ayat di atas Al-Qur'an mengajak umat islam menunjukkan akhlak tepuji. Karena diantara seruan al-qur'an itu adalah meninggalkan mencaci agama lain. Tasfir dari Dr. Muhammad Ath- Tanthawi "Wahai orang yang beriman, janganlah kalian mencaci sesembahan orang-orang yang menyekutukan Allah, karena tentunya mereka akan mencaci agama kalian yang benar, sebab ketidaktahuan mereka atas agama kalian".

Dalam tafsir "Al-Kasyaf"  Aazmakhsyari mencatat : Alasan mengapa dilarang mencaci agama lain sebab perbuatan tersebut akan menyebabkan kerugian bagi umat Islam itu sendiri, dimana mereka akan membalas dengan mencaci agama Islam. Al-Qasimi dalam tafsirnya juga mencatat : "Selama kita masih "merasa" takut dengan non-Islam akan mencaci Allah, mencaci Rasul Allah dan Al-Qur'an, maka tidak diperbolehkan bagi umat Islam untuk mencaci sembahan non-Islam beserta agama mereka"

"Amar ma'ruf nahi mungkar dapat gugur, ketika perbuatan tersebut justru mengakibatkan marabahaya yang lebih besar". Hal ini disampaikan oleh As-Suyuthi dalam al-Asybah wan Nadhair. Silakan baca : "Memahami Amar Ma'ruf Nahi Munkar secara benar. Tentu di zaman modern mencaci agama lain justru menyebabkan citra yang buruk bagi umat Islam itu sendiri. Sebab itu meskipun cacian atas agama lain sesuai dengan kenyataan sekalipun, tetap tidak diperbolehkan.  Karena hal itu akan berdampak buruk terhadap agama Islam.

Satu lagi yang datang dari Al-Qurthubi dalam tafsirnya mencatat "Hukum larangan mencaci agama lain adalah hukum pasti dan tidak dapat diubah dengan alasan apapun, selama dikhawatirkan kaum non-Muslim mencaci agama Islam maka selama itulah umat Islam tidak diperbolehkan mencaci agama lain baik itu mencaci salib mereka, ataupun mencaci gereja mereka. Serta umat Islam tidak boleh melakukan hal-hal yang menjurus terhadap penghinaan agama Islam karena hal tersebut termasuk hal yang berpotensi buruk".
Diakhir ayat 108 Surat Al-An'Am, adalah sebagai peringatan agar umat Islam menyerahkan urusan non-Muslim kepada Allah SWT, saja. Karena hanya Allah-lah yang berhak memberikan hidayah atas makhluknya atau manusia. Sedangkan para da'i hanyalah sebagai perantara dalam masuknya hidayah ke dalam hati manusia. Apalagi sampai kamu berdebat untuk membenarkan keyakinanmu terhadap Ahli kitab, yang demikian dilarang dalam al-qur'an kecuali dengan cara yang paling baik. Inilah firaman Allah dalam pernyataanya :
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang dzalim diantara mereka (1154) dan katakanlah kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu, dan kami hanya kepada-Nya berserah diri" (QS, Al-Ankabut : 46).
Keterangan : (1154). Yang dimaksud orang-orang dzalim adalah orang-orang yang telah diberikan kepadanya keterrangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan, dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
Ayat di atas menjadi sebuah warning/peringatan bahwa dalam berdebat dengan pengikut agama samawi lain (Yahudi dan Nasrani), Al-Qur'an tetap mengajarkan agar umat Islam memakai kata-kata yang baik dan terpuji. Bahkan dalam akhir (ayat 46 surat Al-Ankabut). Al-Qur'an mengajak umat Islam untuk beriman kepada kitab suci yang diturunkan Allah kepada leluhur terdahulu serta meyakini Tuhan umat Islam dan Tuhan agama samawi lainnya adalah tuhan yang satu.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (845), dan nasehat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS, An-Nahl : 125).
Keterangan : (845) Hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang batil.

Pada ayat di atas, Al-Qur'an mengajarkan dakwah harus menggunakan kalimat / kata yang santun dan nasehat yang bijaksana. Seandainya diperlukan diskusipun tetap harus menerapkan kalimat-kalimat atau kata-kata santun yang tidak menyinggung hati mereka. Karena pada hakekatnya para dai hanya bertugas mengajak kepada sesuatu yang benar, sesuai akhlak Al-Qur'an.

Kami tutup uraian ini dengan mengambil salah satu hadits yang datang dari Ahmad.
Rasulullah s.a.w. jauh-jauh hari sudah berwasiat bahwa ia (dirinya) diutus sebagai penyempurna akhlak umatnya.  Inilah hadits yang menyatakannya :
Rasulullah bersabda "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlak" (HR. Ahmad). 

Demikian uraian materi "Al-Qur'an Melarang Kita Mencaci Maki Agama Lain". Semoga bermanfaat dan tetap istiqamah kita beramal / dakwah dalam amar ma'ruf nahi munkar. Aamiin...

0 Response to "Al-Qur'an Melarang Kita Mencaci Maki Agama Lain."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel