Adakah Contoh Nabi SAW Ketika Berjabat Tangan Dengan Ucapan Shalawat?

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Kategori posting Fiqih Mu'amalah).
Pembaca budiman. Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di duni ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 

Sering kita temui bahwa berjabat tangan ketika selesai shalat berjama'ah disertai dengan mengucapkan shalawat Nabi saw,. Hal ini hampir sebagian besar masjid di Indonesia melakukannya. Pertanyaannya adalah bagaimana aturan Islam dalam berjabat tangan yang mendatangkan kebaikan itu? Sudah benarkah praktek yang dilakukan oleh kaum Muslimin khususnya di Indonesia sekarang ini. Hal ini perlu kita ketahui bersama, agar kita mengamalkan agama ini dengan baik juga benar. 

Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Asasnya adalah aqidah yang benar, banunannya adalah amal shaleh dan hiasannya adalah akhlak yang mulia. Sebuah pondasi tidak akan bernilai tinggi, jika tidak ada bangunan di atasnya. Sebuah bangunan akan rapuh, meski terkesan kokon jika pondasinya tidak kuat, dan sebuah bangunan tidak akan enak dipandang jika hampa dari hiasan. Artinya ketiga unsur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. (1.Aqidah,  2.Amal Shaleh, dan 3.Akhlak Mulia). 

Marilah kita mulai pembahasan seputar berjabat tangan dalam Islam. Menyangkut hukum, serta keutamannya dan hal-hal yang terkait dengannya. 

Hukum Berjabat Tangan. 
Berjabat Tangan, hukumnya Sunnah, yang disyari'atkan dan adab mulia para sahabat  Radiyallahu anhum, yang dipraktekan sesama mereka tatkala berjumpa. 
Imam Bukhari rahimahullah dalam kitab al-isti'dzan dalam kitab shahehnya membuat sebuah bab yang berjudul "Babul Mushafahah" (Bab : Berjabat Tangan). Dalam bab ini beliau rohimahullah menerangkan beberapa hadits yang menjelaskan sunnahnya berjabat tangan tatkala baru berjumpa, diantaranya sebagai berikut : 
"Dari Qata'dah Radiyallahu anhu ia berkata, "Saya bertanya kepada Anas (bin Malik) Radiyallahu anhu, apakah berjabat tangan dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw.?  Beliau Radiyallahu anhu menjawab Ya.
Dalam riwayat lain : 
"Adalah sahabat Nabi shalallahu alaihi wassalam, jika mereka bertemu, mereka saling berjabat tangan dan apabila bila kembali dari perjalanan jauh, mereka saling berangkulan".  

Dan Hadits Ka'ab bin Malik Radiyallahu anhu, setelah turunnya taubat beliau, ia berkata : 
"Saya masuk masjid (Nabawi) sementara Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sedang dalam keadaan duduk dan dikelilingi oleh manusia (para sahabat), lalu Thalhah bin Ubaidillah radiyallahu anhu berlari (kearahku) lalu beliau radiyallahu anhu berjabat tangan denganku dan memberi ucapan selamat kepadaku" 

Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan bahwa dalam hadits ini, banyak terkandung faedah diantaranya : "Disunnahkan berjabat tangan tatkala berjumpa. Ini merupakan sunnah yang tidak diperselisihkan oleh para Ulama.  
Dari sebagian hadits di atas, disimpulkan bahwa berjabat tangan tatkala berjuma, adalah sunnah yang disyari'atkan, sebagaimana yang dipertegas oleh para ulama sebagai berikut :
Imam Ibnu Baththal rahimahullah yang mengatakan, "Berjabat tangan adalah kebaikan, ini sepakat menurut seluruh ulama
Imam Nawawi rahimahullah yang juga mengatakan, "Berjabat tangan adalah sunnah tatkala berjumpa berdasarkan hadits yang shahih dan Ijma' para Imam.

Asal-Usul Jabat Tangan.
Orang-orang melakukan ini untuk kali pertama adalah penduduk Yaman yang terkenal dengan keimanan dan keilmuan meraka. Anas bin Malik Radiyallahu anhu mengungkapkan :
"Tatkala penduduk Yaman datang ke (Madinah) Rasulullah saw. bersabda : "Telah datang kepada kalian penduduk Yaman, dan merekalah orang pertama sekali yang melakukan berjabat tangan
Dalam riwayat lain, Anas bin Malik Radiyallahu anhu berkata :
"Rasulullah SAW. bersabda : "Besok akan datang kepada kalian kaum yang hati mereka lebih lembut untuk (menerima) Islam dari pada kalian. Anas mengatakan : "Maka datanglah kabilah Asy'ariyyun, diantara mereka ada Musa Al-Asy'ari. Tatkala mereka sudah mendekati kota Madinah, mereka melantunkan sebagian sya'irnya seraya berkata : "Besok kita akan berjumpa dengan para kekasih, Muhammad saw. dan sahabatnya.
Tatkala mereka telah datang mereka berjabat tangan, merekalah orang-orang yang pertama sekali melakukan berjabat tangan 

Berjabat Tangan bukan Hanya Ketika Bertemu/Berjumpa.
Untuk diketahui bahwa berjabat tangan bukan hanya ketika bertemu saja, tetapi disyari'atkan juga ketika berpisah, walaupu ketika berjabat tangan berpisah keutamaannya tidak seperti ketika bertemu.  Tentang dalil di atas, Syaikh  Al-Albani' rahimahullah menyatakan menyatakan tentang dalil ini, yaitu mengucapkan salam ketika berpisah, berdasarkan sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
"Apabila salah seorang diantara kamu masuk majelis, maka hendaklah mengucapkan salam, dan ketika ia keluar, hendaklah ia mengucapkan salam, tidaklah yang pertama lebih pantas dari yang kedua". (Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tarmidzi, dan yang lain dengan sanad hasan.

Keutamaan Berjabat Tangan.   
Berjabat tangan memiliki keutamaan yang sangat agung, dan pahalanya sangat besar. Berjabat tangan termasuk diantara penyebab terhapusnya dosa, sebagaima yang tertera di dalam hadits berikut ini :
"Dari Bara' bin Aazib radiyallahu anhu , ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Tidaklah dua orang Muslim bertemu kemudian mereka berdua saling berjabat tangan, kecuali diampuni (dosa) keduanya sebelum mereka berpisah".

Etika Berjabat Tangan. 
1. Berjabat tangan dengan wajah yang berseri-seri.
Imam Nawawi rahimahullah , mengatakan : "Disunnatkan dalam berjabat tangan dengan wajah yang berseri-seri. Ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah saw sebagai berikut :
"Jangan kamu meremehkan suatu kebaikan apapun, sekalipun hanya menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. (Diriwayatkan oleh Muslim, dari hadits Abu Dzar, r.a. dan masih banyak hadits yang lain yang membicarakan hal ini. 

2. Berjabat Tangan Dengan Satu Tangan. 
Etika ini diambil dari hadits yang memerintahkan untuk bermushafahah (berjabata tangan) karena itulah makna berjabat tangan secara etimologi.
Syaikh Al-Albani' rahimahullah, berkata : Memegang satu tangan dalam berjabat tangan. Sungguh telah terdapat penjelasan dalam banyak hadits, bahkan asal usul lafadz Mushafahah secara etimologi menunjuk ini, (berjabat dengan satu tangan). Dalam kamus lisanul Arab, "al Mushafahah" artinya memegang dengan satu tangan, dan begitu juga dengan at-tasha'fuh.   
Hasits tentang mushafafah (berjabat tangan) ketika baru berjumpa termasuk dalam makna ini. Mushafahah adalah perbuatan yang saling melengketkan telapak tangan dengan telapak tangan dan wajah menghadap wajah. (saling berhadapan). 
Dalam hadits beliau juga menyatakan dalam hadits Hudzifah diatas tentang keutamaan berjabat tangan. Dan beliau berkata pula bahwa seluruh hadits-hadits ini (hadits berjabat tangan) menunjukkan bahwa yang sunnah dalam berjabat tangan adalah memegang dengan satu tangan. Sementara apa yang dilakukan orang yang berjabat tangan dengan dua tangan, hal itu telah menyelisihi sunnah. 

3. Tidak membungkuk saat berjabat tangan, karena ini dilarang dalam agama. 
Anas bin Malik radiyallahu anhu, berkata : 
"Seseorang bertanya, Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami berjumpa dengan saudaranya atau temannya, Apakah ia menundukkan punggung kepadanya? Beliau menjawab "Tidak" Apakah dia merangkul dan menciumnya? Beliau saw. menjawab "Tidak" Apakah ia memegang tangannya kemudian ia berjabat tangan dengannya? Beliau menjawab "YA".
Imam Nawawi mengatakan makruh hukumnya menundukkan punggung dalan segala kondisi bagi seseorang. Berdasarkan hadits di atas, apakah kami menundukkan punggung, Beliau menjawab "Tidak" Dan tidak ada yang menyelisihi hadits ini. Dan jangan kamu tertipu dengan mayoritas orang yang melakukan seperti orang-orang yang dianggap berilmu shaleh dan semisalnya.

Beberapa yang Dilarang dan Menyelisih Sunnah dalam Berjabat tangan. 
1. Berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan muhrim/mahram
Tidak diperbolehkan seorang laki-laki berjabat tangan dan wanita berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. sebagaiman dalam hadits berikut : 
"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita" .  Aisyah radiyallahu anhuma berkata : 
"Demi Allah! Tidak pernah tangan Rasulullah saw. menyentuh tangan wanita sama sekali dalam bai'at. Beliau saw. tidak mengambil bai'at (atas) mereka kecuali dengan perkataan". 

2. Waspad berjabat tangan dengan seorang al-amrad (anak muda ganteng yang belum tumbuh jenggotnya). Imam nawawi rahimahullah mengatakan : Dan hendaklah waspada dari berjabat tangan dengan al-amrad yang ganteng, karena melihatnya tanpa ada keperluan adalah haram berdasarkan pendapat hadits shaheh. 

3. Mengucapkan shalawat Nabi saw. ketika berjabat tangan, ini tidak diragukan adalah perbuatan bid'ah yang dilarang. Karena tidak ada landasan dalam agama, sebab mengucapkan shalawat adalah ibadah, dan tidak terdapat satu riwayatpun yang menjelaskan bahwa diantara tempat bershalawat adalah tatkala berjabat tangan. Maka jelaslah bahwa ia adalah perbuatan yang menyelisih sunnah. Karena sekiranya hal itu adalah ibadah dan kebaikan, maka tentu Rasulullah dan sahabatnya akan lebih dahulu mengamalkannya. Pada kenyataanya tidak ada satupun hadits yang menerangkan ketika Rasulullah dan sahabat berjabat tangan mengucapkan shalawat. 

Kseimpulan :
  1. Berjabat tangan disyari'atkan ketika berjumpa dan berpisah, meskipun kedudukannya tidak sama ketika waktu berjumpa. 
  2. Berjabat tangan merupakan akhlak dan adab para sahabat tatkala sesama mereka berjumpa.
  3. Berjabat tangan diantara sebab pengampunan dosa.   
  4. Tidak boleh berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya.
  5. Tidak disyari'atkan mengucapkan shalawat tatkala berjabat tangan, karena tidak ada dasar syari'atnya.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita, kaum Muslimin untuk mempelajari sunnah dan mengamalkannya serta menghiasai diri dengan akhlak karimah sebagaiman telah dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW. Aamiin....

0 Response to "Adakah Contoh Nabi SAW Ketika Berjabat Tangan Dengan Ucapan Shalawat?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel