Kecaman Besar Mengatakan Tanpa Mengerjakan.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, utnutk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Ternyata berbicara omong kosong atau hanya merangkai kata-kata, yang tak terwujud dalam perbuatan, mengundang ancaman besar. Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an sebagai berikut : 
"Wahai orang-orang yang beriman, kena-apakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?". (QS, Ash Saff : 2) 
"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (QS, Ash Saff : 3) 
Allah SWT mengecam keras perbutan tersebut. Sebab bagaimanapun mengatakan apa-apa tanpa berbuat apa-apa yang ia katakan itu, berdampak keburukan yang luar biasa. Baik secara kejiwaan maupun secara kemasyarakatan.
Hati nurni seseorang yang hanya bicara tanpa berbuat akan mengakui hal tersebut sebagai kedustaan. Sebuah dosa besar yang akan merusak tatanan sosial secara meyeluruh. Bagaiman mungkin orang yang hati nuraninya terus diusik dosa kedustaan akan hidup tenang dan harmonis di tengah lingkungannya yang menganggap dusta sebagai perbuatan tak bermoral?

Dalam menafsirkan ayat tersebut di atas, Abdullah Yusuf "The Holly Qur'an" mengungkap asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) ini berkenaan dengan Perang Uhud, tahun ke 3 Hijrah :
Pada Perang Uhud ada beberapa orang tidak menaati perintah, dan dengan tindakan itu mereka merusak disiplin. Mereka banyak bicara, tetapi keputusan kata-katanya tidak didukung oleh perbuatan yang nyata dan tegas. Perilaku yang demikian sangat keji menurut pandangan Allah SWT. Hanya karena karunia pertolongan Allah, mereka diselamatkan  dari petaka itu.

Riwayat sebuah hadits tentang nasib orang yang hanya pandai berkata-kata tanpa tindakan nyata, Imam Bukhari dan Imam Musli telah menyatakan sebagai berikut :
"Pada hari kiamat kelak ada seorang dipanggil, lalu ditariknya kemudian dilemparkan ke dalam api neraka sehingga ususnya terburai dan berputar-putar bagai keledai menarik penggilingan. Penduduk neraka mengerumuninya dan bertanya. "Mengapa kamu ini? " Bukankah kamu dulu di dunia suka memerintahkan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran?
Orang tersebut menjawab ; Benar aku suka mengajak mereka berbuat kebaikan, tetapi aku sendiri justru tidak melakukannya. Dan aku suka mencegah mereka dari kemungkaran, tetapi aku sendiri malah melakukannya.

Satu lagi sebuah hadits senada, diriwayatkan Imam Ahmad dalam "Musnad".
Rasulullah saw. bersabda : "Ketika perjalanan malam Isra' aku melewati kelompok orang yang sedang menggunting bibir-bibir meraka dengan gunting yang terbuat dari api neraka. Kepada Malaikat Jibril aku bertanya :Siapa mereka"?  Jawab Jibril mereka adalah umatmu, yang menjadi juru dakwah di dunia. Dan mereka selalu memerintahkan kebaikan kepada setiap orang, tetapi melupakan diri mereka sendiri.

Mengingat betapa begitu besar bahaya yang ditimbulkan akibat berkata tanpa berbuat, sebaiknya kita berhati-hati dalam berkata-kata. Sekiranya apa yang kita katakan tidak dapat dibuktikan dalam perbuatan, sebaiknya tidak perlu berkata-kata saja. Sebagaimana sabda Nabi SAW.  "yalfaqul khairan awu li yasmut"  "Berkata baik atau diam"  Perkataan baik itu adalah perkataan yang bermanfaat yang dapat dipertanggunjawabkan pelaksanaannya. Apabila cuma obral kata yang hanya bualan saja lebih baik tutup mulut.  "Ashamtu Hikmah". Diam itu dalah Hikmah kata sebuah Hadits.  Bahkan berbuat sesuatu tanpa berkoar-koar itu akan lebih baik lagi.  Pepatah Arab menyebutkan "af 'alul hal khairun min afshahul qawl".
Demikian uraian materi "Kecaman Besar Mengatakan Tanpa Mengerjakan". Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 

0 Response to "Kecaman Besar Mengatakan Tanpa Mengerjakan."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel