Awas! Jangan Sampai Terjangkit Rasa Sombong.

Hati-hati jangan sampai ada rasa sombong
Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Mu'amalah).
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalm segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kbahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Bila seseorang telah terjangkit rasa sombong, maka sudah barang tentu ia tidak akan masuk kedalam surga-Nya. Sifat sombong ini muncul karena ada penyakit pada dirinya misalnya ; memiliki harta banyak, ketampanan atau kecantikan wajah yang dipunyai, dan juga karena memiliki ilmu yang banyak.  

Dan tentunya penyakit tersebut di atas, dapat menjangkiti siapa saja. Hal ini harus kita waspadai jangan sampai terjangkit rasa sombong yang akan membawa kita kepada kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat kelak. 
Kita harus sadar bahwa apapun yang kita miliki adalah berasal dari Allah, (hakekatnya milik Allah), yang sewaktu-waktu dapat lenyap dalam sekejab meninggalkan kita atau kita yang akan meninggalkannya. 
Bagi mereka yang telah banyak melakukan kebajikan juga tak layak untuk sombong. Apalagi sampai berangan-angan bahwa amal-amal yang dilakukannya akan mengantarkan menuju surga-Nya atau dapat menghindarka dari siksa api neraka.  

Seorang Ulama Besar; Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat al-qur'an yang terkait dengan orang yang akan masuk surga-Nya (atau penghuni Surga) adalah sebagai berikut : 
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (syurga) dan tambahannya (1 -pen) dan muka merreka tidak ditutupi debu hitan dan tidak (pula) kehinaan (2 -pen.) mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya". (QS, Yunus (10) : 26). 
Keterangan : (1) yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah SWT.
                        (2) maksudnya muka mereka berseri-seri dan tidak ada sedikitpun tanda kesusahan.  
Ibnu Katsir berkomentar : "Mereka (penghuni surga) sebenarnya tidak layak mendapatkannya hanya sebab perbuatan amal mereka, tetapi ini semua berkat kemurahan dan rahmat Allah SWT semata.

Kebajikan yang kita lakukan dikarenakan kita mendapat taufik, dan hidayah serta kekuatan yang diberikan Allah SWT. Dan andai tidak ada taufik dan hidayah-Nya, mungkin tak seorangpun akan mlakukannya. Bahkan sekedar hanya membuang duri dari jalanan sekalipun. Sebab pada umumnya manusia cenderung memiliki rasa sombong.

Namun juga, tidak dapat dikatakan sombong bagi orang yang rajin beribadah disebabkan ia (memang) takut (khauf) akan ancaman neraka-Nya atau karena ia mengharap (roja') akan syurga-Nya. Dan kedua sikap ini tidak bertentangan dengan keridhoan-Nya.
Bahkan kedua rasa tersebut diatas yaitu takut dan berharap, adalah dua elemen yang selalu ada pada keimanan seseorang. Rasa takut dan harap ini tidak akan muncul pada diri seseorang, kecuali ia memeliki tashdiqul jazm (keyakinan yang pasti) terhadap masa yang akan datang, yaitu keberadaan kehidupan akhirat yang dahsyat.  Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Dan takutlah kamu pada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan (3-pen) seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfa'at sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong". (QS, (2) Albaqarah : 123).
Keterangan : (3) Maksudnya dosa dan pahala seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain.
Takutnya seorang hamba pada neraka atau rindunya pada syurga tidaklah bertolak belakan dengan intanya hamba tersebut kepada Allah. Karena takutnya hamba pada neraka atau rindunya pada syurga tidaklah akan muncul kecuali karena ia membenarkan dengan sepenuh hati apa-apa yang diberitahukan oleh yang ia sangat cintai yaitu Allah SWT.

Dan sebagai bukti kecintaannya, ia merasa perlu/membutuhkan mengikatkan diri dengan syariat Allah SWT. dalam menjalani seluruh kehidupannya di atas bumi ini. Yang demikian adalah bukan sifat sombong. Namun sebaliknya hamba yang sombong adalah hamba yang berfikir dapat selamat dari ancaman Allah SWT, tanpa mau menerima kebenaran ayat-ayat-Nya, tanpa beramal shaleh, tanpa perlu menjauhi maksiat, tanpa perlu mengontrol produktivitasnya dengan hukum-hukum Allah.
Bahkan tanpa mengharap syurga atau takut pada neraka, sembari berpikir bahwa itulah cinta yang benar.  Yang demikian adalah penyakit sombonng yang sangat berbahya.

Demikian uraian materi "Awas! Jangan Sampai Terjangkit Rasa Sombong". Semoga bermanfaat dan akan lebih hati-hati dalam mengarungi hidup ini hingga terlepas dari sifat sombong.
Wallahu 'alam bishawwab. 

0 Response to "Awas! Jangan Sampai Terjangkit Rasa Sombong."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel