Rahasia Kehebatan Amalan Tauhid, di Akherat Kelak.

Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Ktegori posting Aqidah)
Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Menjalani kehidupan dengan Tauhid, akan mendapatkan kepastian bahwa amal ibadah kita akan diterima oleh Allah swt. Bahkan bukan hanya mendapat balasan yang baik saja, tetapi Allah akan menghapus dosa yang sebesar apapun kepada siapa saja yang telah berbuat dosa sebelumnya. Beramal agama dengan jalan/cara tauhid yang sesungguhnya, niscaya tak diragukan lagi bahwa apa yang kita lakukan dalam semua ibadah akan diberikan pahala yang setimpal dengan apa yang kita perbuat di dunia ini. 

Umar bin Khatab radhiyallahu anhu, misalnya tokoh yang sebelum masuk Islam terkenal paling menentang ajaran Islam dan terkenal pula dengan kekafirannya serta pernah berbuat dosa yang sangat besar yaitu mengubur putrinya hidup-hidup, nanum setelah masuk Islam beliau mentauhidkan ibadahnya hanya semata  kepada Allah SWT, maka terhapuslah seluruh kesalahan serta dosa-dosanya yang menggunung tersebut. Bahkan menjadi tokoh yang paling mulia di sisi Allah, setelah Khalifah Abu Bakar As-Sidiiq radhiyallahu anhu. 

Apalagi jika kesalahan seseorang itu lebih kecil, tentu akan lebih mudah terhapus dengan menjalankan ibadahnya disertai jalan tauhid dalam segala amalnya. Dan jika kesalahan serta kekufuran lebih besar dari apa yang telah diperbuat oleh Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, tetap semua itu akan sirna dan terhapus dengan jalan tauhid.
Rasulullah saw. bersabda : bahwa Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits kudshi sebagai berikut  : 
 Allah Azza wa Jalla berfirman : "...Dan barang siapa menjumpai-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi dalam keadaan tidak mempersekutukan suatu apapun dengan-Ku, maka Aku akan menjumpainya dengan ampunan yang sepenuh bumi pula" (HR. Muslim). 
Dalam Sunan Tirmidzi dari Anas radhiyallahu anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda di dalam hadits qudhsi, Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman : 
"Wahai Anak Adam! Sesungguhnya jika engkau datang menhadap kepada-Ku dengan membawa kesalahan-kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang kepada-Ku tidak mempersekutukan sesuatu apaun dengan-Ku maka Aku akan datang kepadanya dengan membawa ampunan sepenuh bumi juga". 
Syeikh Abdur Rahman bin Hasan al-Asy, Syeikh (wafat tahun 1285 H) menyebutkan bahwa Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan, "Barangsiapa yang datang dengan membawa tauhid (kepada Allah), meskipun memiliki kesalahan sepenuh bumi, niscaya Allah akan menemuinya dengan membawa ampunan sepeunh bumi pula". 
Maksud hadits diatas menegaskan bahwa siapa saja yang bertauhid dengan sempurna, maka dapat mendapat ampunan dari dosa-dosanya meskipun dosa-dosa itu memenuhi bumi. Bukan hanya itu saja Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam, juga menegaskan bahwa orang yang sempurna tauhidnya, tidak akan diadzab di akherat. 

Dalam hadits Muadz bin Jabal radhiallhu anhu, tentang hak dan kewajiban hamba kepada Allah SWT. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, bersabda sebagai berikut : 
"Hak Allah yang menjadi kewajiban para hamba ialah agar mereka beribadah kepada Allah saja dan tidak mempersekutukan sesuatupun (syirik) dengan Allah. Sedangkan hak hamba yang akan diperoleh dari Allah ialah bahwa Allah tidak akan meng-adzab siapapun yang tidak mempersekutukan (syirik) sesuatu dengan Allah. Aku Muadz berkata : "Wahai Rasulullah, tidakkah kabar gembira ini aku sampaikan kepada orang banyak?. Beliau menjawab "Jangan engkau kabarkan kepada mereka sebab mereka akan bergantung (dengan mengatakan : "yang penting tidak syirik") (HR. Bukhari dan Muslim).   
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang sama sekali tidak berbuat syirik dalam beribadah kepada Allah SWT, ia di akherat tidak diadzab. 

Dalam hadits yang lain terkait dengan Tauhid, Rasulullah juga bersabda sebagai berikut : 
"Siapa saja yang berkata : aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak di-ibadahi kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, juga bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak hamba Allah (perempuan Maryam), ia adalah manusia yang diciptakan dengan kalimat-Nya, lalu dimasukkan ke dalam diri Maryam, dan ia adalah ruh yang dicipta oleh Allah. Juga bersaksi bahwa surga adalah benar adanya, dan nerakapun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkan ke dalam surga, melalui pintu mana saja yang dia kehendaki dari pintu-pintunya yang delapan. (Dalam riwayat lain : Maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amal ibadah yang ia lakukannya"(HR. Bukhari dan Muslim). 

Lalu Bagaimana Tentang Pengertian Tauhid. 
Tauhid ialah meng-Esakan Allah Azza wa Jalla, dengan memberikan peribadatan hanya kepada-Nya saja. Artinya agar orang beribadah (menyembah) hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja serta tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya (tidak syirik kepada-Nya). Dia beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dengan mencurahkan kecintaan, pengagungan, harapan dan rasa cemas. 

Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, menerangkan bahwa kata tauhid merupakan mashdar dari kata wahhada,yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu menjadi satu-satunya. Dan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menggabungkan antara Nafi (peniadaan) dan Itsbat (penetapan). Meniadakan (peribadatan) dari selain yang di Esakan, serta menetapkan (peribadatan) hanya pada yang di Esakan. Dan tentunya bukan tauhid yang dimaksud sekedar Tauhid Rububiyah. Yaitu meyakini bahw Allah adalah pencipta alam semesta satu-satunya. 

Itulah hakekat tauhid yang menjadi inti sari dakwah serta ajaran setiap Rasul Allah, yaitu yang berisi dua hal pokok : Pertama; penolakan terhadap setiap sesembahan selain Allah dan Kedua penetapan bahwa sesembahan yang benar hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja. 

"Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada setiap umat untuk menyeru kepada umat masing-masing, "Beribadahlah kalian kepada Allah saja, dan jauhilah thaghut". (QS, An-Nahl (16) : 36). 
Demikian uraian singkat ini, semoga Allah menganugerahkan kita pemahaman tauhid yang benar dan memberi taufik kepada kita untuk mengamalkannya. 
Wallah 'alam bishawwab. 

0 Response to "Rahasia Kehebatan Amalan Tauhid, di Akherat Kelak. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel