Khutbah Jum'at : Munculnya Ingkarus Sunnah




Kutbah ke- I
Kaum Muslimin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya. Sebab kita yakin bahwa dengan taqwa kepada Allah akan dapat memberikan dorongan menuju ke arah perbaikan hidup di dunia lahir bathin, dan dengan taqwa pula berarti kita mengharapkan rahmat untuk keselamatan dan kebahagiaan akhirat nanti.

Dalam kesempatan ini khatib sengaja mengambil judul yaitu munculnya ingkarus sunnah. Ini dikarenakan akhir-akhir ini, khatib sering melihat ada sekelompok orang yang sengaja mematikan as-sunnah. Disamping itu kita juga pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits sebagai berikut :
Artinya : "Akan datang satu kaum yang mematikan as sunnah dan menyatakan dalam agama. Maka atas mereka itu laknat Allah, dan laknat orang-orang yang melaknat, dan laknat para malikat dan laknat semua manusia". (HR. Ad-Dailami dan Abu Hurairah).
Dalam hadits ini, Rasulullah saw. memberi isyarat bahwa kelak akan ada satu masa, di waktu itu ada sekelompok orang yang sengaja mematikan as-sunnah. Amalan yang dilakukan setiap hari hanya berdasarkan tuntunan Al-Qur'an semata, tidak lagi berdasarkan tuntunan Rasulullah saw. Sungguh Rasulullah saw. telah ditinggalkan begitu saja, dengan berbagai alasan yang sebetulnya tidak dapat dipertanggung-jawabkan.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Selain hadits tersebut diatas, ada hadits yang cukup panjang yang terkait dengan golongan ingkarus sunnah, demikian bunyi haditsnya :
Artinya : "Pasti akan datang pada manusia suatu masa dimana sunnahku pada waktu itu menjadi rusak bagaikan rusaknya pakaian pada badan, dan timbullah bid'ah. Barangsiapa mengikuti sunnahku , pada waktu itu, maka jadilah ia asing (aneh) dan menjadi sendirian. Dan barangsiapa mengikuti bid'ah (model) manusia, maka ia akan mendapatkan lima puluh kawan, bahkan lebih banyak. Mereka (para shabat berkata : Apakah sesudah kami ini nanti ada orang yang lebih utama daripada kami?. Beliau bersabda "Ya ada" Mereka bertanya lagi : Apakah mereka masih melihat engkau wahai Rasulullah?. Beliau bersabda : "Tidak" . Mereka bertanya : Apakah masih turun wahyu kepada mereka?. Beliau bersabda : "Tidak" Mereka berkata : Bagaima keadaan mereka pada waktu itu?. Beliau bersabda : Seperti garam di dalam air. Hati mereka meleleh seperti melelehnya garam di dalam air. Mereka bertanya : Bagaimana hidup mereka pada zaman itu?. Beliau bersabda : Seperti ulat di dalam cuka. Mereka berkata "Bagaimana mereka menjaga agama mereka?. Beliau bersabda : Seperti bara di dalam tangan, apabila ia meletakkannya bara itu akan mati. Dan apabila ia tetap memegangnya serta menggenggamnya, pasti membakar tangannya". ( Al-Hadits).

Hadits ini secara gamblang memberikan pengertian kepada kita bahwa di masa-masa mendatang sunnah Rasul menjadi rusak, ditinggalkan dan diabaikan oleh setiap orang, kemudian timbullah bid'ah. Bid'ah adalah suatu model yang mengada-ada yang pada zaman Rasulullah saw. tidak atau belum ada. Dalam bidang kemasyarakatan yang menyangkut kehidupan duniawi, bid'ah boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan syari'at agama islam, pada zaman Rasulullah saw. orang bebergian dengan menunggang onta atau kuda.

Sekarang orang telah membuat model sebagai pengganti onta, yaitu naik mobil, kapal laut, pesawat terbang dan lain sebagainya. Bid'ah yang semacam ini boleh dilakukan. Tetapi amaliyah yang terkait dengan ibadah, maka menambah-nambah aturan yang mengada-ada sama sekali tidak diperbolehkan. Misalnya menambah bilangan raka'at shalat maghrib atau subuh dengan maksud agar mendapat pahala lebih banyak, mengganti bacaan Al-Fatihah dalam shalat shalt dengan bahasa lain agar lebih bisa memahami artinya dan lain sebagainya. Semua ini adalah bid'ah yang dilarang oleh agama Islam.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah, 
Agama Islam akan menjadi rusak apabila para pengikutnya sudah meninggalkan, mengurangi atau menambah-nambah sunnah Rasulullah saw. Dan hal ini sudah pasti akan terjadi, sebagaima isyarat Nabi. Mengingat jarak yang begitu lama antara zaman kenabian hingga sekarang. Masa tenggang waktu yang lama sekitar 14 abad ini, tentu membawa akibat semakin jauhnya ummat manusia dari ajaran yang murni, yang telah digariskan oleh Rasulullah saw.

Belum lagi pengaruh-pengaruh luar yang datang bertubi-tubi mengakibatkan ummat Islam semakin kabur dari ajaran Nabi. Bahkan dari sekelompok golongan ada yang hanya mengandalkan akal semata daripada wahyu illahi yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Bilamana ada ajaran Islam yang sekiranya tidak cocok dengan akal, lalu diganti dengan cara yang sesuai dengan akal. Misalnya Najis mughaladzah, yang cara membasuhya untuk menghilangkan najisnya, harus tujuh kali basuhan dengan sebagian basuhan itu ada yang harus dicampur dengan debu/tanah.

Tetepi ketentuan itu lalu diubah sesuai dengan kemajuan jaman sekarang yang lebih cocok dengan ilmu kesehatan yaitu sabun sebagai pengganti debu/tanah. Lalu misalnya masalah perkawinan juga mulai bergeser menuju semenleven (hidup bersama tanpa perkawinan) karena ini dianggap lebih cocok dengan kodrat atau hak asasi manusia yaitu hak kebebasan. Banyak juga manusia yang tidak percaya perkara ghaib, seperti kebangkitan manusia kembali setelah mati.  Bagaimana mungkin manusia yang telah mati, mayatnya telah bercampur dengan tanah dapat bangkit kembali. Suatu hal yang mustahil, yang tak dapat diterima oleh akal. Dan masih banyak lagi ajaran-ajarn Islam yang mulai bergeser dari ajaran aslinya.

Orang semakin lupa bahwa agama Islam adalah agama samawi, agama yang semata-mata bersumber dari wahyu illahi. Bukan agama budaya yang dibuat-buat menurut kemauan nalar dan pemikiran manusia. Oleh sebab itu segalanya harus kembali kepada sunnah Rasulullah saw. Maka ketika sebelum Rasulullah saw. wafat, beliau telah bersabda :
"Rasulullah saw. bersabda : "Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara. Apabila kamu berpegang teguh kepada dua perkara tersebut, niscaya kamu tidak akan tersesat selamanya. Kedua perkara tersebut yaitu : Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rasul (Hadits.)  
Rasulullah saw. yang diutus ke bumi ini sebagai rahmatan lil'alamin tentu sangat khawatir jika ummatnya kelak terjerumus ke dalam kesesatan, tenggelam di dalam perbuatan-perbuatan bid'ah khurafat dan berbagai penyimpangan-penyimpangan. 

Sehingga sebelum beliau wafat, dengan nada yang amat keras seperti orang yang sedang marah, beliau pernah berkhutbah yang artinya sebagai berikut :
"Adapun kemudian, maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah (Al-Qur'an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Dan sesungguhnya sejahat-jahat pekerjaan adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan berada di neraka". 
Dan dalam sabda yang lain Rasulullah saw. pun bersabda untuk orang-orang yang tetap teguh dalam menjalankan sunnahnya : 
"Barangsiapa berpegang dengan sunnahku, ketika ummatku dalam kerusakan, maka baginya akan mendapat pahala bagaikan pahala seratus orang yang mati sahid". Semoga kita sekalian termasuk orang-orang yang selalu teguh memegang sunnah Rasulullah saw. di tengah-tengah golongan bid'ah yang semakin merajalela. Aamiin...

Demikian khutbah yang singkat ini semoga bermanfaat khususnya bagi diri khotib dan jamaah sekalian. 
Khutbah ke-II
Do'a dapat disesuaikan kebutuhan. 

Baca juga yang ini : 

0 Response to "Khutbah Jum'at : Munculnya Ingkarus Sunnah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel