Khutbah Jum'at ; Tiga Perkara Lebih Agung di Akhir Zaman


Khutbah ke-1 
Kaum Muslimin Sidang Jum'ah Yang berbahagia.
Marilah kita bertaqwa kepada Allah, dengan mengabdi dan meningkatkan keta'atan kita kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Besar Muhammad SAW. keluarga, para sahabat tabi'in, tabiut-tabi'in, dan mudah-mudahan kepada kita yang hingga saat ini masih istiqomah menjalankan Risalahnya akan mendapat safa'at di yaumil akhir kelak. Aamiin......
Kita semua menyadari bahwa umur kita selama ini dari hari kehari bukanlah bertambah, tetepi sebaliknya, karena pada hakekatnya adalah berkurang. Kurang dan terus berkurang sehingga kita akan menemui ajal. Ini berarti kesempatan kita untuk memperbanyak amal shaleh semakin habis, sedang perbuatan dosa selalu bertambah terus, tanpa ada penyesalan. 

Jama'ah Jum'at, rahimakumullah, 
Dalam kesempatan khutbah ini khatib ingin menyampaikan dengan mengambil materi yang khatib anggap penting untuk kita semua, yaitu dengan judul Tiga Perkara Lebih Agung di Akhir Zaman. Rasulullah SAW. pernaha bersabda :
Artinya : Akan datang suatu masa pada kalian, pada masa itu ada yang lebih agung daripada tiga perkara, yaitu dirham yang halal, saudara yang dapat dipercaya dan sunnah yang diamalkannya. (HR. Tabrani dari Kudzifah). 
Dalam hadits ini Rasulul;lah saw. memberi isyarat bahwa akan datang satu masa yang sangat memerlukan perhatian bagi umat Islam. Karena di masa itu tidak ada yang lebih agung daripada harta yang halal, sudara yang dapat dipercya, dan sunnah Rasulullah saw. yang diamalkan oleh umatnya. Dalam hadits itu pula menunjukkan betapa kemunduran akhlak ummat Islam di akhir zaman. Pada waktu itu manusia sudah rakus dengan harta sampai tidak mengenal halal dan haram. Yang penting bagaimana mendapatkan hasil yang memuaskan. Tidak mengenal melanggar agama atau melanggar undang-undang negara. Harta yang haram sudah merata seolah-olah tidak ada yang halal, sampai Rasulullah saw. mengisyaratkan bahwa harta yang halal di akhir zaman lebih agung nilainya daripada yang lain. Dan kalau diamati gejala-gejala seperti ini sudah nampak, walaupun belum atau tidak merata. Pada masa itu banyak terjadi permusuhan antar sesama, bahkan sesama saudara sekalipun. 

Jama'ah Jum'at, rahimakumullah, 
Permusuhan itu sendiri terkadang disebabkan oleh perkara yang sangat sepele dan semestinya tidak perlu dibesar-besarkan. Karena banyaknya permusuhan antar saudara, akhirnya tidak lagi  dapat dipercaya, saling curiga, saling menghianati dan saling menjatuhkan. Rasulullah saw. yang memberi tahu bahwa di akhir zaman nanti saudara yang dapat dipercaya adalah mempunyai nilai agung. Pada masa itu pula banyak orang yang mengingkari kehujahan as-sunnah sebagai dasar hukum setelah Al-Alqur'an. Ada kelompok-kelompok tertentu yang menamakan, ingkarus sunnah yang dipegang hanyalah Al-qur'an semata. Karena itulah Nabi mengisyaratkan bahwa orang yang tetap mengamalkan as-sunnah adalah yang termulia di akhir zaman itu. Dari isyarat Rasulullah saw. itu, menunjukkan betapa pentingnya bagi ummat Islam mendapatkan dirham yang halal, hubungan sesama saudara yang baik dan berpegang kepada sunnah Nabi saw. Adapun yang dimaksud dirham yang halal adalah harta atau rezeki setiap hari yang didapat dri yang halal. Mengenai pentingnya mencari harta yang halal dan bahanya memakan harta yang haram telah telah banyak diterangkan di dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah saw.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah,
Luqman Al-Hakim telah berwasiat kepada anak-anaknya :
Artinya : "Hai Anakku, carilah kekayaan dengan bekerja yang halal untuk menjaga kekafiran. Karena orang yang lebih fakir tak lain akan mendapatkan tiga perkara : yaitu Lemah dalam agamanya, Lemah dalam akalnya dan Hilang malunya, dan yang lebih besar dari tiga itu adalah manusia memandang dia itu, dengan pandangan yang rendah".
Adapun yang dimaksudkan saudara dalam pengertian sempit adalah semua yang ada hubungan keluarga, secara langsung, kerabat atau famili. Dan sebagai saudara yang baik hendaklah senantiasa menjaga hubungan sebaik-baiknya sebagaimana tuntunan Islam. Dari riwayat Bukhari dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda :
"Barangsipa yang ingin diluaskan rizekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan pada sanak kerabatnya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw. dalam sabdanya di hadits lain :
"Tidak akan masuk surga orang-orang yang memutuskan; yakni memutuskan hubungan dengan sanak kerabatnya".

Dari dua hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya menyambung hubungan dengan sanak kerabat atau famili. Jangan sampai memutuskan hubungan dengan kerabat, sebab hal itu akan menyebabkan terkena ancaman masuk neraka. Kalau ada hal-hal yang tidak berkenan di hati, jangan sampai rasa kebencian itu lebih dari tiga hari. Dan kalau ada diantara saudara yang sengaja memutus hubungan, maka sambunglah dengan yang lebih baik. Demikian tuntunan yang telah diajarkan Rasulullah saw.

Sidang Jum'ah yang berbahagia, 
Dalam pengertian yang luas, maka saudara adalah semua orang Islam dan semua orang yang beriman, sebagaimana firman Allah SWT :
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu, dan takutlah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat". (QS, Al-Hujuraat : 10) 

Karena bersaudara maka perbaikilah diantara mereka itu, yang kuat membantu yang lemah, yang kaya  belas kasih kepada yang fakir, yang kuasa menolong kepada yang tak kuasa. Dalam hadits Rasulullah saw. telah bersabda :
"Orang Islam itu saudara orang Islam yang lainnya, maka janganlah kamu menghianatinya, dan janganlah kamu mendustainya dan janganlah kamu menelantarkannya. Setiap orang Islam atas orang Islam lainnya haram kehormatannya, hartanya, dan darahnya. Taqwa disini itu cukuplah kebusukan seseorang itu bila ia menghina saudaranya yang Islam". (HR Turmidzi).

"Wahai manusia sebarkan salam dan berikan makan kepada orang yang membutuhkan makan, dan sambunglah sanak kerabat, dan shalatlah, sedang manusia sama tidur, tentu kalian akan masuk surga dengan selamat". (HR Turmdzi). 

Sidang Jum'ah yang berbahagia,
Ulama telah sepakat bahwa Nabi saw. sebagai hujjah setelah Al-Qur'an, dan dapat dijadikan sebagai dasar hukum sebagaimana Al-Qur'an dalam menghalalkan dan mengharamkan. Dalam isyarat Nabi saw. bersabda kelak akan datang satu masa, di mana ada sekelompok orang yang ingkar kepada as-sunnah. Padahal sebelumnya telah mengakui bahwa Nabi Muhammadsaw. itu sebagai Nabi dan Rasul Allah. Dan telah mengakui pula bahwa Rasulullah saw. itu contoh dan panutan yang paling baik. Suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari bagi ummat Islam. 
Firman Allah SWT :
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah." (QS, Al-Hasyr :7 ).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
"Barang siapa yang menta'ati Rasul, itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah". (QS, An-Nisa' : 80).

Rasulullah saw. juga bersabda " Ingatlah sesungguhnya aku telah diberi Allah Al-Qur'an dan yang sepertinya bersamanya. (HR. Abu Daud dan Turmidzi)

Maksud Nabi saw diberi oleh Allah Al-Qur'an dan yang sepertinya, yaitu as-Sunnah. Yang terpenting dan perlu diketahui, bahwa sunnah Nabi itu ada yang shaheh dan ada yang dha'if (lemah). Maka berhati-hati dalam memahami berbagai hadits. Untuk hadits yang lemah itulah yang tidak dapat dibuat hujjah menentukan hukum tersendiri.
بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل الله منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم
Khutbah ke-2 
Marilah pada khutbah yang kedua ini,  kita berdoa kepada Allah, semoga segala amal kita, diterima oleh Allah dan selalu mendapat rahmat-Nya. 
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ   رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Baca Juga yang yang ini :

0 Response to "Khutbah Jum'at ; Tiga Perkara Lebih Agung di Akhir Zaman"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel