Benarkah Hijriyah Rasulullah SAW. Pada Bulan Muharram?


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (kategori posting Aqidah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin... 

Materi yang bertajuk pertanyaan "Benarkah Hijriyah Rasulullah SAW. Pada Bulan Muharram?" ini sengaja saya kupas sehubungan banyaknya umat islam yang masih belum paham secara benar, tentang tahun Tahun Hijriyah karena banyak yang telah menulis bahwa hijriyahnya Rasulullah saw, adalah pada bulan Muharam. 

Salah satu contoh pertanyaan yang dapat saya kutip dari seorang pembaca sebagai berikut :   
Assalamu' alaikum Wr.Wb. 
Ustadz yang dirahmati Allah SWT.
  1. Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, sebenarnya ini adalah hal yang sangat sederhana dan mudah bagi Ustadz tetapi saya akan tanyakan juga. Ustadz, saya sampai sekarang masih belum dapat memahami dengan jelas. Kalau kalender Islam itu kan dibuat masa/saat Nabi Hijriyah. Yang akan saya tanyakan, apakah kalender hijriyah itu memang sudah ada ketika Nabi belum hijriyah?. Karena itu yang membuat saya bingung. Kalau belum ada kan umat Islam sudah melaksanakan Puasa, Haji, dan Shalat Idul Fitri pada bulan Slawal. Jika belum ditentukan saat itu,  umat Islam menggunakan kalender apa sebelumnya. Karena orang Arab-pun sudah melaksanakan haji pada bulan Dzulhidah, dan orang-orang Yahudi juga sudah melakukan puasa pada tanggal 10 Muharam (hari Asyura). 
  2. Apakah Hijriyah Nabi saw. itu bertepatan pada tanggal 1 Muharam?
Terima kasih sebelunya, atas jawabannya.  
Wassalamu'alaikum WR.WB. 

Jawaban : 
Harus kita bedakan antara sistem penghitungan kalender dengan awal mula perhitungan tahun Hijriyah. Tentang keduanya adalah merupakan hal yang berbeda. Apalagi menagatakan dengan menggunakan istilah kalender Islam maka jadi semakin rancu/tidak jelas. 

Sistem Perhitungan Kalender.
Ada dua macam sistem penghitungan kalender yang paling umum digunakan oleh manusia. 
Pertama, sistem kalender Syamsiyah, yaitu perhitungan yang didasarkan pada putaran bumi mengelilingi matahari.
Kedua sistem kalender Qamariyah, yaitu perhitungan yang berdasarkan putaran Bulan mengelilingi bumi.

Kedua sistem penghitungan ini sudah ada sejak, jauh sebelum diutusnya nabi Muhammad saw. Bangsa Arab dan juga Yahudi menggunakan sistem penghitungan kalender Qamariyah, yaitu yang berdasarkan putaran Bulan mengelilingi bumi. 
Maka yang dihitung masa waktu satu bulan, yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh bulan untuk mengelilingi planet bumi ini dalam satu kali putaran. Ternyata lamanya tidak seragam untuk tiap bulannya, kadang 29 hari dan kadang 30 hari. Posisi seseorang di permukaan bumi juga ikut mempengaruhi sistem perhitungannya. 
Itulah mengapa juga ada 2 (dua)  mazhab dalam masalah ini,  yaitu ta'addud al-mathalai' dan ikhtilaf al-mathali'

Jumlah bulannya ada 12 dalam setahun. Nama-nama bulannya oleh bangsa Arab disebut sebagai : Muharram, Syafar, Rabiul awwal, Rabiustani, Jumadil Awal, Jumaditsani, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawwal, Dul Qa'dah dan Dzulhijjah. 

Sistem penghitungan ini sudah ada jauh sebelum masa diutusnya Nabi Muhammad saw. Maka benar kalau anda katakan bahwa bangsa Arab jahilillyah telah melaksanakan ritual haji di bulan Dzulhijjah, Juga benar ketika orang Yahudi berpuasa di bulan Muharram pada tanggal 10, sehingga disebut sebagai hari Asyura.

Awal Mulai Tahun Hijriyah.  
Meski penghitungan kalender sudah ada dan sudah digunakan, namun yang belum ada justru angka tahunnya. Orang Arab sejak sebelum masa kenabian sudah terbiasa menyebut tanggal dan bulan, tabi mereka tidak pernah menyebut angka tahunnya. Jadi mereka bisa mengatakan bahwa hari ini adalah tanggal 1 bulan Muharram misalnya, tapi mereka tidak tahu sekarang ini tahun berapa. 

Kisah cerita dahulu ketika Khalifah Umar bin Khattab r.a. menerima surat , kalimat pembuka surat itu membuatnya tertegun. Orang itu menulis : 
                                                                                                           إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريخ
 "Telah sampai kepada kami surat-surat tanpa tahun".  
Atau dalam riwayat lain disebut :

إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
"Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kuperbuat, terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya'ban. "Kami tidak tahu apakah Sya'ban tahun ini ataukah Sya'ban tahun kemaren".
Atas kejadian ini Khalifah Umar bin Khattab bermusyawarah mengajak para shahabat yang utama, dan singkat cerita mereka sepakat menetapkan momentum tahun di mana Rasulullah Hijriyah sebagai awal mula perhitungan tahun Negara Islam. 

Yang dijadikan penetapan saat itu bukan penetapan awal tanggal dan bulan, tetapi hanya angka tahunnya saja. Sebab yang belun ada memang hanya angka tahunnya saja. Sedangkan sistem metode penghitunganya tetap mengacu kepada sistem Qamariyah yang sudah lama digunakan di negeri Arab. 
Maka perlu saya tegaskan bahwa yang dijadikan momentum bukan tanggal saat Nabi Hijriyah, juga bukan bulan saat beliau SAW. melaksanakan hijrah, tetapi tahun di mana beliau berhijriyah. 
Tahun itu dijadikan penghitungan awal tahun dalam sejarah negara Islam. Pertimbangannya, karena sejak tahun itulah Islam secara resmi menjadi sebuah negara, tidak lagi sekedar gerakan dakwah, moral atau sosial. Tetapi secara sah mulai tahun itu Islam telah berbentuk institusi formal bernama Negara, dengan terpenuhinya 3 sdyarat utama sebuah negara, yaitu Ada peminpin, Ada Rakyat, dan Ada Wilayah dan Diakui oleh salah satu atau lebih negara di dunia.  

Jawaban ke- 2 (dua). Hijriyah Nabi Bukan Tanggal 1 Muharram. 
Perlu saya jelaskan bahwa peristiwa Hijriyah Nabi SAW. dari Mekkah ke Madinah tidak terjadi pada tanggal 1 Muharram. 
Syeikh Al-Mubarakfury dalam kitabnya Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis bahwa Rasulullah saw. meninggalkan rumahnya di Mekkah menuju rumah Abu Bakar As-Siddiq, pada malam hari, yaitu tanggal 27 Syafar. Dari rumah Abu Bakar, beliau bersama Abu Bakar meninggalkan Mekkah ke arah yang berlawanan dengan Madinah, menuju Gua Tsur untuk bersembunyi. Beliau sempat menginap 3 malam di dalamnya, yaitu malam Jum'at, Sabtu dan Ahad. 

Setelah itu beliau bersama Abu Bakar dan Abdullah bin Uraiqith, orang kafir penujuk jalan, mulai perjalanan ke Madinah lewat jalan yang tidak biasanya.  Pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awwal (23 September 622 M) beliau tiba di Quba, beberapa kilometer sebelum masuk kota Madinah di masa itu. Di Quba ini beliau sempat menginap 4 hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis.  Selama 4 hari beliau dan para sahabat mendirikan sebuah Masjid sangat sederhana dan dinamakan Masjid Quba dan inilah masjid pertama kali umat Islam yang didirikan Rasulullah dan para sahabatnya. Dan Mereka Shalat Jum'at pertama dimasjid yang baru saja dibangun. Seusai sholat Jum'at Nabi saw dan para sahabatnya berangkat ke Madinah dan tepatnya pada tanggal 12 Rabul Awwal mereka tiba di Madinah. 

Lalu kalau bukan hijriyah Nabi saw. ,  kita memperinagati apa pada awwal tanggal 1 Muharram?
Jawabnya kita memperingati ulang tahun kelahiran negara Islam Al-Madinah Al-Munawwarah. Sebab penetapan kalender Hijriyah itu berangkat dari kepentingan sistem administrasi negara. Umar bin Khattab dan para sahabat saat itu sepakat untuk memulai hitungan tahun pertama adalah sejak berdirinya negara Madinah, yang secara politis dijatuhkan pada tahun dimana Nabi saw. Hijriyah dan tiba di Madinah. 

Sebab tahun dimana Nabi saw. tiba di Madinah merupakan tahun yang menjadi tonggak besar dalam sejarah Islam, karena merupakan tahun awal mula berdirinya negara Islam pertama. 
Sebagaimana kita bangsa Indonesia memperingati 17 Agustus sebgai hari proklamasi kemerdekaan RI, dan bangsa Amerika setiap Juli memperingati The Independen Day, maka kita umat Islam sedunia memperingati tiap 1 Muharram sebagai awal mula berdirinya negara Madinah. 

Madinah Adalah Negara.  
Banyak orang yang meragukan Madinah sebagai negara. Bahkan yang meragukan itu masih beragama Islam. Padahal tidak ada alasan untuk meragukan kenegaraan Mardinah. Sebab Madinah saat itu sudah memenuhi 3 syarat rukun dasar sebuah negara, yaitu ada pemimpin, ada rakyat, dan Wilayah. Madinah punya hukum dan pengadilan sendiri. Dan yang lebih penting lagi, negara-negara besar di masa itu juga mengakui bahwa Madinah adalah sebuah negara berdaulat.

Hal itu terbukti dengan dijawabnya surat-surat yang dikirim oleh Rasullah SAW kepada para raja dunia. Salah satunya adalah jawaban dari Kaisar Heraklius, penguasa Romawi yang saat itu berkedudukan di Jerusalem. Surat Nabi saw. yang berisi ajakan masuk Islam itu dijawab dengan baik dan dengan sepenuh penghormatan serta pengakuan bahwa Muhammad saw adalah kepala Negara. 

Memang Madinah saat itu masih sangat kecil wilayahnya, kurang lebih hanya seluas Masjid An-Nabawi hari ini. Penduduknyapun masih sangat sedikit. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ketika Nabi saw. tiba, Madinah hanya berpenduduk sekitar 15 ribuan jiwa. Dan ketika beliau saw. wafat, jumlah penduduknya sudah mencapai dua kali lipatnya, yaitu sekitar 30 ribu jiwa lebih. Kalau dibandingnkan dengan zaman sekarang, kira-kira satu kelurahan saja.  Dan dari Madinah inilah awal berdirinya Dinasti Khilafah berikutnya, seperti Bai Umayyah I dan II, Bani Abbasiyah, dan Bani Ustmaniyah hingga tahun 1924 Masehi. 

Demikian uraian materi "Benarkah Hijriyah Rasulullah SAW. Pada Bulan Muharram?. Semoga bermanfaat dan menambah menambah wawasan khazanah keislaman kita. Wallahu 'alam. 


Baca juga yang ini : 
Beginilah Asal Usul Rasulullah Diberi Nama Muhammad.

0 Response to "Benarkah Hijriyah Rasulullah SAW. Pada Bulan Muharram?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel