Rasulullah SAW. Melarang Menceritakan Mimpi Buruk, kepada Kerabat Terdekat Sekalipun.


Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (Katagori posting Kisah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan menyertai kita dalam semua aktivitas di dunia ini, untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Rasulullah SAW. melarang menceritakan mimpi buruk kepada kerabat terdekat sekalipun. Alasan ini adalah bahwa mimpi buruk itu karena datangnya dari setan, maka agar tidak menimbulkan berbagai tafsiran,  hal terseubut dilarang untuk diceritakan. 

Saat kita tidur mimpi-mimpi yang datang dengan berbagai gambaran situasi baik atau buruk, di alam bawah sadar. Sering kali kita bertanya-tanya apa maksud atau arti dari mimpi tersebut. Apakah mimpi itu ada hubungannya dengan kenyataan? Apakah boleh kita mentakwilkan atau menasfirkannya?

Sesungguhnya mimpi yang baik datangnya dari Allah SWT.  Mimpi yang indah adalah pemberian Allah untuk membahagiakan hamba-Nya untuk menghiasi tidurnya. Sedangkan mimpi yang buruk adalah salah satu gangguan dari setan. 

Catatan yang perlui diketahui bahwa semua mimpi Rasulullah saw. adalah suatu kebenaaran, karena tidak ad setan yang dapat menipu atau mnggoda Rasulullah baik dalam tidurnya apalagi dalam keadaan terjaga. Maka ada wahyu yang diturunkan kepada Nabi saw. dengan melalui mimpinya. Dan Rasulullah saw. akan menceritakan/mentakwilkan mimpinya kepada manusia untuk diambil fanfaatnya. 

Tetapi ketika ada manusia yang bermimpi buruk maka Rasulullah memerintahkan untuk tidak menceritakan atu mentakwilkan kepada orang lain, bahkan kepada orang terdekat sekalipun. Karena mimpi yang buruk adalah datangnya dari setan yang mempermainkan diri dalam alam mimpi. 

Jadi yang boleh ditakwilkan atau diceritakan hanyalah mimpi yang baik saja. Bahkan Rasulullah sw. pernah menakwilkan mimpi baiknya. Rasulullah saw. bersabda : "Aku gembira bila mimpi terkait dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama" (HR. Muslim)

Ibnu Abbas mengatakan, bahwa seorang lelaki menemui Rasullah saw. dan berkata, : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku semalam bermimpi melihat segumpal awan yang meneteskan mimyak satin dan madu. Kemudian aku melihat orang-orang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut. Mereka ada yang mendapatkan banyak dan ada juga yang hanya mendapatkan sedikit. Lalu aku melihat seutas tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, kemudian melihatmu memegang tali tersebut lalu engkau naik keatas. Kemudian ada seorang lelaki memegang tali tersebut setelahmu, dan naik keatas. Ada juga seorang lelaki lain memegang tali tersebut tetapi terputus, kemudian seteleh disambung lagi, lelaki itu naik keatas. 

Sekonyong-konyong Abu Bakar Ash-Shiddiq menukas, "Wahai Rasulullah, demi engkau aku mengorbankan bapakku dan demi Allah, izinkanlah aku untuk menakwilkan mimpi tersebut."  Rasulullah bersabda : " Takwilkanlah"
Baca juga yang ini : KISAH UMAR BIN KHATTAB

Lalu Abhu Bakar, berkata : "Segumpal awan tersebut berarti awan Islam. Tetesan yang berupa samin dan madu adalah Al-Qur'an dengan rasa manis dan lezatnya.  Orang-orang yang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut berarti orang-orang yang banyak menghayati isi Alquran dan hanya sedikit penghayatannya terhadap Alquran. Adapun seutas tali yang tersambung dari langit sampai bumi, adalah kebenaran yang engkau bawa. Engka memegang tali tersebut lantas Allah mengangkatmu dengan tali itu. 
Kemudaian setelahmu seorang lelaki yang memegang tali tersebut naik ke atas dengan tali itu. Dan ada seorang lelaki yang lain lagi memegang tali tersebut tetapi terputus dan seteleh disambungkan lagi baru dia naik keatas dengan tali itu. 
Beritahukan kepadaku, wahai Rasulullah, demi bapakku, menurutmu apakah takwilku itu tepat atau tidak"

Rasulullah bersabda "Sesungguhnya yang engkau jelaskan itu ada yang benar dan sebagian ada yang salah" Abu Bakar pun berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, beritahu aku mana kesalahanku!" Rasulullah bersabda ; "Engkau terlalu sering bersumpah" (HR. Muslim). Wallahu 'alam. 

Demikian kisah Rasulullah saw. melarang menceritakan mimpi buruk kepada kerabat terdekat sekalipun. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita, dalam beragama. 



Sumber :
Disarikan dari Buku Teladan Rasulullah, Maghfirah Pusta.

0 Response to "Rasulullah SAW. Melarang Menceritakan Mimpi Buruk, kepada Kerabat Terdekat Sekalipun. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel