Membongkar Misteri Mitos Pembawa Sial.





Kajian Khazanah Islam (katagori posting aqidah) 
Rasiyambumen.com

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu teriring bagi kita semua dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Membongkar misteri mitos pembawa sial, adalah upaya untuk memberikan pencercahan kepada kita bahwa yang selama ini menjadi momok di kalangan masyarakat baik yang ada di pelosok kampung maupun diperkotaan yang hingga kini masih terus diyakini keberadaanya. 

Masih banyak mitos bertebaran tentang pembawa sial. Pembawa sial itu, beragam hal, dari mulai benda, orang, binatang, hingga angka tertentu. Misalnya saja kita masih sering melihat banyak lift di gedung-gedung pemerintahan, di pusat perbelanjaan atau di hotel, hampir tidak ada yang mau mencantumkan angka tertentu untuk penanda lantai. Misalnya angka 13, karena angka ini masih dianggap angka sial. Kalaupun ada yang menggunakan tentu angka tersebut akan ditambah dengan huruf seprti 13A huruf A ini, adalah usaha menghilangkan kesan mitos sialnya. 

Sebagian masyarakat kita masih percaya ada tanggal baik dan tanggal buruk. Tanggal baik akan dipilih untuk waktu penyelenggaraan pernikahan, khitanan, hari awal pemberangkatan ketempat kerja yang jauh, dimulainya mendirikan rumah, dan acara besar lainnya.  Sebaliknya, tanggal buruk akan dijauhi karena khawatir dapat mendatangkan malapetaka bagi acara atau keperluan yang dise-lenggarakan.   

Karena mitos, kadang yang tidak masuk akal sama sekali dapat terjadi, misalnya orang dapat dicap sebagai pembawa sial. Ada kisah seorang wanita yang menikah dengan teman sekerjanya, dan setelah berkeluarga, mereka pun kerap mengalami cobaan, seperti bencana, sakit, kerugian, dan kecelakaan. Padahal kejadaian buruk itu, terjadi sebelum keduanya menikah. Tetapi akhirnya suami dan keluarganya berprasangka bahwa istrinyalah sebagai pembawa sial. Akhirnya jiwa sang istri merasa tertekan karena adanya prasangka tersebut. Akhirnya kedua belah pihak terkena imbasnya karena hanya percaya dengan mitos.
Baca juga ini : Mengingat Maut Itu Sangat Penting.

Bila ditilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sial artinya tidak mujur dan segala usahanya selalu tidak berhasil (seperti sukar mendapat rezeki, sukar mendapat jodoh). Sesuatu yang dianggap membawa ketidakmujuran atau pertanda buruk pun dikatakan sebagai pembawa sial. 
Mufti Agung Al-Azhar Mesdir, Prof Dr Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, anggapan adanya pertanda buruk pada sesuatu adalah salah satu tradisi kaum Jahilillyah. Tradisi ini dihapus dan dilarang di dalam ajaran Islam. 

Fir'aun dan pengikutnya pernah menuding Musa AS. sebagai pembawa sial. Tudingan itu disampaikan saat Allah mencabut kebaikan berupa kesuburan, kelapangan, dan kesehatan. Saat itu Mesir dilanda musim kemarau panjang. Paceklik terjadi dan tumbuh-tumbuhan tak mau menghasilkan pangan. Padahal dahulu mereka hidup dalam kemakmuran. Fir'aun lantas menuduh musibah itu disebabkan karena Musa AS. Tetapi Allah membantahnya dedngan firmanNya sebagai berikut  :









"Sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun) dan kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahnan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran mereka berkata: Ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesulitan mereka melemparkan sebab kesialan itu, kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sessungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui". (QS, Al-A'raaf : 130-131). 

Pada jaman Jahilliyah, masyarakat Makkah menganggap datangnya burung malam, (burung hantu), burung gagak, sebagai penanda sial. Sebagian orang berkeyakinan kalau rumahnya didatangi burung tersebut, ada salah seorang dari penghuninya yang akan mati. Pada masa Rasulullah saw. hidup, ada sebagian orang yang berkeyakinan bahwa bulan Safar sebagai bulan kedua tahun hijrah adalah bulan sial dan penuh bala. Agar bebergian dan aktivitas pun dibatalkan karena mitos ini. Mitos juga terjadi bahwa pada hari Rabu terekhir di bulan Safar, diturunkan 320 ribu bala. Bahkan ada yang menyebarkan dengan hadis palsu, tentang bulan Safar, yakni "Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Sfar maka aku akan berikan kabar gembira dengan surga".  Hadits palsu itu adalah usaha untuk merobah agar orang tidak menganggap bulan Safar adalah bulan sial.  

Rasulullah saw. memang pernah bersabda tentang adanya kesialan pada tiga hal. Hanya hadits ini harus ditempatkan pada konteksnya. "Tidak ada penularan penyakit dan tida ada ramalan sial, tetapi terdapat kesialan pada tiga hal : kuda, perempuan, dan rumah". (Muttafaq alaih). Dalam hadits ini, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa maksud kesialan di sini adalah kesialan yang dapat mendatangkan permusuhan dan bencana. Bukan anggapan sebagian orang yang meyakini bahwa ketiga hal tersebut dapat membawa sial.  
Hadits yang diriwayatkan Sa'ad Abi Waqqash r.a. Rasulullah bersabda : "Tiga hal yang membuat bahagia, istri yang jika dilihat menyenangkanmu dan jika kamu tinggalkan maka kamu merasa tenang atas dirinya dan hartamu, hewan tunggangan yang berjalan cepat sehingga dapat membawamu menyusul para rekanmu dan rumah yang luas dengan banyak fasilitas." 
Dan sebaliknya tiga hal termasuk keburukkan : "Istri yang jika kamu lihat maka ia menjengkelkanmu, suka mejelekkanmu dengan mulutnya dan jika kamu tinggalkan kamu tidak tenang atas dirinya dan hartamu, hewan tunggangan yang lambat, jika kamu pukul maka ia akan menurutmu, tapi jika kamu biarkan maka ia tidak akan membawamu menyusul para sahabatmu dan rumah yang sempit yang tidak mempunyai banyak fasilitas." 

Sedangkan keterangan menganai hari-hari apes atau sial, dan semacamnya yang dinukil dari Ali karramallahuwajhah, adalah batil dan merupakan suatu kebohongan yang tidak memliki dasar. Karena itu berhati-hati dari hal-hal kejahilliyahan itu.  Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa menganggap sesuatu mendatangkan kesialan adalah dilarang dalam syari'at Islam. Karena segala sesuatu berjalan sesuai dengan kekuasaan dan kehendak Allah SWT. 
Nomor, benda, orang, burung, dan istri seseorang, tidak mungkin mendatangkan kebaikan atau keburukan bagi seseorang karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak sang Maha Pencipta. 
Wallahu a'lam. 

Demikian uraian singkat Membongkar Misteri Mitos Pembawa Sial. Semoga bermanfaat dan kita harus tetap berpegang dengan aqidah Islam yang murni, semoga Allah selalu membingbing kita semua. Amin. 

0 Response to "Membongkar Misteri Mitos Pembawa Sial."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel