Ketika Menghadap Kiblat Tidak Boleh Lakukan Hal ini.



Rasiyambumen.com Kajian Khazanah Islam (katagori posting Mu'amalah)

Pembaca budiman, Rahmat serta Bimbingan-Nya semoga selalu tercurah dan mengiringi kita dalam segala aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagiaan dan mengharap Ridhon-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Ada adab yang sangat arif dalam Islam, hingga ketika menghadap kiblat tidak boleh lakukan hal yang akan merusak dari tatanan kesempurnaan syari'at yang hanif (lurus). Sebab ini adalah ajaran yang sangat berbudi luhur, bahkan secara spesifik Rasulullah saw. menyatakan bahwa tujuan risalahnya adalah untuk mengajarkan akhlak yang mulia. Termasuk dalam menghadap kiblat ada beberapa yang perlu kita perhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut :  

Tidak Boleh Meludah.
Dari kutipan Ensiklopedia Alqur'an, masyarakat jahiliyah Arab saat itu memiliki perangai yang buruk dan bertingkah laku tidak sopan. Hal ini sudah menjadi pemandangan yang biasa ketika seseorang meludah di depan orang lain. Dan ketika itu tak ada seorangpun yang merasa bahwa itu adalah perbuatan yang tercela dari sisi budaya apalagi agama/keyakinan.  

Sementara itu Rasulullah saw. adalah teladan tertinggi bagi akhlak luhur. Akhlak Beliau seperti dikatakan Aisyah r.a bahwa akhlak Rasulullah adalah akhlak Alqur'an. Beliau sangat tawaduk (rendah hati), bersikap ramah, dan lemah lembut dalam setiap persoalan. Beliau juga pernah bersabda : "Bahwa sesungguhnya sikap lembut (rifq) menjadikan seseorang memiliki pertimbangan yang cermat sehingga dapat menjadi pembimbing dalam menyelesaikan segala masalah yang ada"

Abdullah bin Umar r.a mengisahkan peristiwa yang menunjukkan kerendahan dan kelembutan hati Rasullah saw. Suatu hari, Rasulullah saw. memasuki masjid, saat itu Beliau adalah orang terkuat dan teragung di Semenanjung Arabia. Sementara pada saat yang sama, berbangga diri dan menganggap dirinya mulia adalah yang dominan dalam komunitas Arab.

Lalu Nabi saw. menghadap kiblat, apa yang dilihat Nabi saw.?. Ludah yang mengering tampak menempel di dinding. Namun, Rasulullah saw. tidak langsung marah melihat bekas ludah tersebut. Dengan tenang, Beliau mencari batu untuk menggosok ludah itu, sehingga dinding kembali bersih. 

Beliau hanya memandang umat yang hadir untuk shalat berjamaah. Meskipun kekecewaan tampak jelas di wajahnya, sambil menghela nafas, Nabi saw. bersabda : "Wahai manusia seseorang yang sedang shalat hendaknya tidak meludah ke arah depan, (arah kiblat). Karena dalam shalat, Allah SWT berada di hadapannya. Allah berada diantara dirinya dan kiblat" (HR. Bukhari-Muslim, Nasa'i, dan Ahmad bin Hambal). 

Dalam riwayat Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. menambahkan, "Meludah di dalam masjid adalah kesalahan, kafaratnya adalah menguburnya". (HR. Nasa'i dan Ahmad Hanbal). 
Keterangan : "Menguburnya" artinya mengubur ludah yang ada di lantai masjid tersebut, karena pada waktu itu masjid belum seperti sekarang yang sudah hampir semua dikeramik dan lain sebagainya. Untuk saat ini apabila ada yang terlanjur meludah dimasjid maka yang perlu dilakuan (kafaratnya) adalah membasuhnya dengan air hingga bersih kembali. (red-pen)

Tidak Boleh Buang air Besar atau Kecil. 
Adab yang lainnya dalam hal menghadap kiblat, yakni sabda Rasulullah saw. ; "Janganlah menghadap kiblat ketika membuang air kecil atau besar". (HR. Bukhari,Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad bin Hambal).

Sudah menjadi kebiasaan orang Arab membuang hajat di tempat yang sepi dan lapang (al-khala), karena saat itu belum dikenal kamar mandi, jamban atau WC. Karenanya orang hanya mencari tempat sepi untuk melepaskan hajatnya dengan menghadap ke barat atu ke timur (ke kiblat).  

Ketika oarang Arab ini bepergian ke Syam, Abu Ayyub al-Anshari r.a menyaksikan banyak toilet/wc yang menghadap ke Kiblat. Abu Ayyub tidak dapat berbuat apa-apa, walaupun ia mengetahui bahwa itu adalah hal yang dilarang oleh Rasulullah saw. Tetapi beliau tidak memiliki otoritas wilayah tersebut, hingga hanya berdoa semoga Allah mengampuni mereka. Bukhari mencatat cerita Abu Ayub, Rasulullah saw. mengajarkan jika kalian membuang hajat, baik buang air besar ataupun kecil, janganlah menhadap ataupun membelakangi kiblat. Menghadaplah ke arah utara atau selatan khusunya untuk yang berada di timur Ka'bah (Kiblat).  Ketika pergi Syam, kami menyaksikan banyak WC dibangun mengarah kiblat. Kami berpaling dan setelah itu kami membaca istighfar. 

Dari ungkapan yang lembut dan kerendahan hati, juga sifat bijakasana dari Rasulullah saw. ini sudah cukup mengajarkan kepada para sahabat tentang etika khususnya menghadap kiblat. Sungguh mengagumkan melihat dan menyaksikan keimanan dan ketaatan umat Islam terhadap setiap ajaran dan anjuran Nabi Muhammad saw.  

Demikian uraian materi Ketika Menghadap Kiblat Tidak Boleh Lakukan ini. Semoga yang sedikit ini dapat menjdi 'ibrah dan tauladan dari semua ajaran Rasullah saw. yang sangat luhur.  

0 Response to "Ketika Menghadap Kiblat Tidak Boleh Lakukan Hal ini. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel