Sejarah Penghimpunan Dan Penyusunan Mushaf Al-Qur'an.

Kajian Khazanah Islam (Katagori Posting Sejarah)

Pembaca budiman, semoga Rahmat serta Bimbingan-Nya selalu menyertai kita dalam sega aktivitas di dunia ini untuk meraih kebahagaan dan menuju Ridho-Nya di Akhirat kelak. Aamiin...

Rasiyambumen.com/Pelangi Khazanah Islam mempost artikel : Sejarah Penghimpunan Dan Penyu-sunan Mushaf Al-Qur'an. 

Saat ini Umat Islam mengenal Al-Qur'an adalah dalam bentuk yang sudah tersusun rapi dan ter-urut sesuai denga nomor urut Surat dan jumlah ayat yang sudah ditentukan.  Atau yang disebut ; Mushaf Al-Qur'an. Kitab suci yang sekarang kita baca adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalu perantara Malaikat Jibril dengan cara bertahab sebagai pedoman hidup bagi manusia dari zaman Rasulullah hingga akhir zaman nanti (Kiamat). Tak terkecuali apakah ia seorang muslim atau non muslim sekalipun. Ini berdasarkan dalil yang terdapat di Al-Qur'an  dengan firman-Nya dibawah ini : 
"Bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)" (QS Al-Baqarah : 185) 

Sejarah Penghimpunan dan penyusunan Mushaf Al-Qur'an. 


Sampai Rasulullah saw. meninggal, Al-Qur'an belum dihimpun di dalam satu Mushaf karena masih menunggu kemungkinan adanya penghapusan sebagian hukum dan tilawahnya. Ketika penurunan wahyu sudah terputus, dengan meninggalnya Rasulullah saw, maka Allah meng-ilhamkan kepada para Khalifah yang terpimpin untuk melakukan penghimpunan Al-Qura'an.  Hal ini sesuai dengan janji-Nya yang benar bahwa ia akan menjamin keterpilihannya bagi umat ini. Maka dimulailah penghimpunan tersebut pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Sidiq, atas prakasa dan usulan Umar Bin Khattab. Sebenarnya sejak masa Rasulullah saw. Al-Qur'an sudah ditulis secara keseluruhan, tetapi belum dihimpun di satu tempat dan belum ditertibkan nomor urut surat-suratnya dan dimana surat itu diturunkan. 

1. Penulisan Wayhu di Masa Rasulullah saw. 
Pada hakikatnya Al-Qur'an juga telah dihimpun pada masa Rasulullah saw. atas petunjuk Jibril AS. kepadanya. Kemudian yang kedua pada masa Abu Bakar Ash-Sidiq dan ketiga pada masa Utsman bin Affan r.a. dengan penertiban surat-suratnya. Pada masa Rasulullah terdapat beberapa sahabat yang bertugas sebagai penulis wahyu. Apabila diturunkan ayat-ayat Al-Qur'an, Nabi saw. memanggil mereka agar menulisnya diatas sarana penulisan yang ada pada waktu itu, satu naskah untuk disimpan di tempat Nabi. Dan yang lainnya untuk penulis itu sendiri. Pada waktu Nabi saw. meninggal lembaran-lembaran tulisan itu dan yang lainnya berada pada istri-istri beliau. Secara periodik, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 

- Para Penulis Wahyu di Periode Mekkah.
  • Diantara para penulis Al-Qur'an di masa Nabi saw. sekaligus sebagai sekretaris Nabi saw. adalah Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sharh dan Khalid bin Sa'id bin Ash yang pernah mengatakan : Sayalah orang pertama yang menuliskan Bismillahir Rahmannir Rahim. Al-Kattani menceritakan bahwa saat Rafi' bin Malik Al-Anshari ra. ikut dalam bai'at Aqabah, maka Nabi saw. menyerahkan semua ayat-ayat yang telah diturunkan, dan saat kembali ke Madinah Rafi' mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan ayat-ayat tersebut di depan mereka.  
- Penulisan Wahyu Periode Madinah
Dalam periode ini tercatat sekurangnya 29 shabat pencatat Al-Qur'an diantaranya adalah : 
  1. Abu Bakar Ash-Sidiq
  2. Umar bin Khatab 
  3. Utsman bin Affan 
  4. Ali bin Abi Thalib
  5. Abban bin Sa'id
  6. Abu Umamah Al-Bahili
  7. Abu Ayyub Al-Anshari
  8. Abu Salamah
  9. Ubayy bin Ka'ab
  10. Al-Arqam
  11. Usaid bin Hudair
  12. Tsabit bin Qays Ja'far bin Abi Thalib
  13. Jahm bin Sa'ad
  14. Hathib bin Abi Baltha'ah
  15. Huzaifah Ibnil Yaman 
  16. Hanzhalah
  17. Khalid bin S'id 
  18. Zubair bin Awwam
  19. Zaid bin Tsabbit
  20. Sa'ad Ibnu Rabi
  21. Sa'ad bin Ubadah
  22. Surahbil bin Hasna 
  23. Amir bin Fuhaira
  24. Abdullah bin Rawahah
  25. Abdullah bin Amr 
  26. Amr bin Ash
  27. Muhammad bin Maslamah
  28. Mu'adz bin Jabal 
  29. Muawiyyah bin Abi Sufyan
Metode Pencatatan Wahyu Periode Madinah.
Setiap wahyu yang turun Nabi memanggil para khuttab (penulis/sekretaris) beliau untuk mencatat wahyu tersebut. Seperti yang diceritakan Zaid bin Tsabit bahwa ia sering dipanggil oleh Nabi saw. jika ada wahyu turun.

- Cara Penulian Wahyu di Kalangan Sahabat.
  • Para sahabat di era kenabian yang telah pandai membaca dan menulis sangat gemar menulis Al-Qur'an, sampai-sampai Nabi saw. melarang mereka, selain Al-Qur'an dan memerintahkan mereka menghapusnya (catatan Hadits). Karena Nabi saw. tidak mau jika ada yang menulis Al-Quran dan hadtis dalam satu catatan karena ditakutkan tercampur antara Al-Qur'an dengan hadits. Demikian tinggi semangat para sahabat dalam menuliskan Al-Qur'an sehingga mereka yang buta huruf hadir juga di Masjid membawa tinta dan kulit, lalu meminta orang lain untuk menuliskan mereka.  Catatan : Namun Nabi saw. melarangnya dengan kekhawatiran ada Wahyu yang tertulis campur dengan hadtis.
2. Penjelasan dari Hadits
  • Kronologi Penyusunan Mushaf, Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : " Abu Bakar memintaku datang berkenaan dengan kematian para sahabat di peristiwa Yamamah, pada saat itu Umar bin Khattab r.a. berada disisinya, lalu Abubakar berkata : "Sesungguhnya Umar telah datang kepadaku mengatakan : "Para penghafal Al-Qur'an banyak yang terbunuh di peristiwa yamamah dan sesungguhnya aku khawatir akan terbunuhnya para penghafal yang masih ada di berbagai tempat lalu dengan itu banyak bagian Al-Qur'an yang hilang; karena itu aku mengusulkan agar kamu memerintahkan penghimpun Al-Qur'an, kmudian aku berkata kepada Umar: "Bagaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?. Umar berkata : Demi Allah ini adalah kebaikan. Maka Umar pun terus mendesakku sehingga Allah, melapangkan dadaku untuk itu, dan aku sekarang berpendapat sebagaimana pendapat Umar, Zaid berkata : "Abubakar berkata : "Sesungguhnya engkau adalah pemuda yang bijaksana, kami tidak menyangsikanmu, karena kamu pernah menjadi penulis wahyu bagi Rasulullah saw. maka periksalah al-Qur'an dan himpunlah. "Demi Allah seandainya mereka menugasiku untuk memindahkan salah satu gunung, sungguh itu tidaklah lebih berat bagiku ketimbang apa yang ia perintahkan kepadaku yaitu menghimpun Al-Qur'an. Aku berkata : "Bagaimana kamu berdua akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.?  Ia berkata : Demi Allah ini adalah kebaikan. "Maka Abubakar pun mendesakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk melakukannya sebagaimana Allah telah melapangkan dada Abubakar dan Umnar sebelumnya. Maka aku (Zaid) periksa Al-Qur'an dan aku menghimpunnya dari pelepah qurma, batu-batu tulis (likhaf) dan dada para shabat, sehingga aku dapati akhir surat At-Taubah pada Abu Khuzaimah al-Anshari, aku tidak  rasulu(n) sampai akhir at-Taubah (QS. At-Taubah : 138-139), maka mushaf-mushaf itu disimpan oleh Umar sampai beliau meninggal dan selanjutnya disimpan oleh Hafshah binti Umar. 

- Jasa Abu Bakar Ash Shidiq
Ibnu Abi Daud meriwayatkan di dalam al-mushaf dengan sanad hasan dari Abu Khair, ia berkata : "Aku pernah mendengar Ali berkata : "Orang yang paling besar pahalanya dalam urusan mushaf ialah Abu Bakar, semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Abu Bakar, dia adalah orang yang pertama kali menghimpun Al-Qur'an" 

- Penyusuanan di Masa Utsman.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bahwa Hudzaifah bin al-Yaman pernah datang kepada Utsman, waktu itu Hudzaifah memimpin penduduk Syam dan Irak dalam melakukan Armenia dan Azerbaijan, maka ia terkejut oleh perselisihan mereka antara penduduk Syam dan Iraq dalam qira'ah 135, lalu ia berkata kepada Ustman : "Selamatkanlah umat ini sebelum mereka berselisih sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani. "Maka Utsman meminta kepada Hafsah agar meminjamkan mushaf-nya untuk ditranscrip dalam beberapa mushaf, lalu Hafsah meminjamkannya, kemudian Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin al-Zubair, Sa-ad bin Abi Waqqash dan Abdur-Rahman bin al-Harits bin Hisyam, lalu mereka pun menstranscibnya ke-dalam beberapa mushaf. Utsman berkata kepada tiga tokoh Quraisy tersebut : "Apabila kalian bertiga berselisih dengan Zaid tentang susuatu dari Al-Qur'an maka tulislah ia dengan bahasa Quraisy karena ia diturunkan dengan bahasa mereka". Pesan ini mereka laksanakan dengan baik. Setelah penulisan ke dalam berbagai mushaf ini selesai, maka Utsman mengmbalikan lembaran-lembaran aslinya kepada Hafshah, dan dikirimlah setiap mushaf tersebut ke berbagai pusat Islam, kemudian diperintahkan agar setiap lembaran atau mushaf lainnya dibakar. 

- Alasan Surat At-Taubah Tanpa Bismillah
Ahlus-Sunan meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata : " Aku pernah bertanya kepada Utsman : "Apa alasnnya anda menjadikan Surat Al-Anfal termasuk Al-Matsani, dan At-Taubah masuk Mi'in kemudian anda gabungkan antara keduanya tanpa menuliskan Bismillahrrahmanirrahim dan kedua anda letakkan di dalam aas-sab'u(t) thiwal (Tujuh yang panjang?) Utsman berkata : "Adalah Rasulullah saw. apabila turun kepadanya surat yang mempunyai bilangan, ia memanggil sebagian penulisnya kemudian mengatakan : "Letakkan ayat-ayat itu di dalam surat yang menyebutkan ini dan itu". Al-Anfal adalah termasuk surat-surat awal yang turun di Madinah, dan At-Taubah termasuk surat yang terakhir di turunkan. Disamping itu kisahnya pun sama dengan kisahnya, maka aku yakin bahwa ia (At-Taubah) adalah bagian dari al-Anfal. Setelah Rasulullah saw. meninggal dan tidak menjelaskan kepada kami bahwa ia adalah bagian darinya, karena itu aku menggabungkan antara keduanya tanpa menuliskan Bismillahirrahmanirrahim antara keduanya dan aku meletakkannya di dalam as-Sab'ut Twiwal. 

3. Tata Urutan Mushaf. 
  • Urutan penurunan tidak sama dengan urutan tilawah. Urutan surat-surat dan peletakkan ayat-ayat pada tempatnya sekarang ini adalah berdasarkan wahyu. Rasulullah saw. biasanya mengatakan : Letakkanlah ayat ini di tempat ini" Urutan (tertib) tilawah ini sampai kepada kita melalui riwayat mutawatir dari Rasulullah saw. Tertib surat-suratnya yang sekarang adalah sesuai dengan tartibnya di Lauh Mahfudz. Sesuai dengan tertib ini pula Rasulullah saw. membaca kepada Jibril AS. setiap tahun pertemuannya. Pada tahun terakhir, Rasulullah saw. membaca kepadanya dua kali. Akhirnya ayat yang diturunkan ialah : wattaqu yauman tarji'una fihi ilallahi... (QS, Al Baqarah 281) kemudaian Jibril memerintahkan agar meletakkannya antar ayat riba. (QS Al-Baqarah 278-280) dan ayat hutang (QS. Al-Baqarah 282-283). 
  • Dalil-dalil yang melegitimasi pendapat ini juga cukup banyak. Di antara dalil tersebut, yaitu dalil-dalil yang diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. ketika menempati permadaninya, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, kemudian menimpakan terhadap kedua bacaan Qul Huwallahu Ahad dan surat Al-Mu'awidzatain yakni surat Al-Falaq dan surat An-Naas. Beliau mengucapkan keduanya secara berurutan seperti urutan yang terdapat dalam Mushaf. 
  • Sementara itu, Imam Muslim meriwayatkan : "Sesungguhnya Nabi saw. menasehatkan kalian azzahraawain, yakni surah Al-Baqarah dan Surah Ali Imran" Kemudian Nabi saw. mengucapkan dua Surah itu dengan urutan keduanya.
  • Abu Bakar al-Ambary menuturkan bahwa Allah Swt. menurunkan Al-Quran kesmuanya kelangit dunia, kemudian Dia mengatur turunnya selama dua puluh sekian tahun. Maka surah-surah Al-Qur'an merupakan cakupan dari kejadian suatu peristiwa, sedangkan ayat merupakan jawaban mengenai sesuatu yang memerlukan penjelasan. Untuk itulah, malaikat Jibril AS. mendatangi Nabi Muhammad saw. untuk memberikan penjelasan mengenai penempatan surah dan ayat. Maka pengaturan surah-surah seperti pengaturan ayat-ayat dan huruf A-Qur'an, keseluruhannya merupakan instruksi dari Nabi Muhammad saw. berdasarkan wahyu Allah Swt yang disampaikan melalui Malaikat Jibril AS. Oleh karena itulah barangsiapa yang mengacak-acak (mendahulukan atau mengakhirkan) surat-surat Al-Quran, berarti dia telah merusak susunan Alqur'an itu sendiri.  
  • Imam Baghawi menjelaskan dalam Kitab Syarah As-Sunnah bahwa shabat Nabi saw. mengumpulkan Al-Qur'an yang ditururnkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. tanpa menambahi atau mengurangi sedikitpun, karena khawatir bagian dan keutuhan Al-Qur'an menjadi hilang. Mereka menulis Al-Qur-an seperti yang mereka dengarkan dari Rasulullah saw. tanpa mendahulukan atau mengakhirkan sedikitpun ayat-ayat dan surah-surah tersebut dan mereke mengurutkannya sesuai isntruksi Rasulullah saw. 
Baca juga iniKEAJAIBAN ANGKA-ANGKA DALAM AL-QUR'AN

4. Nomor Urutan Surat Al-Quran, Jumlah Ayat, dan Tempat turunnya. 


No
Nama
Ayat
Tempat Turun
1
Al Fatihah
7
Makiyah
2
Al Baqarah
286
Madaniyah
3
Ali Imran
200
Madaniyah
4
An Nisaa
176
Madaniyah
5
Al Maidah
120
Madaniyah
6
Al An'am
165
Makiyah
7
Al A'raf
206
Makiyah
8
Al Anfaal
75
Madaniyah
9
At Taubah
129
Madaniyah
10
Yunus
109
Makiyah
11
Huud
123
Makiyah
12
Yusuf
111
Makiyah
13
Ar Ra'du
43
Makiyah
14
Ibrahim
52
Makiyah
15
Al Hijr
99
Makiyah
16
An Nahl
128
Makiyah
17
Al Israa'
111
Makiyah
18
Al Kahfi
110
Makiyah
19
Maryam
98
Makiyah
20
Thaahaa
135
Makiyah
21
Al Anbiyaa
112
Makiyah
22
Al Hajj
78
Makiyah
23
Al Mu'minun
118
Makiyah
24
An Nuur
64
Madaniyah
25
Al Furqaan
77
Makiyah
26
Asy Syu'ara
227
Makiyah
27
An Naml
93
Makiyah
28
Al Qashash
88
Makiyah
29
Al 'Ankabut
69
Makiyah
30
Ar Ruum
60
Makiyah
31
Luqman
34
Makiyah
32
As Sajdah
30
Makiyah
33
Al Ahzab
73
Madaniyah
34
Saba'
54
Makiyah
35
Faathir
45
Makiyah
36
Yaa Siin
83
Makiyah
37
Ash Shaaffat
182
Makiyah
38
Shaad
88
Makiyah
39
Az Zumar
75
Makiyah
40
Al Mu'min
85
Makiyah
41
Al Fushilat
54
Makiyah
42
Asy Syuura
53
Makiyah
43
Az Zukhruf
89
Makiyah
44
Ad Dukhaan
59
Makiyah
45
Al Jaatsiyah
37
Makiyah
46
Al Ahqaaf
35
Makiyah
47
Muhammad
38
Madaniyah
48
Al Fath
29
Madaniyah
49
Al Hujuraat
18
Madaniyah
50
Qaaf
45
Makiyah
51
Adz Dzaariyaat
60
Makiyah
52
Ath Thuur
49
Makiyah
53
An Najm
62
Makiyah
54
Al Qamar
55
Makiyah
55
Ar Rahmaan
78
Makiyah
56
Al Waaqi'ah
96
Makiyah
57
Al Hadiid
29
Madaniyah
58
Al Mujaadalah
22
Makiyah
59
Al Hasyr
24
Madaniyah
60
Al mumtahanah
13
Madaniyah
61
Ash Shaff
14
Madaniyah
62
Al Jumuah
11
Madaniyah
63
Al Munafiqun
11
Madaniyah
64
Ath Taghabun
18
Madaniyah
65
Ath Thalaaq
12
Madaniyah
66
At Tahriim
12
Madaniyah
67
Al Mulk
30
Makiyah
68
Al Qalam
52
Makiyah
69
Al Haaqqah
52
Makiyah
70
Al Ma'aarij
44
Makiyah
71
Nuh
28
Makiyah
72
Al Jin
28
Makiyah
73
Al Muzammil
20
Makiyah
74
Al Muddastir
56
Makiyah
75
Al Qiyaamah
40
Makiyah
76
Al Insaan
31
Madaniyah
77
Al Mursalaat
50
Makiyah
78
An Naba'
40
Makiyah
79
An Naazi'at
46
Makiyah
80
'Abasa
42
Makiyah
81
At Takwiir
29
Makiyah
82
Al Infithar
19
Makiyah
83
Al Muthaffifin
36
Makiyah
84
Al Insyiqaq
25
Makiyah
85
Al Buruuj
22
Makiyah
86
Ath Thariq
17
Makiyah
87
Al A'laa
19
Makiyah
88
Al Ghaasyiah
26
Makiyah
89
Al Fajr
30
Makiyah
90
Al Balad
20
Makiyah
91
Asy Syams
15
Makiyah
92
Al Lail
21
Makiyah
93
Adh Dhuhaa
11
Makiyah
94
Asy Syarh
8
Makiyah
95
At Tiin
8
Makiyah
96
Al 'Alaq
19
Makiyah
97
Al Qadr
5
Makiyah
98
Al Bayyinah
8
Makiyah
99
Az Zalzalah
8
Makiyah
100
Al 'Aadiyah
11
Makiyah
101
Al Qaari'ah
11
Makiyah
102
At Takaatsur
8
Makiyah
103
Al 'Ashr
3
Makiyah
104
Al Humazah
9
Makiyah
105
Al Fiil
5
Makiyah
106
Quraisy
4
Makiyah
107
Al Maa'uun
7
Makiyah
108
Al Kautsar
3
Makiyah
109
Al Kafirun
6
Makiyah
110
An Nashr
3
Makiyah
111
Al Lahab
5
Makiyah
112
Al Ikhlash
4
Makiyah
113
Al Falaq
5
Makiyah
114
An Naas
6
Makiyah

Jumlah Ayat
             6.236
ayat.

Demikian uraian Sejarah Penghimpunan Dan Penyusuan Mushaf Al-Quran.  Semoga bermanfaat.



Sumber : 
Apa itu Al-Quran, hal 55-59, Imam As-Suyuthi, Penerbit Gema Insani Pers.
Klasifikasi ayat Al-Qur'an, Pedoman mencarai ayat, hal. 185-188, Muhammad Nuruddin Umar, Penerbit Al-Iklas surabaya.
https://www.facebook.com/notes/belajar-ilmu-ilmu-alquran-di masa nabi saw./146363578499
http:/edukasi kompasiana.com/2014/03/penetapan-urutan ayat dan surat-alquran 685408.html.

0 Response to "Sejarah Penghimpunan Dan Penyusunan Mushaf Al-Qur'an."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel